Survei membuktikan, semakin lama usia wanita melahirkan anak
pertamanya, ia menjadi semakin tua. Sejalan dengan itu, semakin banyak
juga pasangan yang sulit memiliki anak sehingga kehamilan menjadi pokok
persoalan utama dalam kehidupan rumah tangga mereka.
Begitu banyak cara dilakukan pasangan seperti ini agar bisa mendapat
momongan. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan yang tepat
agar kehamilan bisa lebih mudah terjadi. Jorge E Chavarro, MD, ScD,
asisten profesor di bidang Nutrisi dan Epidemiologi di Harvard School
of Public Health dan penulis buku The Fertility Diet, memberikan beberapa tips berikut ini.
Dapatkan asupan protein dari sumber nabati
Menurut riset Chavarro terhadap 18.000 responden, makanan yang
meningkatkan kadar insulin terlalu banyak dapat menyebabkan wanita
sulit hamil. “Tidak semua protein dicerna dengan cara yang sama.
Protein hewani memerlukan lebih banyak insulin untuk dapat dicerna,”
begitu penjelasan Chavarro. Karenanya, coba perbanyak konsumsi protein
nabati, misalnya dari bahan makanan dari kacang kedelai.
Kurangi lemak trans
Lemak jenis ini banyak ditemukan pada makanan yang diolah dengan cara
dipanggang dan digoreng. Lemak trans dapat meningkatkan kadar insulin.
Lebih baik, perbanyak konsumsi lemak tak jenuh tunggal, seperti yang
terdapat pada alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun. Jenis lemak
ini diyakini para ahli dapat menurunkan risiko ketidaksuburan.
Hindari lonjakan gula yang berlebihan
Mengonsumsi karbohidrat yang mudah dicerna, seperti roti putih,
kentang, dan gula, dapat membuat kadar gula melonjak naik sehingga
produksi insulin juga menjadi terangsang. Carolyn Dean, MD, ND, salah
satu penulis The Yeast Connection and Women’s Health, menyatakan bahwa jenis karbohidrat seperti ini juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ragi secara berlebihan.
“Hal ini dapat mengganggu kinerja hormon yang diperlukan terhadap
terjadinya kehamilan,” kata Dean. Lebih lanjut, ia menganjurkan kepada
pasangan yang sulit memiliki anak untuk mengurangi konsumsi gula dan
tepung. “Ganti bahan itu dengan karbohidrat kompleks yang lebih lambat
dicerna dan perbanyak makanan yang kaya serat,” imbuhnya lagi.