Pada saat aku duduk di kelas 4 SD aku dan nenekku pergi kerumah pamn yaitu ke Surabaya dan itu pengalaman yang tak mungkin dapat kulupakan. Dan saat itu belum ada kendaraan yang banyak seperti sekarang, dulu saya dan nenek saya harus menunggu bus yang lewat.
Saat saya dan nenek sedang menunggu bus di pinggir jalan saya melihat pengemis yang usianya sangat tua dia sedang makan sisa sampah yang ada di pinggir jalan. Saya sangat kasihan melihatnya. Akhirnya, nenek memberikan uang kepada pengemis itu.
“ Pak ini uang untuk dibelikan makanan jangan makan makanan yang ada di tempat sampah” ujar nenek.
“ Terimakasih bu, semoga kebaikan ibu dibalas oleh Allah” jawab pengemis itu.
Waktu itu aku sangat terharu melihat kebaikan nenek begitu tulus memberikan uang pada pengemis itu. Dan tak lama kemudian bus pun dating aku dan nenek segera masuk bus.
“ Nek tadi kenapa nenek memberikan uang pada pengemis itu ?” tanyaku.
“ Dalam kepercayaan kita dianjurkan untuk berbuat baik kepada sesama ?” jawab nenek.
“ Tapi nek, diakan hanya pengemis ?” tanyaku lagi.
“ Walaupun dia pengemis dia juga manusia sama seperti kita” jawab nenek dsengan tenang.
Saat itu aku belum paham apa arti kebaikan itu, karena aku belum paham ya wajarlah, karena usiaku masih belia. Saat didalam bus aku menemukan hal-hal baru yang tak pernah kulihat sebelumnya. Ternyata diluar sana masih banya orang yang tak seberuntung kita ada yang mengamen, penjual Koran, dan lain-lain. Dan lebih parahnya aku melihat anak yang seumuranku sedang mengamen dipinggir jalan, dan pada saat lampu merah.
“ Hai lagi ngamen ya ?” tanyaku
“ Iya nich !” jawabnya
“ Emang kamu gak sekolah ?” tanyaku
“ Sekolah dapat uang dari mana, unutuk biayay sehari-hari aja kurang” jawabnya
“ Aku minta maaf ya kalau bertanya seperti itu” jawabku
“ Ya ngak papa” jawabnya
Didalam pikiranku pikiranku ternyata masih banyak lagi orang yang belum beruntung. Dan itulah pengalamanku yang tak dapat mungkin terlupakan.