PROGRAM PENGGERAK MEMBANGUN DESA
TAHUN 2011-2014
PENDAHULUAN
Latar belakang
Keberhasilan pembangunan yang telah dicapai negara kita dewasa ini, khususnya dalam bidang ekonomi ditandai dengan meningkatnya pendapatan perkapita penduduk, laju pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 6,8 % pertahun dan kemampuan menekan pertambahan penduduk sekitar 2,145%. Akan tetapi pertumbuhan tersebut menimbulkan peluang dan munculnya kendala distribusi pembangunan yang belum merata hingga keseluruh pedesaan. Hasil pembangunan yang belum dinikmati oleh kelompok lapisan bawah dengan ditandai oleh banyaknya kantong kemiskinan, rendahnya kualitas pendidikan sehingga masih banyak penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan. Kondisi ini selain disebabkan oleh faktor penduduk desa yang terpuruk kelembah kemiskinan akibat dampak ketidak-merataan pendistribusian hasil-hasil pembangunan, juga oleh sikap mental penduduknya yang mengalami kemiskinan secara alamiah maupun kultural.
Kelompok penduduk miskin yang berada dimasyarakat pedesaan umumnya berprofesi sebagai petani gurem, buruh tani, peternak, nelayan, buruh dan pengangguran. Kelompok miskin ini akan menimbulkan problematika yang terus berlanjut bagi kemiskinan kultural maupun struktural bila tidak ditangani serius terutama untuk generasi berikutnya. Padahal seluruh potensi sumberdaya alam yang ada belum termanfaatkan secara optimal.
Pembangunan masyarakat merupakan tanggungjawab bersama, baik pemerintah masyarakat maupun akademisi. Lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi dituntut untuk respontif terhadap permasalahan kemiskinan dan pemberdayaan. Tridharma perguruan tinggi merupakan dasar pokok dalam pergerakan pengabdian dalam masyarakat. Kemampuan intelektual yang dimiliki oleh para sarjana perguruan tinggi diharapakan segala bentuk hasil aplikasi teknologi dapat terdistribusikan kepada masyarakat pedesaan, sehingga pemerataan hasil-hasil pembangunan dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Pembangunan masyarakat pedesaan tidak lepas dari pembentukan mental dan pribadi masyarakat itu sendiri terkait dengan lingkungan dan faktor sosial lainnya. Hal ini merupakan tantangan tersendiri dalam pemberdayaan masyarakat. Sumberdaya yang beragam dan potensi alam perlu dikembangkan melalui formulasi yang terintegrasi yang mendukung seluruh sektor pembangunan pedesaan. Keterpaduan usaha di bidang pertanian dengan usaha lain sangat diperlukan.
Berdasarkan hal diatas dalam rangka turut serta mewujudkan kepedulian terhadap masyarakat pedesaan perlu diterapakan suatu formulasi pemberdayaan masyarakat pedesaan melalui program penggerak membangun desa. Pembinaan secara efektif tentang teknologi pengeringan gabah dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat. Teknologi dan inovasi pertanian tersebut yang dimaksud adalah pada saat panen raya di musim hujan petani sangat kesulitan menjemur gabah. Mengingat, lahan untuk penjemuran sangat terbatasi sementara panen petani mencapai ribuan hektare.Sementara ini untuk menjemur gabah, petani harus berebut lahan di bahu jalan dan tanggul irigasi, karena di sekitar permukiman penduduk sudah tidak ada lahan kosong, kalau dijemur di sawah kan tidak mungkin karena becek, apalagi cuaca yang sangat tidak mendukung dalam pengeringan gabah "Bingung, Selain itu, lahan akan segera digarap untuk musim tanam kedua, Berbeda dengan musim kemarau, menurut dia, petani bisa menjemur gabah di sawah, meski harus menginap berhari-hari di sawah sambil menunggu padi kering dan menghindari terjadinya pencurian. Sejumlah petani mengakui, akibat sulitnya lahan penjemuran saat musim hujan, kini banyak petani yang menjual gabahnya sejak masih di sawah. Para petani hanya menyisakan untuk makan sehari-hari dan untuk biaya garap pada musim tanam kedua.Lagi pula, menurut mereka, harga jual gabah kering dengan harga gabah basah hanya beda tipis atau beberapa ratus rupiah. Padahal, untuk mengurusi gabah hingga kering butuh tenaga dan waktu serta biaya yang tinggi.Akibat berbagai persoalan tersebut, para petani kini berharap pemerintah bersedia menyediakan mesin pegering gabah agar petani tidak kesulitan lagi mengeringkan gabahnya saat musim hujan.
. Di dalam perkembangannya masyarakat pedesaan memerlukan perhatian dan bantuan teknis berupa modal usaha, pelatihan ketrampilan, bimbingan pendampingan dan pelaksanaan yang dapat memicu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat desa.
Tujuan, Arah, dan Sasaran Program
A. Tujuan
1. Membuka peluang bagi masyarakat desa untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan cara melalui teknologi pengeringan gabah dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat petani padi dipedesaan oleh kewirausahaan kelompok usaha bersama
2. Mewujudkan peran pemerintah dalam kepeduliannya terhadap pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat pedesaan melalui penggerak Membangun Desa.
3. Menciptakan dan mengembangkan pola pemberdayaan masyarakat yang ideal dan dapat diterapkan dalam kontek pembangunan nasional.
4. Menciptakan dan mengembangkan pola pertanian modern dalam menciptakan swasembada beras.
5. Meningkatkan produktivitas hasil pertanian (Mesin pengering Multiple Re-circulating Type Dryer{Drying Cycle) dapat di gunakan komoditi lain, seperti polowijo dll)
- Arah Program
1. Program Penggerak Membangun Desa diarahkan untuk menggali potensi sosial ekonomi masyarakat pedesaan dan dikembangkan melalui teknologi pengeringan gabah dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat petani padi dipedesaan oleh kewirausahaan kelompok usaha bersama, Pendekatan partisipatif masyarakat diarahkan untuk memperkuat mekanisme perencanaan guna lebih mendorong terjadinya tranformasi sosial ekonomi kemasyarakatan kearah yang lebih baik.
- Sasaran program
Sasaran utama dalam pelaksanaan program Penggerak Membangun Desa ini adalah:
1. Kelompok tani, Karang taruna, dan kelompok masyarakat lainnya yang terdapat di desa pengembangan.
2. Golongan masyarakat petani prasejahtera.
3. Industri kecil yang telah tumbuh dan berkembang dilingkungan masyarakat pedesaan.
Keluaran yang Diharapkan
- Jangka pendek
1. Tingginya tingkat ketrampilan masyarakat baik secara teknis maupun manajemen.
2. Tumbuhnya jiwa kewirausahaan dan berkembangnya permodalan.
3. Terbentuknya Kelompok Usaha Bersama berbasis pertanian yang berdaya saing dan berorientasi bisnis.
4. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan
- Jangka Panjang
1. Terjalinya kerjasama yang berkesinambungan dengan pihak pemerintah
2. Tertariknya minat dan kepercayaan pihak luar untuk berinvestasi mengembangkan pertanian.
3. Berkurangnya masyarakat yang tergolong kedalam masyarakat prasejahtera.
4. Terciptanya pemberdayaan masyarakat yang ideal dan dapat diterapakan dalam konteks pembangunan swa sembada pangan secara nasional.
JUSTIFIKASI TEKNOLOGI PENGERINGAN GABAH PETANI DIPEDESAAN
Kemajuan teknologi pascapanen di Indonesia menuntut tersedianya bahan baku yang bermutu tinggi untuk industri pengolahan hasil pertanian. Produk-produk pertanian yang berbentuk butiran, seperti: jagung, padi, kacang-kacangan, kopi, dan lain-lain memerlukan perhatian yang lebih serius, terutama pada proses pengawetan. Proses pengeringan memegang peranan penting dalam pengawetan suatu bahan. Proses pengeringan juga membantu mempermudah penyimpanan produk pertanian dalam rangka pendistribusian baik dalam skala domestik maupun ekspor. Proses pengeringan butiran bertujuan untuk mengurangi kandungan airnya sampai batas-batas tertentu, agar tidak terjadi kerusakan akibat aktivitas metabolisme oleh mikroorganisme (Mohsenin, 1980).
Di Indonesia, pengeringan butiran pada umumnya masih dilakukan dengan memanfaatkan tenaga matahari. Namun, cara ini sangat tergantung pada musim, waktu pengeringan, tenaga kerja yang banyak, dan tempat yang luas. Pengeringan butiran yang berkadar air tinggi, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengeringan dalam jangka waktu lama pada suhu udara pengering yang rendah atau pengeringan dalam jangka waktu yang lebih pendek pada suhu yang lebih tinggi. Akan tetapi, jika pengeringan dilakukan terhadap suatu bahan berlangsung terlalu lama pada suhu yang rendah, maka aktivitas mikroorganisme yang berupa tumbuhnya jamur atau pembusukan menjadi sangat cepat. Sebaliknya, pengeringan yang dilakukan pada suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada komponen-komponen bahan yang dikeringkan, baik secara fisik maupun kimia. Oleh karena itu, perlu dipilih cara pengeringan yang efektif dan efisien agar tidak terjadi kerusakan pada produk-produk pertanian.
Karena padi/gabah/beras merupakan komoditas vital bagi Indonesia , Pemerintah memberlakukan regulasi harga dalam perdagangan gabah. Muncullah istilah-istilah khusus yang mengacu pada kualitas gabah sebagai referensi penentuan harganya (BULOG, 2008) :
1. Gabah Kering Panen (GKP), gabah yang mengandung kadar air lebih besar dari 18% tetapi lebih kecil atau sama dengan 25% (18%<KA<25%), hampa/kotoran lebih besar dari 6% tetapi lebih kecil atau sama dengan 10% (6%<HK<10%), butir hijau/mengapur lebih besar dari 7% tetapi lebih kecil atau sama dengan 10% (7%<HKp<10%), butir kuning/rusak maksimal 3% dan butir merah maksimal 3%.
2. Gabah Kering Simpan (GKS), adalah gabah yang mengandung kadar air lebih besar dari 14% tetapi lebih kecil atau sama dengan 18% (14%<KA<18%), kotoran/hampa lebih besar dari 3% tetapi lebih kecil atau sama dengan 6% (3%<HK<6%), butir hijau/mengapur lebih besar dari 5% tetapi lebih kecil atau sama dengan 7% (5%<HKp<7%), butir kuning/rusak maksimal 3% dan butir merah maksimal 3%.
3. Gabah Kering Giling (GKG), adalah gabah yang mengandung kadar air maksimal 14%, kotoran/hampa maksimal 3%, butir hijau/mengapur maksimal 5%, butir kuning/rusak maksimal 3% dan butir merah maksimal 3%.
Proses pengeringan hasil-hasil pertanian yang dilakukan oleh para petani di Indonesia , masih memanfaatkan tenaga matahari sebagai tenaga pengeringnya. Namun, pada saat musim hujan tiba, mereka mengalami kesulitan dalam mengeringkan hasil pertanian mereka karena tidak ada cahaya matahari yang mempunyai intensitas yang cukup sebagai sumber panas. Bila hasil-hasil pertanian tersebut tidak berhasil dikeringkan sampai kandungan air tertentu, maka hasil-hasil pertanian tersebut akan berkecambah atau bahkan membusuk karena aktivitas metabolisme oleh mikroorganisme. Tentu saja, hal ini akan mengurangi mutu hasil pertanian mereka. Sekam padi merupakan produk samping yang tidak diinginkan pada sistem produksi padi. Semakin banyak hasil panen padi, maka semakin banyak juga limbah sekam padi yang dihasilkan. Apabila sekam padi tidak dimanfaatkan, maka sekam padi dapat mengganggu estetika pemandangan (biasanya ditimbun dan menggunung di tepi jalan / halaman) dan juga mengganggu keseimbangan lingkungan karena sukar diuraikan oleh mikroorganisme. Padahal, sekam padi merupakan suatu limbah pertanian yang mempunyai nilai kalor yang cukup tinggi sebagai bahan bakar.
Sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut, maka perlu dilakukan suatu alat pengering yang dapat membantu para petani dalam mengeringkan hasil pertanian, khususnya gabah. Alat pengering yang akan dikaji karakteristik pengeringannya adalah alat pengering kabinet (tray dryer) yang menggunakan udara panas hasil pembakaran sekam padi sebagai media pengering. Alat tersebut, diharapkan dapat mengeringkan hasil pertanian dengan tingkat kekeringan (kandungan air) pada bahan yang merata. Selain itu, penggunaan alat pengering tersebut juga diharapkan dapat mengurangi dampak negatif limbah sekam padi bagi kelestarian lingkungan sekitar. (Pakpahan, 2006).
Peningkatan Produktivitas Gabah Dengan Teknologi Terpadu
Menilik pentingnya peranan padi dalam meningkatkan penghasilkan masyarakat, maka sudah selayaknya jika peningkatan penanganan pascapanen tersebut diupayakan. Peningkatan dapat diusahakan dengan memanfaatkan perusahaan yang tersedia sehingga tidak menambah pengeluaran biaya, tetapi dapat menambah penghasilan. Sistem usaha tani tersebut dengan memadukan pertanian padi sawah dengan mengelola teknologi pengeringan gabah
Dalam usaha ini antar komunitas harus saling memberikan keutungan secara langsung, masyarakat petani padi menghasilkan gabah kering langsung melalui teknologi pengeringan gabah untuk menjadi beras/pangan bagi masyarakat, sedangkan pengeringan padi dikelola oleh kewirausahaan kelompok tani yang mengelolanya. Keuntungan lain adalah mengurangi tenaga petani dan mempertahankan pendapatan produktivitas gabah melalui penggunaan teknologi pengeringan gabah, dan yang terpenting adalah penggoptimalan penggunaan teknologi pengeringan gabah ini dapat merambah ke daerah lain.
Kelompok Usaha Bersama (KUB)
Kelompok Usaha bersama merupakan sistem usaha yang ditekankan pada prinsip kebersamaan, gotong-royong, dan konsolidasi manajemen pengelolaan. Pemberdayan masyarakat desa dalam kelompok usaha Bersama dapat dilaksanakan dengan atau lembaga-lembaga masyarakat yang sudah ada seperti karang taruna, kelompok tani, pesantren, kelompok pengajian, dan pokmas-pokmas lainnnya. Usaha lain dilaksanakan dengan pembentukan usaha bersama Kelompok Usaha Bersama (KUB) sesuai kebutuhan masyarakat.
Dalam pelaksanaannya kelompok usaha bersama yang terbentuk maupun yang dikembangkan bertanggungjawab atas usaha yang dilakukan, seperti penyediaan sarana, bahan baku, pengolahan hasil, pemasaran dan lain-lain sehingga terintegrasi dari hulu sampai hilir. Pengelolaan KUB dilaksanakan dengan koordinasi tingkat desa sebagai KUB inti yang membawahi KUB tingkat kelompok masyarakat.
METODOLOGI PELAKSANAAN PROGRAM
Pendekatan Program
Program Penggerak Membangun Desa merupakan wujud nyata pengabdian pemerintah kepada masyarakat melalui teknologi pengeringan gabah dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat petani padi dipedesaan oleh kewirausahaan kelompok usaha bersama. Dalam pelaksanaannya ditekankan semangat kebersamaanya yang kuat untuk maju dalam menanggulangi kemiskinan, menumbuhkan kesempatan untuk berpartisipasi seluas-luasnya dalam pembangunan kepada seluruh lapisan masyarakat desa terutama golongan ekonomi lemah.
Beberapa pendekatan yang diterapkan dalam pelaksanaan program ini adalah:
1. Kegotong-royongan yaitu menumbuhkan kebersamaan yang kuat guna membantu yang lemah sehingga tercipta kesejahteraan yangn merata.
2. Keswadayaan yaitu menitik beratkan pada usaha mandiri.
3. Partisipatif yaitu melibatkan warga masyarakat khususnya kelompok sasaran dalam pengambilan keputusan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemanfaatan hasil sesuai dengan nilai-nilai dan kebutuhan yang berkembang dimasyarakat itu sendiri.
Tahapan Penerapan Program
Penetapan program diharapakan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Oleh karena itu perlu disusun langkah-langkah yang sistematis dalam pelaksanaannya. Berikut tahapan yang akan dilaksanakan:
- Tahapan Persiapan Pengkajian
Dilakukan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi dimasyarakat yang sesungguhnya terjadi dimasyarakat. Tahapan ini meliputi:
x Kunjungan persiapan dan pengakraban: kunjungan awal ke lokasi desa pengembangan melalui metode survey dan sosialisasi awal kepada pemerintah desa setempat.
x Pengkajian data sekunder desa: proses diagnosa awal terhadap data sekunder yang bersumber dari data awal profil desa.
- Tahapan Pelaksanaan Pengkajian
Analisa data base dan profil masyarakat: bertujuan untuk memperoleh informasi yang terkait dengan:
a. Kondisi sosio demografis
b. Kondisi sosio ekonomi
c. Kondisi sosio budaya masyarakat
Data yang dianalisis bersumber dari data sekunder desa dan data primer desa yang dikumpulkan melalui angket kepada sejumlah masyarakat, observasi dan wawancara tentang sejarah desa dengan tokoh masyarakat.
Pemetaan masalah, potensi dan sumber-sumber sosial:
Dilakukan sebagai dasar penyusunan rencana gerakan pemberdayaan. Pemetaan masalah potensi dan sumber-sumber sosial dilakukan dengan teknik-teknik berikut:
a. Teknik Pembuatan Peta Desa
Untuk memetakan maslah potensi/sumberdaya dan masalah sosial ekonomi masyarakat secara umum, misal bidang pertanian, kehutanan, kerajinan dan UKM dan lain-lain
b. Teknik Penyusunan Kalender Musim
Untuk mengkaji potensi/ sumberdaya dan masalah sosial ekonomi masyarakat secara mendalam berdasarkan potensi/sumberdaya dan masalah yang ditemukan dalam teknik peta desa.
c. Teknik Pembuatan Bagan Urutan (matrik rangking)
Untuk mengkaji potensi sumberdaya dan masalah sosial secara lebih mendalam berdasarkan potensi sumberdaya dan masalah yang ditemukan dalam teknik kalender musim.
d. Teknik Pembuatan Bagan Alur
Untuk mengkaji potensi/sumberdaya dan masalah sosial ekonomi secara lebih mendalam berdasarkan potensi/ sumberdaya dan masalah yangn ditemukan dalam teknik pembuatan bagan urutan ( matrik rangking).
- Tahapan Penyusunan Gerakan Pemberdayaan
Penyususnan gerakan pemberdayaan berdasarkan dilakukan dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam wujud musyawarah. Rencana yang disusun didasarkan pada hasil pemetaan masalah, potensi dan sumber-sumbersosial yang telah dikaji sebelumnya.
- Tahapan Pelaksanaan Gerakan Pemberdayaan
a. Pembentukan dan Pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUB)
Kelompok dapat dipandang sebagai wadah kebersamaan dalam mengelola kegiatan sosial ekonomi. Dalam melaksanakan prinsip kebersamaan, setiap anggota ikut bertanggungjawab, saling memepercayai dan saling melayani. Melalui kebersamaan diharapakan terbuka dana untuk menghimpun dana dari anggota dikelola dan dimanfaatkan dalam wujud usaha bersama.
Pembentukan dan pengembangan kelompok dilakukan melalui musyawarah desa/dusun/lingkungan RT/RW. Pertimbangan dasar dalam pembentukan kelompok:
x Berdasarkan pada kebutuhan, potensi dan masalah sosial
x Kelompok yang sudah ada seperti kelompok tani, karang taruna, kelompok pengajian.
b. Pembinaan kemampuan teknis dalam teknologi pengeringan gabah dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat petani padi dipedesaan oleh kewirausahaan kelompok usaha bersama secara terpadu.
Sesuai dengan tujuan, arahan, dan sasaran program lingkup pembinaan meliputi peningkatan kualitas sumberdaya manusia, peningkatan kemampuan pengelolaan usaha bersama dan peningkatan kemampuan usaha. Untuk memcapai tujuan tersebut cara yang ditempuh adalah melakukan komunikasi yang intensif, efektif dan persuasif dengan sasaran pembinaan.
Teknik penyuluhan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan teknis yang meliputi materi berikut:
1. Pengelolaan sistem teknologi pengeringan gabah dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat petani padi dipedesaan oleh kewirausahaan kelompok usaha bersama secara terpadu.
2. Budidaya padi sawah maupun biji pangan lain.
3. Manajemen Usaha.
4. Pembinaan dan penyelesaian masalah sosial.
- Monitoring dan Evaluasi
Dilakukan untuk mengetahui perkembangan program dilapangan, melalui pemantauan secara periodik. Hal ini dijadikan dasar untuk mengevaluasi kesesuaian antara pelaksanaan program dan tujuan program.
Evaluasi dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut:
1. Perkembangan pengelolaan sistem teknologi pengeringan gabah dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat petani padi dipedesaan oleh kewirausahaan kelompok usaha bersama secara tepadu.
2. Penyerapan dana yaitu perbandingan antara jumlah pengeluaran dan alokasi dana dalam pemnberdayaan permodalan
3. Perkembangan Kelompok usaha Bersama ( KUB)
4. Hambatan dan permasalahan yang timbul serta cara penangananya, sejak tahap persiapan perencanaan sampai pelaksanaan program.
Beberapa indikator keberhasilan pelaksanaan program Penggerak Membangun Desa yang dipakai antara lain:
1. Efektifitas dan efisien dalam pengelolaan teknologi pengeringan gabah dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat petani padi dipedesaan oleh kewirausahaan kelompok usaha bersama sehingga menghasilkan multiple effect terhadap pembangunan ekonomi pedesaan.
2. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB)
3. Meningkatkan kemandirian kelompok usaha bersama yang ditandai dengan semakin berkembangnya usaha produktif, kuatnya permodalan, rapinya sistem administrasi KUB, dan semakin luasnya interaksi kelompok dengan pihak luar.
Pengembangan dan Kelestarian Program
Keberlangsungan program Penggerak Membangun Desa diharapkan berkesi-nambungan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan secara berkelanjutan. Pengembangan dan kelestarian program dilakukan melalui keberlanjutan usaha KUB dengan pengelolaan mandiri, terjalinnya dengan pihak pasar, serta tumbuhnya KUB-KUB baru dengan komunitas usaha yang beragam.
Kerjasama
Dukungan dari pihak lain sangat diperlukan dalam kelancaran dan keberhasilan program Sarjana Membangun Desa. Oleh karena itu kerjasama dengan pihak luar adalah hal yang harus dilakukan. Adapun pihak-pihak yang direncanakan antara lain adalah:
1. Pemerintah Daerah Kabupaten
2. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Brawijaya (LPPM UB)
3. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Koperasi
4. Media Massa (RRI, Koran, Majalah TROBOS, Majalah Trubus dan Majalah Agribisnis Lainnya).
5. Lembaga Penguatan Modal (Perbankan, PT Pemodalan Nasional Madani, maupun Investor).
Matrik skedul pelaksanaan terlampir ( Lampiran 1)
RENCANA ALOKASI PELAKSANAAN
Waktu yang direncanakan dalam pelaksanaan program Penggerak Membangun Desa ini adalah 3 tahun, yaitu mulai Maret 2011- Maret 2014. Hal ini didasarkan pada periode produksi komoditas usaha tani yang dikembangkan dan tahapan-tahapan pelaksanaan.
Berikut rencana alokasi waktu pelaksanaan program Penggerak Membangun Desa:
No
|
Uraian
|
Waktu yang Dibutuhkan
|
Periode Waktu
|
1
|
Tahapan persiapan Pengkajian
|
2 Minggu
|
Maret-2011
|
2
|
Tahap Pelaksanaan Pengkajian
|
6 Minggu
|
Maret- April 2011
|
3
|
Tahap Penyusunan Rencana Gerakan pemberdayaan
|
4 Minggu
|
Mei-2011
|
4
|
Tahap Pelaksanaan Gerakan Pemberdayaan
|
33 bulan
|
Juni 07- Februari 2014
|
5
|
Monitoring
| ||
6
|
Evaluasi
|
Periodik tiap 3 Bulan
| |
7
|
Pelaporan
|
Periodik tiap 4 Bulan
|
RENCANA ALOKASI ANGGARAN
No
|
Uraian/Aktivitas
|
Unit
|
Rp/ Unit
|
Total Rp
|
A
|
Pemetaan masalah, Potensi dan sumberdaya sosial
| |||
Pengolahan data
|
1 paket
|
100.000
|
100.000
| |
Pembuatan peta potensi desa
|
1 paket
|
30.000
|
30.000
| |
Pembuatan peta sumber daya sosial
|
1 paket
|
30.000
|
30.000
| |
Sub total
|
160.000
| |||
B
|
Penyusunan Rencana Gerakan Pemberdayaan
| |||
Pelaksanaan musyawarah tingkat desa
|
1 paket
|
150.000
|
150.000
| |
Sosialisasi rencana gerakan pemberdayaan
|
1 Paket
|
50.000
|
50.000
| |
Sub total
|
200.000
| |||
C
|
Pelaksanaan Gerakan Pemberdayaan
| |||
Pemberdayaan aspek sosial dan lingkungan
|
1 paket
|
300.000
|
300.000
| |
Pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB)
|
1 kelompok
|
500.000
|
500.000
| |
Pembinaan dan penyuluhan sistem
|
11 paket
|
100.000
|
1.100.000
| |
Panduan teknis sistem integrasi
|
25 eksemplar
|
6.000
|
150.000
| |
Pemberdayaan Modal KUB
|
1 kelompok
|
250.000.000
|
250.000.000
| |
Pertemuan General KUB
|
4 kali
|
300.000
|
1.200.000
| |
Pengaktaan KUB
|
5 kelompok
|
500.000
|
2.500.000
| |
Sub total
|
255.750.000
| |||
D
|
Kebutuhan Pelaporan
| |||
Komputer, printer, internet
|
1 paket
|
10.000.000
|
10.000.000
| |
Dokumentasi pelaporan/ photo kegiatan
|
1 paket
|
1.500.000
|
1.500.000
| |
Transportasi
|
36 bulan
|
100.000
|
3.600.000
| |
Arsip
|
1 paket
|
300.000
|
300.000
| |
ATK
|
1 paket
|
300.000
|
300.000
| |
Laporan
|
1 paket
|
300.000
|
300.000
| |
Perbanyakan Laporan
|
8 paket
|
500.000
|
4.000.000
| |
Publikasi dan sosialisasi hasil
|
1 paket
|
1.000.000
|
1.000.000
| |
Sub total
|
21.000.000
| |||
E
|
Honorarium
| |||
Pendamping program
|
36 Bulan
|
1.750.000
|
63.000.000
| |
Komunikasi
|
36 Bulan
|
150.000
|
5.400.000
| |
Sub total
|
68.400.000
| |||
Grand Total
|
345.510.000
|
PENUTUPAN
Demikian proposal program Penggerak Membangun Desa ini disusun dan diajukan. Besar harapan saya untuk ikut melakukan pengabdian terhadap masyarakat, sekaligus mengaplikasikan ilmu yang saya peroleh selama kuliah. Semoga apa yang menjadi tujuan dan harapan dapat tercapai.
Pemberdayaan Modal KUB 1 kelompok terlampir ( Lampiran 2).
PROPOSAL BANTUAN SOSIAL MENTERI PERTANIAN 2011
TEKNOLOGI PENGERINGAN GABAH DALAM PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PETANI PADI DIPEDESAAN OLEH KEWIRAUSAHAAN KELOMPOK USAHA BERSAMA
1
|
Kelompok Sasaran
Nama kelompok
Alamat
|
: Kel. Tani UB. Hydro Barokah
: Desa Sraturejo Kec. Baureno
Kabupaten Bojonegoro
|
2
|
Ketua Pelaksana Kegiatan
Nama
Kedudukan
Alamat
|
: Agung Yatmoko,SH
: Ketua
: Desa Sraturejo Kec. Baureno
Kabupaten Bojonegoro
|
3
|
Sekretaris
|
: Salamun Alim
|
4
|
Bendahara
|
: Wadji
|
5
|
Biaya
|
: Rp 345.510.000
|
6
|
Jangka waktu pelaksanaan
|
: 36 bulan
|
Bojonegoro, 11 Februari 2011
Desa Sarturejo
Kecamatan Baureno
Drs Sholikin Hadi
Kepala Desa
|
Kelompok Tani UB. Hydro Barokah
Ds Sraturejo
Agung Yatmoko,SH
Ketua
|
Mengetahui,
Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten Bojonegoro
Ir Subekti MMA
NIP.19620713198803 1 013
PROFIL KELOMPOK TANI
Nama kelompok tani : UB.Hydro Barokah
Ketua : Agung Yatmoko
Tahun berdiri : 23 November 2009
Jumlah anggota : 11 orang
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK
No
|
Nama
|
Jabatan
|
Alamat
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
|
Abdul Kamit
Suyanto
Masduri
Suwarno
Sumono
Hambali
Sukir
Sumijan
Sutopo
Suwoto
Ali muksin
|
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
|
Sraturejo
Sraturejo
Sraturejo
Sraturejo
Sraturejo
Sraturejo
Sraturejo
Sraturejo
Sraturejo
Sraturejo
Sraturejo
|
Lapiran 3.
Angket Data Base dan Profil Masyarakat
1. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Mata pencaharian :
Utama
i. Petani/peternak
ii. Buruh tani
iii. Lainnya.........................................................
Tambahan
i. Buruh
ii. Tukang/pengrajin
iii. Pegawai/pensiunan
iv. Pedagang
v. Lainnya..........................................................
Pendapatan perbulan :
Penggunaan waktu :
Siang
06.00-12.00...................................................
12.00-15.00..................................................
15.00-18.00..................................................
Malam
18.00-22.00..................................................
22.00-06.00..................................................
Anggota keluarga :
Nama
|
Kriteria
| |||
Status
|
Umur
|
Pendidikan
|
Keterangan
| |
Catatan tambahan :
........................................................................................................................
2. PENGUSAHAAN LAHAN PERTANIAN
Luas lahan yang dimiliki :
Diusahakan sendiri :
Diusahakan orang lain :
Penggunaan lahan :
Kriteria
|
Luas (Ha)
|
Keterangan
|
Sawah irigasi
| ||
Sawah tegalan
| ||
Tegalan
| ||
Pekarangan
| ||
Kebun
| ||
Lainnya
|
Penggunaan lahan :
Musim hujan
Musim kemarau
Catatan tambahan
3. POTENSI USAHA DISEKTOR PETERNAKAN
Jenis Ternak
Kriteria
|
Jumlah
|
Keterangan
|
Sapi potong
| ||
Itik
| ||
Ayam Kampung
| ||
Domba
| ||
Kambing
| ||
Lainnya
|
Ternak yang dipelihara adalah:
I. Milik sendiri
II. Milik orang lain
III. Bantuan pemerintah
IV. Lainnya
Pengelolaan Pasca Panen
Pemasaran
Diolah
Lainnya.......................................................................................
Catatan tambahan:
.....................................................................................................................
4. POTENSI USAHA LAIN (NON PERTANIAN)
Jenis Usaha :
I. Pribadi
II. Kelompok
III. Lainnya
Komoditas yang diusahakan....................................................................
Lokasi Usaha...........................................................................................
Pemasaran...............................................................................................
Lama usaha.............................................................................................
Kerjasama usaha dengan pihak lain
Catatan tambahan:
................................................................................................................
5. PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN
Bagaimana penilaian terhadap pembangunan didesa responden?
a. Baik
b. Cukup
c. Kurang
Sarana dan prasarana yang dinilai tidak layak atau tidak memadai?
a. Jalan desa anngkutan umum
b. Angkutan umum
c. Balai desa
d. Irigasi/pengairan
e. Telp umum
f. Lainnya...........................................................................................
Program-program pembanguanan apa saja yang telah dilaksanakan:
a. Program pemerintah
b. Swadaya Masyarakat
c. Pihak lain
Keinginan terlibat dalam proses pembangunan
a. Tahap perencanan
b. Tahap pelaksanaan
c. Tahap evaluasi
d. Lainnya..........................................................................................
Masalah sosial apa yang selalu muncul dilingkungan responden
..............................................................................................................
..............................................................................................................
Catan tambahan:
..............................................................................................................
.............................................................................................................
6. MINAT TERHADAP PENGEMBANGAN DESA MELALUI PROGRAM SARJANA MEMBANGUN DESA
Tanggapan responden, jika dilaksanakan program baru dalam pembangunan didesanya
a. Setuju
b. Biasa saja
c. Tidak setuju
d. Lainya.............................
Program apa yang diharapkan
.............................................................................................................
.............................................................................................................
Setelah dijelaskan tentang program Sarjana membangun Desa, bagaimana tanggapan responden?
a. Tertarik
b. Biasa saja
c. Acuh
d. Lainnya..........................................
Catatan tambahan
.............................................................................................................
............................................................................................................
7. LAPORAN PEWAWANCARA
a. Kesan responden
Sikap dan sifat responden
...........................................................................................
Siapa yang hadir
..........................................................................................
Pengaruh orang ketiga
............................................................................................
b. Masalah daftar pertanyaan
Sukar dijawab
............................................................................................
Sukar disampaikan
............................................................................................
Jawaban tidak meyakinkan
............................................................................................
c. Catatan
..................................................................................................
Responden
|
Pewawancara
|
(.............................................................)
|
(.....................................................)
|
Lampiran 4.
FORMULIR ISIAN PEMETAAN MASALAH
Formulir 1. Daftar masalah dan potensi dari Sketsa Desa
No
|
Masalah
|
Potensi
|
Formulir 2. Daftar masalah dan potensi dari Kalender Musim
No
|
Masalah
|
Potensi
|
Formulir 3 Daftar masalah dan potensi dari Bagan Kelembagaan
(
#
No
|
Masalah
|
Potensi
|
Formulir 4. Pengelompokan masalah
`rdrl/ne `
No
|
Masalah
|
Potensi
|
`
|
Formulir 5. Penentuan peringkat masalah
No
|
Masalah
|
Dirasakan Banyak Orang
|
Sangat parah
|
Menghambat peningkatan pendapatan
|
Sering terjadi
|
Tersedia potensi pemecahan
|
Urutan peringkat
|
Formulir 6. Pengkajian tindakan Pemecahan Masalah
Lampiran 5.
FORMULIR MONITORING DAN PENILAIAN
PELAKSANAAN PROGRAM
Desa Pengembangan :
Kecamatan :
Hari/tanggal :
!1__19rdrnone_w20 `_clbrdrl)
No
|
Jenis kegiatan
|
Pelaksanaan
|
Target Rencana
|
Pencapaian Target Tindakan
|
Penilaian (%)
|
Alasan (Melebihi/ Tidak tercapai target)
|
Saran pemecahan
|
Komentar
| |
Keterangan:
+++ tinggi (melebihi target)
++ Baik sesuai dengan target
+ Kurang
Lampiran 6.
FORMULIR LAPORAN PER KEGIATAN