Ceramah Ramadhan 2012
Alhamdulillah,
kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah meringankan hati kita dan
memudahkan langkah kita bertemu dalam majelis ini. Semoga keselamatan
dan kedamaian tercurah kepada nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat
yang mulia, serta penerus risalahnya hingga hari akhir nanti.
Kaum muslimin yang berbahagia ...
Sesungguhnya
setiap ibadah mempunyai dua potensi yang selalu beriringan satu sama
lainnya. Satu sisi sebuah ibadah mungkin akan menjadi ladang pahala kita
yang akan kita panen di kampung akhirat nanti. Tapi sisi lain, jika
kita tidak memenuhi syarat, adab dan rukunnya bisa jadi sebuah ibadah
justru menjadi fitnah bagi kita di hari akhir nanti. Naudzu billah min
dzalika ...
Contoh
yang paling jelas dalam masalah ini terdapat dalam sebuah ayat yang
sudah sama-sama kita hafal bersama, dalam surat al-Maun disebutkan
ancaman Allah SWT kepada orang-orang yang shalat. Allah berfirman dalam
kitabnya yang mulia :
- “ Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya” (QS Al Maun 3)
Ayat
di atas begitu lugas mengingatkan pada kita bahwa sholat bisa menjadi
fitnah dan ancaman di akhirat nanti saat kita menjalankan tidak sesuai
aturannya.
Kaum muslimin yang berbahagia ...
Lalu
bagaimana dengan ibadah puasa Ramadhan kita ? Apakah ada ancaman
tentang puasa yang kita jalankan ? Sungguh setidaknya ada dua dalil yang
juga mengingatkan kita dengan gamblang tentang bahayanya orang berpuasa
jika tidak memenuhi adab dan aturannya. Dalil pertama, Rasulullah SAW
telah memberikan prediksi bagaimana banyak orang yang berpuasa tanpa
hasil apapun keculai hanya lapar dahaga. Beliau bersabda dari lisannya
yang mulia :
===
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوعُ ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلاَّ السَّهَرُ.
“
Betapa Banyak Orang berpuasa tapi tidak mendapat (pahala) apa-apa dari
puasanya kecuali hanya lapar, dan betapa banyak orang yang sholat malam
(tarawih) tapi tidak mendapatkan apa-apa selain begadang saja” (HR
An-NAsai)
===
Dalil
di atas seharusnya menjadi warning atau peringatan dini bagi kita dalam
meniti hari-hari Ramadhan kita, agar tidak termasuk golongan yang
celaka dalam arti berpuasa tanpa pahala. Peringatan berikutnya adalah
dalam lafadz doa Jibril alaihissalam, dimana ia mendoakan keburukan
kepada mereka yang mendapati Ramadhan tapi tidak mendapat ampunan dari
Allah SWT. Diriwayatkan dalam hadits yang panjang :
- “Dari Abu Hurairah: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hambar yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin” (HR Ibnu Khuzaimah dishahihkan oleh Albani )
Naudzu
billah tsumma naudzu billah ... ibaratnya dalam pepatah bahasa kita,
sudah jatuh tertimpa tangga. Tidak mendapatkan ampunan dalam ramadhan
sudah merupakan musibah luar biasa, belum lagi ditambah doa laknat dati
Jibril alaihissalam yang diaminkan oleh Rasulullah SAW yang mulia ..!.
Semoga kita tidak termasuk dalam dua golongan yang disebutkan dalam dua
hadits yang saya sebutkan di atas.
Kaum muslimin yang berbahagia ..
Rasanya
menjadi penting bagi kita untuk mengetahui mengapa orang yang berpuasa
bisa mendapat kecelakaan yang sedemikian buruk semacam itu. Setidaknya
ada empat kesalahan orang berpuasa yang bisa menjerumuskan mereka dalam
dosa dan kehinaan, mari bersama merenungkannya.
Rasulullah
SAW bersabda dalam hadits yang sudah sangat populer di telinga kita :
Innamal a’maalu binniyaaat. Yaitu : Sesungguhnya setiap amal bergantung
pada niatnya ....( HR Muttafaqi Alaih). Maka berpuasa tanpa keikhlasan
ibaratnya surat perjanjian tanpa stempel dan materai, menjadi tidak
berlaku dan sia sia begitu saja. Pertanyaannya adalah, puasa semestinya
melatih orang untuk ikhlas, karena ia merupakan ibadah antara seorang
hamba dan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda :
Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW bersabda:
- “Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya, (H.R. Bukhari).
Tapi
sungguh sayang sekali, ternyata masih ada yang ternoda keikhlasannya
dalam berpuasa karena godaan riya, harta maupun kecenderungan diri
pribadi. Puasa diliputi riya, karena ingin dianggap, dihargai dan dipuji
orang lain sebagai orang yang berpuasa. Bisa jadi karena ewuh pakewuh
dengan mertua, atau takut dengan pimpinan di kantor, atau mungkin ingin
eksis di tengah rekan sejawat. Semua itu sungguh meluruhkan pahala puasa
yang mulia. Ada pula orang yang berpuasa karena mengincar harta,
mungkin saja ini lebih banyak terjadi pada anak-anak kita yang
mengidamkan hadiah dari para orangtua saat lebaran nanti, karena mampu
menyelesaikan puasa dengan sempurna. Selain itu, ada juga yang berpuasa
dengan bersemangat, bukan karena kewajiban semata tetapi juga karena
keinginan pribadi untuk diet dan menurunkan berat badan. Sungguh ini
semua jika tidak dihapus dalam hati, akan mengotori keikhlasan puasa
kita, dan kita terjerumus dalam golongan mereka yang berpuasa tanpa
pahala.
Kaum muslimin yang berbahagia ..
Yang
kedua adalah mereka yang berpuasa tanpa ilmu. Tidak mengetahui mana
yang membatalkan dan mana yang tidak. Maka mereka menjalani puasa tanpa
aturan, atau memahami tidak dengan sepenuhnya benar. Akibatnya, puasa
mereka menjadi begitu rapuh dan tanpa makna. Menyangka telah melakukan
hal yang benar padahal sejatinya salah. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW
bersabda :
- “seorang faqih (ahli ilmu agama) lebih ditakuti syetan dari pada seribu ahli ibadah (tanpa ilmu) “. (HR Ibnu Majah).
Maka
marilah meningkatkan kualitas ibadah puasa kita dengan memahami
sepenuhnya hukum-hukum seputarnya. Mari terus membaca, mengkaji dan
bertanya, agar bisa menjalankan seluruh rangkaian ibadahnya dengan
keyakinan yang nyaris sempurna.
Kaum muslimin yang berbahagia ..
Golongan
orang berpuasa yang celaka ketiga adalah mereka yang berpuasa hanya
dari makan minum dan berhubungan badan semata, dan merasa bahwa dengan
itu mereka sudah memenuhi semua ketentuan dan tuntutan puasa.
Barangkali kita perlu mengingat lebih dalam himbauan rasulullah SAW
berkaitan dalam masalah ini :
===
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barang
siapa yang tidak meninggalkan berkata dusta dan beramal kedustaan, maka
Allah SWT tidak membutuhkan dia meninggalkan makan dan minumnya” (HR
Bukhori).
===
Mereka
dalam masalah ini berpuasa tetapi tidak mampu menundukkan nafsu dan
emosinya. Maka mereka menodai siang hari ramadhan dengan lisan yang tak
terjaga dari ghibah, marah dan berkata dusta, atau anggota badan yang
tidak terjaga dari dosa dan kemaksiatan.
Kaum muslimin yang berbahagia ..
Yang
keempat adalah mereka yang menjalankan ibadah puasa dengan penuh
kemalasan, dalam arti tidak menyadari kemuliaan bulan Ramadhan yang
bertaburan berkah. Mereka tidak menyadari dan memahami bahwa Ramadhan
bukan hanya bulan puasa saja, tetapi lebih dari itu ia adalah bulan
musim kebaikan yang disyariatkan banyak amal kebaikan. Rasulullah SAW
bersabda tentang bulan mulia ini :
- “(Bulan dimana) dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, syetan-syetan dibelenggu. Dan berserulah malaikat : wahai pencari kebaikan, sambutlah. Wahai pencari kejahatan, berhentilah” (demikian) sampai berakhirnya ramadhan ( HR Ahmad)
Golongan
ini berpuasa tetapi tidak menjalankan tarawih, tilawah dan tadarus.
Tidak pula berusaha untuk bersedakah, memberi berbuka pada orang yang
berpuasa. Atau tidak pula menyempatkan diri untuk i’tikaf dan amal
kebaikan secara umum. Mereka hanya berpuasa dan menjadikan puasa sebagai
alasan untuk bermalas-malasan di siang hari, lalu makan pestapora di
malam hari.
Akhirnya,
semoga kita terhindar dari peringatan Rasulullah SAW tentang mereka
yang berpuasa tapi sia-sia dalam pahalan dan keutamannya. Semoga Allah
SWT menjaga kita agar tidak terjerumus dalam empat golongan mereka yang
berpuasa tapi celaka. Wallahu a’lam bisshowab.
Demikialan
contoh ceramah ramadhan terbaru 2012, semoga artikel ini tentunya dapat
memberikan manfaat dan ispirasi bagi yang membutuhkan.[am]