Tak
perlu di pungkiri lagi bahwa kepercayaan animisme dan dinamisme di
indonesia ini masih melekat kuat di masyarakat yang condong kepada hal
hal mistis, sebut saja jenglot sebagai salah satu dari benda benda yang
dianggap mistis. "benda" berwujud seperti manusia utuh atau setengah
manusia setengah hewan ini di percaya hidup dengan berbagai asal usul
ceritanya. Tetapi apakah memang benda berukur belasan centimeter itu
benar benar hidup?

bagi para pembaca indonesia pastinya telah mengetahui jenglot.
Secara garis besar jenglot berbentuk manusia lengkap dengan 2 tangan
dan kaki, ada juga beberapa bagian bawah tubuhnya seperti hewan. Jenglot
juga kerap berornamenkan rambut panjang, kuku panjang dan taring yang
panjang. Dan pernyataan yang paling mengejutkan dari pemilik jenglot
menyatakan jenglot adalah mahkluk yang hidup. Sebenarnya beberapa tahun
silam telah ada penelitian terhadap jenglot oleh FKUI-RSCM.
langsung saja, berikut adalah beberapa poin yang dapat meruntuhkan anggapan bahwa jenglot adalah mahkluk hidup:
Poin Pertama: Jenglot mempunyai DNA manusia tetapi tidak memiliki tulang
Test
rontgen dan tes DNA dari dokter Djaja Surya Atmaja, pakar DNA forensik
UI memang menyatakan DNA itu adalah DNA manusia, bukan dari primata atau
yang lainnya. Tentu saja hasil penelitian dari sang ahli dapat
digolongkan sebagai bukti kuat.
Tetapi
hasil rontgen ini juga tidak menunjukkan adanya tulang, jantung, paru
paru atau bagian organ dalam manusia lainnya, tanpa organ organ ini
jelas terlihat bahwa jenglot tidak sama dengan manusia.
Saya
mengatakan itu adalah boneka, mengapa demikian? Karena pada dasarnya
membuat boneka berbentuk manusia tanppa menggunakan rangka adalah dibuat
dengan ukuran kecil, jika terlalu besar tentu saja akan runtuh karena
tak ada tulangnya. Tapi bila kecil cukup ditopang saja dengan sebuah
penyangga kecil, ini menjelaskan penyangga yang terlihat dari hasil uji
rontgen. Lalu bagaimana caranya mendapatkan daging dan kulitnya, daging
manusia tentu saja didapatkan dari manusia itu sendiri.
Pada
kenyataan di jaman dahulu telah banyak penggunaan metode seperti ini
dalam membuat mumi, salah satu contohnya dari mesir yang dikenal dengan
sebutan "fake mummy", bukti lain adalah bentuk jenglot yang tidak dapat
sama dengan detail tubuh manusia, hanya menyerupai saja, dan ini terjadi
pada semua jenglot. Mengapa? Karena sulit sekali membuat struktur tubuh
manusia, seperti halnya menggambar, yang paling susah adalah menggambar
manusia tentu saja, karena tidak ada rangka membuatnya susah untuk
menjaga konsistensi bentuk, apalagi dalam jangka waktu yang lama.

Salah
satu masalah lagi adanya klaim dari universitas sains malaysia kalau
rambut dari jenglot itu tumbuh memanjang, itu sebenarnya adalah ilusi
optik. Seperti pada orang yang meninggal, ia kehilangan air dan
kelembaban yang pada akhirnya akan menjadi kering dan membuat kulit
mengerut di sekitar kepala dan kuku, inilah yang membuat rambut dan kuku
yang ditanamkan dapat mencuat keluar. Sebenarnya perawatan pada mayat
adalah dengan menyiramnya dengan air sehingga kelembaban tetap terjaga.
Poin Kedua: banyaknya bentuk bentuk jenglot
tak
hanya berbentuk manusia, tetapi banyak juga jenglot yang bebentuk
setengah ular, monster, ikan dll, tetapi tentu saja semuanya berukuran
kecil. Kemungkinan ini adalah untuk variasi saja atau pembuat jenglot
ini merasa
kesusahan membuat bentuk mirip dengan manusia, jadi untuk
menghindarinya cukup dengan mengganti bentuk bentuk yang gampang dibuat
seperti diatas.
Poin Ketiga: tidak ada bukti jenglot bergerak
Jenglot
adalah boneka, bukan robot. Tanpa rangka tentu saja tak dapat bergerak.
Hingga kini juga tak pernah ada video yang menunjukkan gerakan jenglot.
Poin Keempat: pemilik tidak berani jenglotnya dibedah
alasannya
karena tidak mau ada hal hal yang tidak baik terjadi, tetapi saat
penelitian dengan bermacam macam cara dan alat tidak ada sesuatu yang
ganjil dan aneh terjadi. Apakah pemiliknya takut ketahuan jika DNA dari
daging dan tulang penyangga berbeda? Atau mungkin penyangganya terbuat
dari bahan selain tulang, kayu mungkin. Dan juga apakah takut ketahuan
jika daging dan tulang tidak melekat dengan sempurna. Tes rontgen memang
tidak dapat menjelaskan ini, tapi dengan pembedahan semuanya dapat
terjawab.
Poin Kelima: Jenglot berusia ribuan tahun
dari
hasil pengkuran usia diketahui bahwa jenglot berusia ribuan tahun
dengan yang tertua 3112 tahun, lalu pada masa itulah yang namanya
animisme berkembang, jadi wajar jika manusia pada jaman dahulu membuat
benda seperti ini sebagai media ritual.
Poin Keenam: Bukti Antropologi
jenglot
tak hanya ada di indonesia dan malaysia saja, tetapi di thailand juga
ada benda serupa yang disebut gumam thong, lengkapnya dapat anda baca disini
secara singkatnya dengan prinsip yang hampir sama, gumam thong dan jenglot adalah sama sama untuk tujuan spiritual.
Cerita
yang menyertai jenglot adalah menceritakan jenglot itu dulunya adalah
seorang yang sakti dan ketika mati tubuhnya menjadi mumi hingga mengecil
hingga ukuran belasan centimeter itu. Memang proses mumifikasi seperti
itu ada, tetapi seperti mumi dende di toraja hanya mampu mengerutkannya
hingga mencapai ukuran 90cm saja. Karena kerangkanya tak dapat
dikerutkan.

mumi dende
Poin Ketujuh: Proses Mumifikasi
manusia
terdiri dari 80% air dan cairan, saat mati cairan cairan itu akan terus
berkurang dan membuat tubuh mengerut, tetapi tidak dengan rangkanya.
Sekarang
mungkinkah mengecilkan mayat dapat dilakukan? Hal itu dapat dilakukan
tetapi tentu saja dengan proses yang sangat rumit, seluruh tulangnya
harus dibuang, dengan cara ini paling tidak ukuran dewasa dapat
dikecilkan hingga ukuran 26inch / 78 cm, masih jauh dari ukuran belasan
centi.
Poin Kedelapan: Tidak ada bentuk transisi
di
mesir selain manusia juga ada mumi hewan, di peru juga ditemukan kepala
yang dikecilkan. Ada transisi tingkat kesulitan, jika jenglot adalah
mumi bayi, anak kecil maupun orang kerdil yang dimumikan, maka mana
transisinya, usaha untuk membuat benda kecil dengan detail pemumian
bukanlah hal yang bisa langsung jadi, harusnya orang memulai dulu dengan
objek manusia yang lebih besar. Tetapi hingga saat ini bukti seperti
ini tidak ditemukan.
Bagaimana
dengan praktek membuat mumi di daerah lain seperti di toraja dan papua?
Mumi disana dibuat dengan cara yang sederhana, ukuranya juga tidak jauh
dengan ukuran aslinya, ia hanya menyusut karena dehidrasi. Praktek
kimia yang dilakukan pada mumi juga hanya bertujuan untuk
mengawetkannya, bukan menyusutkannya.
Maka
dari itulah berdasarkan bukti bukti dan fakta fakta yang ada maka dapat
disimpulkan bahwa jenglot tidak lebih dari hanya sekedar boneka saja.
Lalu
pasti ada yang bertanya bagaimana dengan kekuatan mistis atau
supranatural lainya? Pemilik jenglot memang boleh berargumen seperti itu
dan mungkin paranormal lainya juga mengatakan demikian, tetapi apakah
mereka bisa membuktikan keberadaan kekuatan itu kepada khalayak umum?
Saya rasa tidak, orang seperti ini dan media massa butuh sensasi agar
mereka tetap eksis, jadi memelihara hal hal yang diluar nalar seperti
ini adalah salah satu caranya.