Pada waktu liburan saya dan keluarga saya berkunjung kerumah bibi. Rumah bibi terletak di pinggiran kota Surabaya, tepatnya didaerah Rungkut Oleh bibi, kami diajak menonton pertunjukan wayang orang di taman Sriwedari. Bagiku, melihat pertunjukan wayang orang secara langsung merupakan pengalaman pertamaku.
Hari yang ditunggu pun tiba. Aku keluargaku, dan bibi berangkat pukul 7 malam menuju ke taman Sriwedari. Disanalah pertunjukan wayang orang itu diadakan. Setelah membeli tiket, bibi mengajak semua masuk dan mencari tempat yang nyaman dan dapat melihat kearah panggung dengan leluasa. Tidak lama kemudian, pertunjukan wayang itu dimulai.
Dalam pewayangan, Gatutkaca diceritakan sebagai tokoh ksatria yang dapat terbang. Ketika lahir, tali pusarnya sangat ulet sehingga tidak bisa diputus oleh pisau atau senjata tajam apapun. Werkudara, ayah Gatutkaca, sangat bingung. Dia gunakan kukunya yang terkenal sakti itu untuk memotong tali pusar itu. Tetapi, juga tidak mempan. Werkudara dan Arimbi, istrinya, sangat sedih hatinya. Siang malam keduanya selalu berdoa agar tali pusar bayinya segera dapat diputus
Tidak lama kemudian Narada datang. Narada adalah seorang dewa
“Hai Werkudara, aku dapat menolong memutus tali pusar anakmu. Namun, kamu juga harus menolong para dewa,” kata Narada.
“Katakan cepat, apa yang harus aku lakukan !”kata Werkudara tidak sabar.
“Di Kahyangan ada seorang raksasa yang menggangu ketenteraman para dewa. Dia ingin memperistri seorang bidadari. Kami sudah kewalahan menghadapinya….”
Tanpa menunggu Narada selesai berbicara, Werkudara bergegas pergi ke Kahyangan untuk menghadapi raksasa itu. Sementara itu, Narada menemui Arimbi untuk menolong memotong tali pusar Gatutkaca. Narada mengeluarkan keris pusaka.
“Pegangi ujung tali pusar ini !” perintah Batara Narada. Dengan sekali sayatan tali pusar itu pun putus. Namun sayang, sarung keris pusaka itu masuk kedalam perut bayi.
“Ah, bagaimana ini, Dewa?” Tanya Arimbi dengan ketakutan
“Jangan khawatir ! Ini sudah takdir. Anakmu ini nanti akan menjadi sangat sakti. Oleh karena itu, izinkanlah aku membawa anakmu ke kahyangan. Dia dapat membantu ayahnya mengalahkan raksasa yang menggangu kami,” kata Narada.
“Tetapi…….?” Arimbi tampak ragu.
“Percayalah kepada kami, anakmu tidak akan cidera sedikitpun. Dia akan kembali kepadamu dengan kesaktian yang luar biasa.”
Arimbi tidak bisa menolak permintaan Narada. Dia menyerahkan Gatutkaca untuk dibawa Narada kekahyangan. Singkat cerita, Narada dan Gatutkacapun sampai kekahyangan . Setelah itu terjadilah pertempuran yang maha dahsyat antara Werkudara dan Gatutkaca melawan raksasa. Dan akhirnya Gatutkacapun berhasil mengalahkan raksasa itu.
Sekitar pukul 10 malam kami pulang. Saya kagum dengan Gatutkaca, meskipun ia masih kecil ia bisa mengalahkan raksasa itu dengan kekuatannya yang maha dahsyat.