Jangan Di Klik Link Dibawah

Home » » Saran-Saran Menghadapi Wawancara

Saran-Saran Menghadapi Wawancara

Saran-Saran Menghadapi Wawancara
Bagi anda yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, sebaiknya anda memperhatikan beberapa saran di bawah ini.
  • Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara. Disarankan beberapa hari sebelum wawancara, anda sudah mengetahui tempatnya, bahkan sudah melihat tempatnya.
  • Jika tidak diberitahu terlebih dulu jenis pakaian apa yang harus dipakai, maka gunakan pakaian yang bersifat formal, bersih dan rapi.
  • Baca kembali surat lamaran, CV anda, dan surat panggilan wawancara tersebut. Jangan lupa untuk membawa surat-surat atau dokumen-dokumen tersebut serta peralatan tulis saat wawancara.
  • Mempersiapkan diri menjawab berbagai pertanyaan yang mungkin diajukan pewawancara. Sebaiknya anda berlatih bersama rekan untuk mengantisipasi semua kemungkinan pertanyaan yang akan dilontarkan pewawancara, sehingga pertanyaan apa pun yang diajukan dapat dijawab dengan memuaskan.
    Anda dapat menggunakan "daftar/contoh pertanyaan umum di bawah ini " 

  • 1. Motivasi

    Pertanyaan yang dapat menggali aspek motivasi antara lain :
    1. Mengapa anda memutuskan untuk melamar pekerjaan di perusahaan ini ?
    2. Apa yang membuat anda menjadi tertarik dengan perusahaan ini ?
    3. Tanggung jawab apa yang anda anggap penting dalam pekerjaan ?
    4. Tantangan apa yang anda cari dalam pekerjaan ?
    5. Sebutkan dua hal yang memotivasi anda dalam bekerja.
    6. Apa yang dapat memotivasi anda dalam kehidupan pribadi anda ?
    7. Apa yang dapat memotivasi anda dalam menyelesaikan tugas yang sulit ?
    8. Apa yang dapat memotivasi anda agar menjadi sukses dalam pekerjaan ?
    9. Apa alasan anda keluar dari perusahaan sebelumnya ?
    10. Apa yang membuat anda keluar dari perusahaan sebelumnya ?
    11. Selama perjalanan karir anda, posisi mana yang paling anda sukai ?
    12. Mengapa anda ingin mengubah karir ? (bila yang bersangkutan berpindah profesi/karir)
    13. Apa arti bekerja bagi anda ?
    Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.

    2. Ketahanan Terhadap Tekanan (Stres)

    Pertanyaan yang dapat menggali aspek ketahanan terhadap tekanan/stres antara lain :
    1. Apakah anda dapat bekerja di bawah tekanan ?
    2. Pernahkan anda bekerja di bawah tekanan ? Ceritakan bagaimana anda menyikapinya?
    3. Dalam lingkungan kerja seperti apa anda merasa nyaman ? (Terstruktur atau tidak ?)
    4. Seandainya ada konsumen yang marah karena hal yang bukan dilakukan anda, bagaimana anda menyikapinya ?
    5. Bagaimana anda menyikapi kritik yang diberikan kepada anda ?
    6. Seandainya anda mendapatkan pekerjaan yang tidak anda harapkan, apa yang akan anda lakukan ?
    7. Apa yang anda anggap sebagai hal yang berat untuk dilakukan dalam pekerjaan ?
    8. Seandainya anda dihadapkan dengan dua tugas yang harus diselesaikan pada saat yang bersamaan, apa yang akan anda lakukan ?
    9. Masalah terbesar apa yang pernah anda hadapi ? Bagaimana anda mengatasinya ?
    Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.

    3. Inisiatif

    Pertanyaan yang dapat menggali aspek inisiatif antara lain :
    1. Apa yang anda ketahui tentang perusahaan ini ? Dan darimana serta bagaimana anda mengetahuinya ?
    2. Kriteria apa yang anda gunakan untuk mengevaluasi perusahaan yang anda harapkan menjadi tempat kerja anda ?
    3. Ceritakan mengenai pendidikan dan pelatihan yang pernah anda ikuti.
    4. Bagaimana anda mendapatkan pekerjaan selama ini ? (Apakah melalui iklan, referensi, dsb) - untuk yang sudah pernah bekerja.
    Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.

    4. Sikap kerja

    Pertanyaan yang dapat menggali aspek sikap kerja antara lain :
    1. Seandainya anda ditempatkan di cabang perusahaan yang jauh dari lokasi anda, bagaimana anda menyikapinya ?
    2. Seandainya ada pengalihan tanggung jawab pada pekerjaan yang anda pegang, bagaimana anda menyikapinya ?
    3. Ceritakan mengenai pengalaman kerja anda. (untuk yang sudah bekerja)
    4. Apa tanggung jawab anda pada posisi tersebut ? (untuk yang sudah bekerja)
    Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.

    5. Kepercayaan Diri

    Pertanyaan yang dapat menggali aspek kepercayaan diri antara lain :
    1. Menurut anda, apa definisi/arti kesuksesan ? Dan seberapa besar pengaruhnya bagi anda ?
    2. Menurut anda, apa definisi/arti kegagalan ? Dan seberapa besar pengaruhnya bagi anda ?
    3. Jelaskan ukuran/standar kesuksesan bagi anda.
    4. Pekerjaan apa yang telah anda selesaikan dengan sukses ?
    5. Apa peran anda dalam kesuksesan tersebut ?
    6. Bagaimana anda memandang diri sendiri saat ini ? Apakah sudah sukses ?
    Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.

    6. Kemampuan Berpikir Analitis

    Termasuk di dalam kemampuan berpikir analitis adalah "Kemampuan Memecahkan Masalah" (problem solving) dan "Kemampuan Membuat Keputusan" (decision making).

    Pertanyaan yang dapat menggali aspek kemampuan berpikir analitis antara lain :
    1. Masalah tersulit apa yang pernah anda alami ? Apa yang anda lakukan ? Bagaimana penyelesaiannya ?
    2. Hambatan atau kendala apa yang ditemukan selama kuliah atau belajar ? Bagaimana cara mengatasinya ?
    3. Ceritakan mengenai persoalan yang pernah anda pecahkan.
    4. Ceritakan situasi dimana anda pernah memiliki masalah dengan pengambilan keputusan.
    5. Ceritakan dimana anda harus membuat suatu keputusan.
    6. Ceritakan bagaimana anda pernah memecahkan masalah yang sulit.
    7. Ceritakan mengenai permasalahan yang paling sering anda hadapi dalam pekerjaan.
    8. Apakah anda pernah menyelesaikan suatu permasalahan bersama-sama rekan ? Apa peran anda dalam menyelesaikan masalah tersebut ?
    9. Apakah anda pernah diminta untuk menyelesaikan beberapa tugas dalam suatu waktu ? Apa yang anda lakukan ?
    10. Bagaimana anda menyelesaikan suatu permasalahan yang muncul tiba-tiba ?
    11. Bagaimana anda mengidentifikasikan kedatangan suatu masalah ?
    12. Bagaimana anda membuat suatu keputusan penting ?
    13. Bagaimana anda memecahkan masalah ?
    14. Dalam situasi atau kondisi seperti apa, anda memiliki kemungkinan paling besar untuk berbuat kesalahan ?
    15. Keputusan apa yang terasa sulit bagi anda ? Berikan Contohnya !
    16. Menurut anda, faktor apa yang paling menentukan suksesnya seseorang ?
    17. Apa yang anda lakukan saat dihadapkan dengan pengambilan keputusan yang penting ?
    18. Apa yang anda lakukan saat kesulitan atau tidak dapat memecahkan persoalan yang anda hadapi ?
    19. Keputusan tersulit apa yang telah anda buat selama tiga tahun terakhir ?
    20. Kapan anda memutuskan untuk berhenti berusaha memecahkan suatu persoalan yang sulit ?
    Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.

    7. Kemampuan Pencapaian Keberhasilan (Achievement)

    Pertanyaan yang dapat menggali aspek kemampuan pencapaian keberhasilan antara lain :
    1. Apakah anda senang mengerjakan pekerjaan/proyek yang sulit ?
    2. Apakah anda mempunyai prestasi yang dibanggakan ? Ceritakan !
    3. Apakah anda memiliki inisiatif ? Bagaimana anda menunjukkan hal tersebut ? Ceritakan satu contoh inisiatif yang telah anda ambil.
    4. Apakah anda pernah menyelesaikan persoalan yang sulit ? Atau yang sebelumnya anda pikir tidak dapat anda selesaikan ?
    5. Bagaimana anda menunjukkan keinginan (willingness) untuk bekerja ?
    6. Sebutkan prestasi yang pernah anda capai dalam pekerjaan atau masa kuliah/sekolah !
    7. Sebutkan lima pencapaian terbesar dalam hidup anda !
    8. Apa kegagalan terbesar yang pernah anda alami ? Kekecewaan apa yang anda alami ?
    9. Bagaimana anda mengatasi perasaan tersebut ? Dan mengatasi kegagalan tersebut ?
    10. Hal atau lingkungan seperti apa yang paling mendorong anda dalam bekerja ?
    11. Menurut anda, apa tantangan terbesar dalam pekerjaan ?
    12. Sebutkan bagian dari pekerjaan yang paling menantang dan yang paling tidak menantang.
    13. Apakah anda termasuk orang yang berani dalam mengambil risiko ?
    14. Berdasarkan pengalaman anda, ceritakan secara rinci dalam hal apa anda mengambil risiko untuk menyelesaikan suatu tugas ?
    15. Mengapa anda mengambil risiko tersebut ?
    16. Risiko apa yang anda hadapi saat mengajukan suatu usulan ?
    17. Prestasi apa yang pernah anda dapatkan di sekolah yang tidak dapat anda lupakan ?
    18. Prestasi apa yang pernah anda capai dalam bekerja yang mendapatkan penghargaan dari pimpinan atau perusahaan ? (baik penghargaan lisan ataupun penghargaan tertulis atau materi).
    Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.

    8. Aspirasi Diri

    Pertanyaan yang dapat menggali aspek aspirasi diri antara lain :
    1. Mata kuliah (mata pelajaran) apa yang paling anda senangi ? Mata kuliah (mata pelajaran) apa yang paling anda tidak senangi ? Kenapa ?
    2. Apa cita-cita anda ketika lulus sekolah ? Ketika lulus kuliah ?
    3. Apakah anda berniat melanjutkan sekolah ? Berniat melanjutkan kuliah ?
    4. Menurut anda, apakah nilai anda merupakan indikasi terbaik untuk hasil akademik anda ?
    5. Kenapa kami harus memilih anda ?
    6. Bisakah anda menyebutkan lima kelebihan dan lima kekurangan anda ?
    7. Bagaimana pendapat anda mengenai perusahaan ini ?
    Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.

    9. Kelemahan Diri

    Pertanyaan yang dapat menggali aspek kelemahan diri antara lain :
    1. Apakah anda telah mencapai semua target yang telah anda tetapkan ? Bila tidak, mengapa ?
    2. Bagaimana anda mengatasi kegagalan dalam pencapaian target tersebut ?
    3. Kelemahan apa yang muncul saat anda dihadapkan pada tugas yang sulit ?
    Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.

    10. Sosialisasi

    Pertanyaan yang dapat menggali aspek sosialisasi antara lain :
    1. Ceritakan kegiatan anda di waktu senggang.
    2. Kegiatan apa yang anda ikuti di lingkungan anda ?
    3. Seandainya anda menjadi anggota suatu organisasi, maka kegiatan apa dan peran apa yang akan anda lakukan dalam organisasi tersebut ?
    4. Selain belajar, kegiatan apa saja yang anda ikuti saat masih kuliah atau sekolah ? Posisi apa yang anda pegang ?
    Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.

    11. Kemandirian

    Pertanyaan yang dapat menggali aspek kemandirian antara lain :
    1. Ceritakan keputusan-keputusan penting dalam hidup anda, yang anda anggap sebagai keputusan anda sendiri. Juga ceritakan keputusan penting yang anda anggap bukan keputusan anda sendiri.
    2. Mengapa anda memilih jurusan .... ?
    3. Dalam pengambilan suatu keputusan, siapa yang berpengaruh dalam diri anda ?
    4. Dalam hal-hal apa saja orang-orang tersebut anda sertakan ?
    Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.

    12. Kepemimpinan

    Pertanyaan yang dapat menggali aspek kepemimpinan antara lain :
    1. Sebutkan kepribadian yang anda miliki yang mencerminkan kemampuan memimpin.
    2. Menurut anda, kualitas apa yang dibutuhkan seorang pemimpin ?
    3. Apa yang paling menjadi tantangan bagi seorang pemimpin ?
    4. Bagaimana cara anda mendelegasikan suatu tanggung jawab ?
    5. Apakah anda membutuhka pengawas dalam bekerja ?
    6. Bagaimana cara anda membuat suatu rencana kerja ?
    7. Bagaimana cara anda memberikan teguran atau mendisiplinkan bawahan anda ?
    8. Seandainya ada bawahan anda yang melanggar aturan perusahaan, bagaimana anda menghadapinya ?
    9. Atasan seperti apa yang anda harapkan ?
    10. Seandainya anda kelebihan beban kerja, apa yang akan anda lakukan ?
    11. Bagaimana cara anda untuk memotivasi sesorang ?
    12. Atasan seperti apa yang menurut anda sulit untuk diajak kerja sama ?
    13. Bawahan seperti apa yang menurut anda sulit untuk diajak kerja sama ?
    14. Atasan seperti apa yang menurut anda tidak adil ?
    15. Seandainya anda membuat suatu kebijakan, kemudian bawahan anda banyak yang menentangnya, bagaimana anda mengatasinya ?
     
  • Sebelum berangkat ke tempat wawancara, berdoalah terlebih dulu sesuai keyakinan anda.
  • Usahakan untuk tiba sepuluh menit lebih awal, jika terpaksa terlambat karena ada gangguan di perjalanan segera beritahu perusahaan (pewawancara). Namun usahakan jangan terlambat, karena banyak perusahaan yang langsung menganggap anda gagal bila terlambat.
  • Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan ramah.
  • Jika harus mengisi formulir, isilah dengan lengkap dan rapi.
  • Ucapkan salam (selamat pagi/siang/sore) kepada para pewawancara dan jika harus berjabat-tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak lemas).
  • Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan untuk duduk. Duduk dengan posisi yang tegak dan seimbang.
  • Persiapkan surat lamaran, CV anda, dan surat panggilan wawancara.
  • Ingat dengan baik nama pewawancara.
  • Lakukan kontak mata dengan pewawancara.
  • Tetap fokus pada pertanyaan yang diajukan pewawancara.
  • Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada jabatan yang dilamar dan pada perusahaan.
  • Gunakan bahasa formal, bukan prokem atau bahasa gaul; kecuali anda diwawancarai untuk mampu menggunakan bahasa tersebut.
  • Tampilkan hal-hal positif yang pernah anda raih.
  • Tunjukkan energi dan rasa percaya diri yang tinggi, namun jangan berkesan sombong atau takabur. Banyak yang gagal hanya lantaran berkesan sombong, takabur, atau sok tahu.
  • Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk perusahaan bukan apa yang bisa diberikan oleh perusahaan kepada anda.
  • Jelaskan serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara.
  • Ajukan beberapa pertanyaan bermutu di seputar pekerjaan anda dan bisnis perusahaan secara umum.
  • Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh pewawancara.
  • Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan selanjutnya.
  • Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada anda.
Persiapan Menghadapi Wawancara

Wawancara adalah bagian dari proses penerimaan karyawan mempunyai berbagai tujuan. Ada yang dimaksudkan untuk lebih mengetahui keterampilan teknis yang dimiliki pelamar, mengetahui kepribadian pelamar, atau mengetahui kemampuan pelamar menangani berbagai hal.

Wawancara biasanya dilakukan untuk melengkapi hasil tes tertulis. Hal-hal yang tidak mungkin diperoleh dari tes tertulis akan digali melalui proses wawancara. Dalam hal ini, anda dituntut untuk berusaha menguasai diri anda sendiri (khususnya kelebihan dan kelemahan anda). Juga berusaha menguasai bidang pekerjaan yang anda lamar.

Cari Informasi Sebanyak Mungkin dan Berlatihlah

Jika anda telah sampai pada tahap wawancara, sebenarnya secara kualitas, anda telah memenuhi persyaratan untuk diterima di perusahaan tersebut. Namun anda dapat gagal hanya karena kurang mengetahui tentang perusahaan tempat anda melamar. Untuk itu, sebaiknya anda juga berusaha mengetahuinya, dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kebiasaan di perusahaan tersebut. Tidak ada salahnya anda bertanya kepada resepsionis, satpam, atau tukang parkir sekalipun untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan di tempat tersebut.

Pewawancara mana pun kurang menyukai orang yang terlalu tertutup. Usahakan memberikan informasi sejelas-jelasnya mengenai apa yang ditanyakan oleh pewawancara. Jangan pasif, sebaiknya usahakan aktif memberi informasi. Jangan mengesankan anda menyembunyikan sesuatu, namun anda juga jangan terlalu berlebihan dan menyampaikan hal-hal yang tidak relevan. Tetaplah tenang dan mengatakan yang sebenarnya.

Uahakan jawaban anda selalu mengindikasikan karakter yang kuat, ulet, dan bersemangat, karena perusahaan mana pun selalu menyukai orang demikian.



Berbagai Kondisi

Ada kalanya wawancara juga dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan anda menghadapi dan menangani berbagai situasi. Untuk yang jenis ini, anda mungkin menghadapi pewawancara yang akan mendiamkan anda begitu saja selama 5-10 menit sebelum memulai percakapan. Mungkin juga ia akan berpura-pura tidak peduli dan membaca koran ketika anda masuk, atau ia akan mengajukan bantahan-bantahan yang tidak masuk akal terhadap setiap jawaban anda, atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan konyol tentang keluarga anda, dan banyak trik lain.

Menghadapi kondisi begini, prinsip utama yang harus anda pegang adalah anda benar-benar menginginkan pekerjaan tersebut, sehingga apa pun yang terjadi anda akan menghadapinya dengan baik. Jika anda dicuekin, tetaplah bersikap sopan. Katakan "Saya tertarik dengan pekerjaan ini dan bermaksud menjelaskan kepada Bapak/Ibu mengapa anda harus mempertimbangkan saya untuk posisi ini."

Jangan sampai terpengaruh dengan sikap pewawancara yang mungkin tampak aneh. Usahakan tetap tenang dan berpikir positif. Tanamkan dalam benak anda bahwa hal ini hanyalah bagian dari proses yang wajar sehingga anda tidak perlu merasa sakit hati atau kecewa.
Cara Berpakaian Yang Baik Dalam Wawancara

Berpakaian yang "baik" dalam wawancara memang tidak dapat digeneralisasikan karena setiap perusahaan memiliki kebiasaan-kebiasaan/budaya perusahaan yang berbeda. Namun, ada beberapa tips yang dapat diingat, antara lain:

Cari informasi terlebih dahulu tentang perusahaan dan Bapak/Ibu yang akan mewawancarai anda. Beberapa perusahaan memiliki peraturan atau "kebiasaan" berpakaian secara formal, tetapi ada juga yang semi formal, atau bahkan ada yang bebas. Hal ini penting, agar anda tidak dilihat sebagai "orang aneh', disesuaikan dengan posisi yang akan dilamar. Bagi pelamar pria disarankan menggunakan kemeja lengan panjang dan berdasi, tidak perlu menggunakan jas. Berpakaian rapi dan bersih, tidak kusut. Hal ini memberi kesan bahwa anda menghargai wawancara ini.

Berpakaian dengan warna yang tidak terlalu menyolok (misalkan mengkilap, ngejreng).
Bagi pelamar wanita berpakaian yang tidak terlalu ketat (rok bawah, kancing baju atasan).
Berpakaian dengan desain yang simpel (tidak telalu banyak pernik-pernik, toh ini bukan acara pesta).
Tidak berlebihan dalam menggunakan wewangian dan perhiasan.


Pengaruh Kontak Mata dan Suara dalam Wawancara

Dalam wawancara, faktor diluar "isi" seringkali dapat mempengaruhi keberhasilan suatu wawancara. Mulai dari penampilan, sampai cara berbicara.

Seorang pewawancara yang berpengalaman akan merasakan sebagian karakter yang diwawancara dari sinar matanya. Tidak perlu dengan memelototi, atau dengan sinar mata syahdu, melainkan tataplah secara wajar kepada pewawancara.

Intinya, bahwa melalui tatapan anda selama wawancara haruslah menandakan :
1. Apakah anda cukup percaya diri;
2. Apakah anda berpikir positif terhadap proses komunikasi dalam wawancara tersebut;
3. Apakah anda jujur dengan isi komunikasi anda;
4. Apakah anda tampil "jujur" sesuai dengan kepribadian anda yang sebenarnya, tidak dibuat-buat.

Intonasi akan memperlihatkan apakah anda seorang yang percaya diri atau tidak. Tidak perlu dengan cara mengatur suara seperti seorang pemain sinetron, tetapi cukuplah bahwa anda dapat menggunakan intonasi yang menarik minat lawan bicara untuk terus berkomunikasi.

Usahakan tidak memberi nada agresif, atau nada "menutup" diri. Gunakanlah intonasi yang mewakili dengan isi pesan anda. Volume, warna, dan irama memang harus diatur dengan baik, tetapi bukan harus menjadi orang yang tampil bukan sebagai dirinya sendiri.

SSopankah Menanyakan Hasil Wawancara ?

Panggilan wawancara kerja merupakan saat yang paling menyenangkan bagi pencari kerja. Karena panggilan tersebut merupakan langkah awal untuk meniti pekerjaan yang diidamkan. Tak heran jika test wawancara atau test interview menimbulkan banyak harapan di dalam diri pencari kerja. Bayangan mendapatkan pekerjaan yang bagus, gaji yang cukup dan teman-teman kerja yang menyenangkan seakan sudah di pelupuk mata.

Tetapi seringkali terjadi harapan tinggallah harapan, panggilan selanjutnya ternyata hanya tinggal penantian dan impian. Dering telepon atau surat panggilan selanjutnya, tak kunjung tiba. Anda pun jadi penasaran dan diliputi berbagai pertanyaan, apakah akan ada panggilan lagi atau memang hasil wawancara Anda tidak diproses. Tak jarang harapan yang tadinya berkobar mendadak padam.

Memang, pada beberapa perusahaan memerlukan waktu yang agak lama bahkan ada yang membutuhkan waktu sampai satu bulan untuk memproses kelanjutan test wawancara. Nah, kalau Anda menghadapi situasi demikian, agar tidak penasaran, Anda dapat menanyakan kepastian kepada perusahaan tersebut melalui telepon. Anda dapat bertanya setelah melewati waktu dua minggu dari waktu wawancara. Tanyakan langsung pada divisi HRD atau orang yang mewawancarai Anda.

Jangan merasa ragu dan takut untuk menanyakan hal ini, karena bertanya merupakan hak Anda. Lagi pula, menanyakan kepastian kabar dan kelanjutan proses lamaran Anda dalam waktu dua minggu atau lebih setelah wawancara adalah hal yang etis dan cukup sopan. Perusahaan pun pasti maklum atas pertanyaan Anda. Untuk itu usai wawancara, ada baiknya Anda menanyakan siapa dan nomor telepon yang dapat dihubungi untuk menanyakan hasil wawancara Anda.

Jika pihak perusahaan menjawab bahwa hasil test Anda tersimpan dalam database dan sewaktu-waktu diperlukan Anda akan dipanggil lagi, berarti jawaban sesungguhnya lamaran Anda tidak diproses lebih lanjut. Jawaban seperti itu biasanya merupakan penolakan secara halus setidaknya untuk saat itu. Bisa jadi, suatu saat jika ada kualifikasi yang cocok, Anda akan dipanggil lagi. Namun dengan jawaban seperti itu Anda jangan lantas terus menanti tanpa berusaha lagi. Buatlah lamaran lain sebanyak-banyaknya.

Sebaliknya kalau jawaban perusahaan memberi kepastian, misalnya,"Anda memang memenuhi kualifikasi kami dan dengan pertanyaan Anda, kami sekaligus memanggil Anda pada tanggal...", berarti kemungkinan besar Anda akan diterima. Mungkin saat itu pihak perusahaan belum sempat menghubungi Anda lebih lanjut dikarenakan adanya kepentingan lain.

Hidup ini memang penuh dengan kemungkinan. Untuk itu Anda jangan berhenti berusaha untuk mendapatkan kemungkinan yang terbaik. Sehingga kemungkinan itu akan menjelma menjadi suatu 'kepastian' yang menggembirakan.



Meski anda merasa pintar dan brilian, jangan keburu yakin bahwa semua pintu perusahaan akan terbuka secara otomatis untuk anda. Sebab kenyataannya, para tuan dan nyonya pintar ini seringkali gagal dalam wawancara. Alasannya ? tidak smart dan taktis dalam menjawab pertanyaan.
1. Ceritakan tentang diri anda
Erina Collins, seorang agen rekruitmen di Los Angeles menyatakan seringkali ada perbedaan yang mengejutkan antara ketika kita membaca lamaran seseorang dengan saat berhadapan dengan si pelamar. “Pengalaman menunjukkan, surat lamaran yang optimis tidak selalu menunjukkan bahwa pelamarnya juga sama optimisnya,” kata Erina. Ketika pewawancara menanyakan hal yang sederhana seperti “Di mata anda, siapa anda?” atau “Ceritakan sesuatu tentang anda”, banyak pelamar menatap pewawancaranya dengan bingung dan lalu seketika menjadi tak percaya diri.
“Saya merasa biasa-biasa saja” atau “tak banyak yang bisa saya ceritakan tentang diri saya” seringkali menjadi jawaban yang dipilih pelamar sebagai upaya merendahkan diri. Selama ini banyak artikel karir konvensional yang menyarankan agar anda sebaiknya merendahkan diri sebisa mungkin, sebagai upaya mencuri hati si pewawancara. “Tapi ini jaman modern. Jawaban yang terlalu merendah dan banyak basi-basi hanya menunjukkan bahwa anda sebenarnya tidak yakin dengan diri anda. Dan perusahaan masa kini tidak butuh karyawan seperti itu,” tegas Erina.
Pengalaman Eliana Burthon, staf humas sebuah hotel berbintang di New York mungkin menarik untuk disimak. Ketika pewawancara memberinya satu menit untuk bercerita tentang dirinya, Eliana mengatakan “Saya Eliana Burthon, anak pertama dari lima bersaudara. Sejak SMA, saya aktif di koran sekolah. Disitu saya menulis, mewawancarai orang-orang di sekitar saya dan berhubungan dengan mereka. Dari situ saya sadar alangkah menariknya bisa bertemu dengan orang banyak, berdiskusi dan mengetahui banyak hal dari mereka. Diluar itu, saya senang musik, membaca dan traveling.Ketika kuliah, saya sering menulis pengalaman jalan-jalan saya, atau sekedar memberi referensi kaset yang sedang laris untuk koran kampus saya.”
Meski tak memberikan jawaban yang berbunga-bunga, apa yang diungkapkan Eliana tentang dirinya menunjukkan bahwa dirinya terbuka, ramah dan punya rasa ingin tahu. “Jawaban itu cerdas dan efektif untuk menggambarkan bagaimana dia menyatakan secara implisit bahwa dirinya merasa layak ditempatkan di posisi yang diincarnya. Pewawancara butuh jawaban seperti itu. Cukup singkat, tapi menunjukkan optimisme yang alamiah,” kata Erina Collins.
Kalau anda dipanggil untuk wawancara, sebisanya persiapkan diri dengan baik. Rasa percaya diri dan menunjukkan bahwa anda menjadi diri sendiri adalah yang terpenting. Pewawancara tidak butuh jawaban yang berbunga-bunga, berapi-api apalagi munafik. Pada kesempatan pertama, mereka biasanya ingin melihat bagaimana si pelamar menghargai diri sendiri. Sebab itu, buatlah beberapa poin tentang kemahiran anda, hal-hal yang anda sukai dan inginkan untuk masa depan anda. Kalau telah menemukan poin-poin itu, berlatihlah mengemukakan semua itu dalam sebuah jawaban singkat yang cerdas dan optimis.
2. Hati-hati pertanyaan jebakan
Siapapun idealnya tak suka menjawab pertanyaan-pertanyaan yang memojokkan. Tapi begitulah kenyataannya ketika anda diwawancara. Seringkali banyak hal tak terduga yang dilontarkan si pewawancara dan membuat anda seringkali kelepasan bicara. Dalam hal ini, Erina memberi contoh pengalamannya ketika mewawancarai seorang pelamar tentang mengapa ia memutuskan pindah kerja.
“Ketika itu saya tanya ‘apa yang membuat anda memutuskan pindah kerja? tadi anda bilang, lingkungan kerjanya cukup nyaman kan?’ dan pelamar itu menjawab ’saya tidak suka bos saya. Seringkali ia membuat saya jengkel dengan pekerjaan-pekerjaan tambahan dan itupun tidak membuat gaji saya naik.’ Saya lalu berpikir, apa yang akan dia katakan jika suatu saat keluar dari perusahaan saya tentulah tak beda buruknya dengan apa yang dia ungkapkan pada saya tentang perusahaan lamanya,” ungkap Erina.
Poinnya, taktislah dalam memberi jawaban. Jangan pernah memberi jawaban yang menjelekkan tempat kerja anda yang lama atau apapun yang konotasinya negatif. Lebih baik kalau anda menjawab “saya menginginkan ritme kerja yang teratur dan terjadwal. Mengenai gaji, sebenarnya di tempat kerja yang lama tak ada masalah, tapi tentu saya senang kalau ada peluang untuk peningkatan gaji.” Atau kalau anda ditanya tentang kelemahan anda, lebih baik tidak menjawab “saya sering telat dan lupa waktu.” Tetapi jawablah lebih taktis, misalnya “kadang saya memang pelupa, tetapi beberapa waktu ini sudah membaik karena saya selalu mencatat segalanya di buku agenda.” atau “saya sering kesal kalau kerja dengan rekan yang lamban, tetapi sebisanya kami berdiskusi bagaimana caranya menyelesaikan kerja dengan lebih cepat.”
Dalam wawancara, si pewawancara selalu berupaya mengorek sedapat mungkin tentang kepribadian pelamar. Kadang pertanyaan sepele seperti “Sudah punya pacar? Ada niat menikah dalam waktu dekat?” sering ditanggapi buru-buru oleh si pelamar dengan menjawab misalnya “Sudah, rencananya kami akan menikah akhir tahun ini.” Padahal, menurut Erina, jawaban itu bisa jadi penutup peluang kerja anda. “Perusahaan selalu ingin diyakinkan bahwa calon karyawannya hanya akan fokus pada pekerjaan mereka, terutama pada awal masa kerja. Jawaban bahwa anda akan menikah dalam waktu dekat justru menunjukkan bahwa perusahaan bukanlah fokus anda yang sebenarnya, tetapi hanya seperti selingan,” ujar Erina sambil menambahkan bahwa akan lebih baik kalau anda menjawab “sudah, tapi sebenarnya saya ingin mempunyai pengalaman kerja yang cukup sebelum memutuskan untuk menikah.”
3. Semangat dan bahasa tubuh
Dalam wawancara kerja, penampilan memang bukan nomor satu tetapi menjadi pendukung yang ikut menentukan. Karena itu selain berpakaian rapi, tidak seronok, mencolok atau banyak pernik, tunjukkan bahasa tubuh yang baik. Jangan pernah melipat tangan di dada pada saat wawancara, karena memberi kesan bahwa anda seorang yang kaku dan defensif. Idealnya, tangan dibiarkan bebas untuk mengekspresikan kata-kata anda, tentu saja dengan tidak berlebihan.
Selama wawancara berlangsung, buatlah kontak mata yang intens. Pelamar yang sering membuat kontak mata menunjukkan keinginan untuk dipercaya serta kesungguhan memberikan jawaban. Rilekslah dan sesekali tersenyum untuk menunjukkan bahwa anda pribadi yang hangat. Umumnya, perusahaan menyukai pelamar yang menyenangkan. Kurangi kata-kata “saya merasa…” atau “saya kurang…” dan sebaiknya gunakan “saya pikir…”, “menurut pendapat saya..”, “saya yakin…”, “saya optimis…”. Kata-kata “saya merasa…” atau “saya kurang…” mengesankan anda lebih sering menduga, menggunakan perasaan, tidak terlalu percaya diri dan tidak menguasai persoalan.
Nah, siap bersaing di dunia kerja? Yang penting, persiapkan diri anda dengan baik dan jangan pernah meremehkan pertanyaan sekecil apapun dalam wawancara kerja. Selamat bersaing! (Lily Bertha Kartika/ berbagai sumber)
KETERAMPILAN PALING DICARI PERUSAHAAN
Apakah anda punya salahsatunya ..?
Seperti tiap orang yang ingin karirnya maju, masa depan karir anda juga ditentukan keterampilan yang anda miliki dan dapat anda ‘jual’ pada perusahaan. Dan para pencari kerja dengan keterampilan yang diinginkan perusahaan pencari kerja itulah, yang akan lebih cepat mendapatkan pekerjaan.
Sebenarnya, anda dapat meningkatkan keterampilan yang anda miliki lho, tentu saja tergantung dengan minat, kemampuan, bakat, kecukupan dana dan kesesuaian target karir. Tetapi, mengingat ketidakpastian ekonomi seperti sekarang ataupun saat mendatang, maka lebih baik anda mengutamakan untuk memiliki keterampilan yang berguna untuk peningkatan karir anda dalam waktu dekat. Berikut ini 8 keterampilan yang paling dicari saat ini,menurut penelitian Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat.
1. Keterampilan bahasa asing
Pada jaman modern seperti ini, penguasaan bahasa asing sudah menjadi syarat mutlak di semua perusahaan ketika mereka membuka lowongan pekerjaan. Karena itu, mereka yang menguasai bahasa asing seperti Inggris, Jepang, China, Jerman dan Perancis, acapkali lebih disukai dan diprioritaskan dalam ujian saringan masuk di sebuah perusahaan. Bidang kerja spesifik yang masuk kategori ini misalnya penterjemah, diplomat dll.
2. Keterampilan teknis tentang mesin
Saat ini, teknologi adalah mutlak diperlukan di semua bidang usaha. Bagian instalasi yang memperbaiki sebagian besar jaringan listrik suatu gedung, peralatan elektronik dan sebagainya. Insinyur, bagian telekomunikasi, ahli otomotif, ahli transportasi adalah sebagian diantara bidang kerja yang masuk dalam kategori ini.
3. Keterampilan dalam mengelola sumber daya manusia
Umumnya, perusahaan yang mempunyai pegawai lebih dari satu orang, tentu mempunyai masalah yang berhubungan erat dengan bagaimana melakukan interaksi timbal balik di perusahaan itu. Sehingga sudah pasti, sukses sebuah perusahaan sangat bergantung pada bagaimana para pegawai di semua lini perusahaan itu dapat saling bekerja sama. Mereka yang bergerak di bidang kerja ini umumnya memang memahami dan menangani segala kebutuhan para pekerja di suatu perusahaan.
4. Keterampilan di bidang pemrograman komputer
Perusahaan masa kini telah sangat bergantung pada sistem komputerisasi yang canggih. Itulah sebabnya, mereka membutuhkan orang-orang yang mengerti secara detil seluk beluk program komputer. Jika anda mempunyai keterampilan berupa penguasaan seluk beluk tentang HTML, Visual Basic, Unix atau SQL Server, anda akan menjadi salahsatu aset besar perusahaan dan berpeluang meningkatkan karir anda.
5. Keterampilan Mengajar
Sebagai bagian dari komunitas modern yang selalu berkembang setiap waktu, perusahaan masa kini kerap menginginkan anak buahnya mempuanyai pengetahuan yang multi dimensi, bahkan yang bukan bidang kerjanya. Sebab itu, kini banyak perusahaan menggaji pengajar khusus untuk meberikan kursus tambahan bagi karyawannya, misalnya perpajakan, bisnis manajemen, pelayanan sosial atau manajemen administrasi. Mereka yang memiliki pengetahuan multi disipliner semacam ini biasanya kerap ‘dikejar’ banyak perusahaan untuk memberikan ’short course’ bagi pegawai mereka.
6. Keterampilan manajemen keuangan
Seperti juga dalam keluarga, perusahaan juga membutuhkan perencanaan keuangan yang sistematis untuk kelangsungan hidup jangka panjangnya. Banyak perusahaan seringkali mendatangkan penasihat bisnis, investasi dan perencanaan keuangan yang ideal bagi masa depan mereka. Oleh karena itulah, anda yang mempunyai kemampuan di bidang akuntansi, perencana keuangan atau bisnis dan investasi, akan selalu menjadi incaran perusahaan-perusahaan.
7. Keterampilan ilmu kimia dan matematika
Banyak sekali kemajuan besar di dunia ini tercipta dari beragam penemuan di bidang kimia dan obat-obatan. Oleh karena itu, kebutuhan pasar kerja terhadap sumber daya manusia di bidang kimia, fisika, biologi ini akan selalu tinggi dan tidak akan pernah surut. Bidang kerja yang termasuk di dalamnya misalnya apoteker, ahli pangan dan obat-obatan, peneliti, dll.
8. Keterampilan memecahkan masalah
Berbagai tugas yang kita hadapi setiap harinya, baik secara personal dan juga dari segi bisnis merupakan hal yang kompleks yang kerap terjadi. Mereka yang mampu mengidentifikasi berbagai masalah, mencari solusi, membuat keputusan-keputusan yang efektif adalah nilai tambah yang paling dicari perusahaan. Yang masuk dalam kategori ini misalnya bidang kerja bisnis administrasi, konsultan manajemen, administrasi negara, ilmu pengetahuan, obat-obatan atau insinyur.
PERUBAHAN PARADIGMA DALAM PENGEMBANGAN KARIER
Karier merupakan sesuatu yang amat penting dalam kehidupan pribadi maupun sosial seseorang. Dalam konsultasi karier di Kompas banyak pertanyaan berkisar pada pengembangan karier, baik dari kalangan non manajer maupun manajer.
Misalnya: Saya sekarang sudah bekerja di suatu jabatan selama 5 tahun. Kapan waktu yang tepat untuk pindah jabatan atau naik jabatan? Bagaimana meningkatkan karier dalam situasi bisnis yang tidak menentu? “Organisasi tempat saya bekerja tidak memungkinkan saya untuk naik pangkat, apakah yang harus saya lakukan dalam pengembangan karier saya?
Tulisan ini membahas mengenai perubahan yang terjadi dalam pola karier seseorang dan bagaimana strategi kita agar pengembangan karier kita dapat terjamin. Pengembangan karier tradisional
Dalam pandangan tradisional, pengembangan karier merupakan tanggung jawab suatu organisasi yang menyiapkan karyawan dengan kualifikasi dan pengalaman tertentu, agar pada waktu dibutuhkan organisasi sudah memiliki karyawan dengan kualifikasi tertentu. Sifatnya paternalistik, dari atas kebawah dan tersentralisasi.
Jadi yang dilakukan karyawan adalah bekerja sebaik mungkin, mengikuti semua pelatihan yang diberikan, menunggu kesempatan kenaikan jabatan dan biasanya menurut saja menduduki jabatan yang ditawarkan oleh perusahaan.
Pengembangan karier tradisional pada umumnya berupa kenaikan karier secara vertikal dari satu jenjang pekerjaan tertentu ke jenjang berikutnya. Jadi seseorang diharapkan mendalami suatu bidang pekerjaan tertentu kemudian menduduki jabatan manajerial.
Pengembangan karier yang sifatnya vertikal dimungkinkan karena bentuk organisasi yang sifatnya hirarkis/birokratis. Pengembangan karier tradisional kurang memberikan kesempatan kepada seseorang yang memiliki kompetensi teknikal yang tinggi namun tidak memiliki kemampuan manajerial., karena tidak tersedia jalur spesialis.
Namun beberapa perusahaan besar yang mempunyai sistem pelatihan dan pengembangan yang terintegrasi memberikan kesempatan kepada para karyawannya untuk pindah jalur profesi atau memberikan kesempatan kepada karyawannya menjadi generalis.
Tantangan Lingkungan Bisnis
Tantangan eksternal seperti globalisasi, persaingan, kemajuan teknologi, tuntutan pelanggan, mendorong suatu organisasi untuk berubah. Situasi ekonomi serta persaingan yang tajam mendorong organisasi melakukan restrukturisasi, perampingan organisasi, desentralisasi, merger, pemanfaatan IT dsb.
Struktur organisasi yang bersifat hirarkis dianggap terlalu lamban untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan. Organisasi dalam situasi yang sangat dinamis harus mampu bergerak secara cepat dan luwes.
Struktur organisasi yang lebih datar/ horisontal dianggap lebih tepat untuk keadaan sekarang karena jarak antara konsumen dengan pengambil keputusan lebih dekat.
Bahkan struktur organisasi yang bersifat network dimana suatu organisasi hanya memiliki pusat yang kecil dan fungsi fungsi organisasi dilaksanakan secara outsourcing., dianggap sebagai struktur yang cocok untuk situasi ini.
Tantangan lingkungan bisnis ini membuat rasa aman karyawan menjadi hilang. Tempat seseorang dalam suatu organisasi tiba-tiba bisa hilang. Hal ini dapat menimbulkan masalah besar dalam kehidupan seseorang.
Seseorang tidak dapat lagi menggantungkan hidupnya pada organisasi. Tanggung jawab pengembangan karier seseorang didorong menjadi tanggung jawab individu.
Seseorang harus mencari nilai tambah bagi dirinya sendiri sehingga lebih luwes dalam mencari pekerjaan termasuk menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri (entrepreneurship). Job security yang hilang harus digantikan menjadi career security.
Paradigma Baru Pengembangan Karier
Sejalan dengan perubahan struktur organisasi maka pengembangan karier yang bersifat tradisional dianggap tidak cukup luwes untuk memunuhi kebutuhan organisasi dan karyawan pada saat ini.
Tantangan dunia bisnis menuntut pola kerja yang sifatnya lintas fungsi dan tim kerja. Seseorang yang bekerja di bidang pemasaran harus memiliki pengetahuan keuangan, sumber daya manusia, produksi atau operasi. Seseorang dapat pula mengembangkan karier ke bidang spesialis dan profesional tanpa harus melalui bidang manajerial.
Pada beberapa perusahaan imbalan yang diterima oleh seorang profesional dapat melebihi imbalan dari seorang manajer. Pilihan penting lain adalah menciptakan lapangan kerja untuk anda sendiri dan orang lain.
Nah orang-orang yang berani mangambil risiko, peka terhadap tantangan bisnis dapat memilih alternatif ini. Jadi arah pengembangan karier pada saat ini lebih variatif, bisa vertikal, horisontal, dapat juga horisontal dulu kemudian vertikal. Agar anda memiliki career security lebih aktiflah meningkatkan ketrampilan dan kompetensi, sehingga anda benar-benar menjadi sangat ahli atau memiliki keahlian yang bersifat multiskill.
Kiat-Kiat Memperoleh Career Security :
· Tetapkan sasaran karier anda, teknikal, manajerial, profesional, fungsional atau menjadi wirausaha.
· Carilah seorang mentor yang mengetahui kekuatan dan kelemahan anda.
· Jangan membatasi karier anda hanya dalam satu bidang saja, karena akan mengurangi fleksibilitas ruang gerak anda.
· Berpartisipasi dalam setiap kesempatan pelatihan dan pengembangan di organisasi anda, meskipun anda tidak yakin manfaatnya untuk saat ini.
· Pendidikan S2 antara lain di bidang bisnis dapat memberikan lebih banyak pilihan dalam meningkatkan karier, termasuk pilihan menjadi entrepreneur.
· Berkontribusilah jika anda dipilih menjadi anggota suatu proyek kerja, karena akan memperluas kompetensi lintas fungsi dan meningkatkan kerja kelompok.
· Tingkatkan jejaring kerja anda baik didalam maupun diluar organisasi tempat anda bekerja.
· Tingkatkan ketrampilan hubungan antar manusia anda seperti komunikasi, kepemimpinan, motivasi, negosiasi dsb.
· Perbarui ketrampilan teknikal anda termasuk pengetahuan dalam bidang IT .
· Jangan mudah berpuas diri, selalu mencoba cara kerja yang lebih baik.
· Berpegang teguh pada etika yang berjalan seiring dengan sukses karier anda.
Nah siapkah anda untuk meningkatkan karier sesuai dengan perubahan paradigma baru organisasi?
Juliati T. Gunadi MBA Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya (Tim Konsultasi Karier pada karier@kompas.com)
Bila surat lamaran Anda tidak dibalas
Bila anda sudah mengirimkan surat lamaran dan ternyata tidak mendapat balasan, ada beberapa kemungkinan mengapa surat lamaran anda tidak dibalas. Tentunya, pertama-tama anda harus melamar pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat anda sendiri, yang harus dicerminkan dalam surat anda. Kemudian, kita perlu memahami bagaimana suatu perusahaan menyeleksi surat lamaran yang diterimanya. Bagi perusahaan, surat lamaran dapat dianggap sebagai saringan pertama bagi calon karyawannya. Biasanya, yang ingin diketahui pertama-tama adalah apakah persyaratan mutlak yang biasanya tercantum dalam iklan terpenuhi atau tidak.
Persyaratan mutlak itu meliputi misalnya, pendidikan terendah, jumlah pengalaman kerja, dan juga apakah pengalaman itu relevan dengan pekerjaan yang ditawarkan. Tentu saja kesan pertama penting sekali. Surat yang lipatannya kurang rapi, salah tulis atau ketik menimbulkan kesan kurang baik. Bila surat lamaran anda lengkap, dilampiri keterangan-keterangan sesuai persyaratan, maka kesan pribadi yang tampil dari surat lamaran anda akan menentukan apakah anda akan diundang untuk wawancara atau tidak. Surat yang mencerminkan penulis yang berkepribadian menarik akan mendapatkan lebih banyak perhatian.
Tampilkanlah diri anda secara wajar, jujur dan profesional. Sebutkanlah lowongan yang dilamar secara jelas. Ceritakanlah secara ringkas apa yang mendorong anda untuk melamar pekerjaan itu dan bagaimana anda secara pribadi merasa akan dapat berkembang dan juga berkontribusi kepada perusahaan itu. Janganlah membuat surat yang terlalu panjang. Satu lembar sudah cukup. Sertakan lampiran berupa riwayat pekerjaan, pendidikan, salinan ijazah dan hal-hal lain yang diminta.
Cara berpakaian yang baik dalam wawancara
Berpakaian yang “baik” dalam wawancara memang tidak dapat digeneralisasikan karena setiap perusahaan memiliki kebiasaan-kebiasaan/budaya perusahaan yang berbeda. Namun, ada beberapa tips yang dapat diingat, antara lain:
· Cari informasi terlebih dahulu tentang perusahaan dan Bapak/Ibu yang akan mewawancarai anda. Beberapa perusahaan memiliki peraturan atau “kebiasaan” berpakaian secara formal, tetapi ada juga yang semi formal, atau bahkan ada yang bebas. Hal ini penting, agar anda tidak dilihat sebagai “orang aneh’, disesuaikan dengan posisi yang akan dilamar. Bagi pelamar pria disarankan menggunakan kemeja lengan panjang dan berdasi, tidak perlu menggunakan jas. Berpakaian rapih dan bersih, tidak kusut. Hal ini memberi kesan bahwa anda menghargai wawancara ini.
· Berpakaian dengan warna yang tidak terlalu menyolok (mis., mengkilap, ngejreng).
· Bagi pelamar wanita berpakaian yang tidak terlalu ketat (rok bawah, kancing baju atasan).
· Berpakaian dengan disain yang simple (tidak telalu banyak pernik-pernik, toch ini bukan acara pesta).
· Tidak berlebihan dalam menggunakan wangi-wangian dan perhiasan.
Berapa gaji yang anda minta ?
Bila dalam wawancara, Anda ditanya berapa gaji yang anda inginkan, bagaimana cara menjawab pertanyaan itu dengan baik tanpa menimbulkan kesan bahwa Anda pencari gaji tinggi atau memberi kesan berapapun imbalan yang diberikan Anda mau.
Pada umumnya perusahaan sudah mempunyai rentang standar gaji untuk jabatan -jabatan yang ditawarkan. Bagi pelamar untuk posisi yang lebih tinggi dan langka biasanya memiliki kekuatan tawar menawar yang lebih tinggi. Jadi dalam menjawab pertanyaan tersebut anda harus memperoleh gambaran dulu imbalan total yang akan anda terima dalam setahun. Imbalan total adalah gaji dan tunjangan lain yang diberikan termasuk insentif dan bonus. Selain itu perlu ditanyakan apakah imbalan yang ditawarkan itu termasuk PPH atau netto.
Dalam menjawab pertanyaan tersebut jawablah imbalan yang anda harapkan setahun. Berdasarkan harga pasar yang sesuai untuk jabatan tersebut serta nilai tambah yang anda miliki. Jawablah dengan diplomatis: ” Saya berpendapat perusahaan ini pasti sudah mempunyai standar imbalan bagi jabatan ini. Berdasarkan pengalaman yang saya miliki dan kontribusi yang dapat saya berikan pada perusahaan ini, saya mengharapkan imbalan yang akan diberikan adalah minimal Rp. …/tahun ditambah fasilitas-fasilitas lain sesuai dengan peraturan perusahaan.
Negosiasi mengenai gaji pada saat ini tidak lagi dipandang tabu oleh sebagian besar perusahaan, namun anda diharapkan mengumpulkan informasi dulu agar dapat bernegosiasi dengan baik.
Variasi pertanyaan dalam wawancara
Bagi pelamar terutama bagi pemula pencari kerja perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadapi. Berikut ini kami berikan variasi-variasi pertanyaan yang kerap muncul dalam wawancara
Pertanyaan mengenai riwayat pendidikan :
· Mengapa anda memilih jurusan tersebut?
· Mata pelajaran apa yang anda paling suka, jelaskan alasannya.
· Mata pelajaran apa yang kurang anda sukai, jelaskan alasannya.
· Pada tingkat pendidikan mana anda merasa paling berprestasi, mengapa?
· Apakah hasil ujian menggambarkan potensi anda, jelaskan?
· Siapakah yang membiayai studi anda?
· Bagaimana teman-teman atau guru mengambarkan mengenai diri anda?
· Dalam lingkungan macam apakah anda merasa dapat bekerja paling baik?
Pertanyaan mengenai pengalaman kerja :
· Ceritakan mengenai pengalaman kerja anda
· Bagi yang belum pernah bekerja pada umumnya diminta untuk menceritakan mengenai aktivitas ekstra kurikuler selama studi
· Pekerjaan manakah yang paling menantang bagi anda, mohon dijelaskan.
· Pekerjaan manakah yang paling menantang bagi anda dan bagaimana anda menyelesaikan hal tersebut
· Dengan kolega macam apakah anda senang bekerja sama?
· Dengan boss macam apakah anda senang bekerja?
· Bagaimanakah anda memperlakuan anak buah anda?
Pertanyaan mengenai sasaran anda :
· Mengapa anda ingin bekerja dalam industri ini?
· Apakah yang mendorong anda melamar kepada perusahaan kami?
· Apakah yang anda inginkan dalam 5 tahun mendatang?
· Apakah yang anda inginkan dalam hidup anda?
· Apa yang anda lakukan untuk mencapai sasaran anda?
Pertanyaan mengenai organisasi yang ingin anda masuki :
· Apakah yang anda ketahui tentang organisasi yang akan anda masuki?
· Menurut anda faktor faktor sukses apa yang dibutuhkan seseorang untuk bekerja disini?
· Apakah yang anda cari dalam bekerja?
· Bagaimana anda dapat berkontribusi dalam perusahaan ini?
· Menurut anda apa visi dan misi dari organisasi ini?
Pertanyaan yang perlu dicermati :
· Tolong buka jendela tersebut ( ada tanda “sedang dicat mohon ditutup”)
· Kita lanjutkan wawancara ini tanggal 27 Desember 2000 (lebaran).
CV = Kesuksesan Anda
(Jika anda mengelolanya dengan benar)
Curiculum Vitae (CV) anda ibarat cermin bagi perekrut di perusahaan yang anda lamar. Dengan membacanya, seorang rekruiter akan segera bisa membayangkan seperti apa anda, bahkan sebelum mereka melihat anda. Profesionalkah, lamban atau tukang mengeluh?.Karenanya,berhati-hatilah dalam membuat Curiculum Vitae (CV) atau daftar riwayat hidup anda.Kalau salah memasukkan informasi, bukan tak mungkin kesempatan anda melayang.
1. Wajah CV.
Siapa yang tidak menyukai wajah cantik atau penampilan menarik?perumpamaan itupun berlaku ketika anda membuat CV. Sekalipun anda pintar dan profesional, perekrut tak akan tertarik membaca CV anda jika terlihat tidak menarik. Karenanya, kertas dan huruf adalah hal yang perlu diperhatikan dengan seksama untuk memastikan CV anda dibaca sampai selesai.
a. Kertas : jangan menggunakan kertas bergaris, berwarna atau yang desainnya meriah.Kesan yang timbul dengan menggunakan kertas jenis ini adalah : tidak profesional dan kuno.Sebaiknya gunakan kertas HVS putih polos dan ketik lamaran anda menggunakan komputer. Jangan pernah mengirimkan fotokopi CV, karena anda akan dianggap tidak menghargai perusahaan yang anda lamar. Biasakan mengeprint beberapa set CV anda sekaligus, sehingga anda tak akan kerepotan ketika tiba-tiba harus mengirim lamaran.
b. Huruf : Usahakan mengetik CV anda dengan komputer, karena akan lebih terjamin kerapihannya dibanding kalau anda menggunakan mesin tik manual.Untuk jenis huruf yang pantas dalam pengetikan CV, gunakan pilihan huruf yang sederhana tapi jelas terbaca, misalnya : Arial atau Times New Roman. Jangan memilih huruf yang membuat efek ukiran, karena akan memusingkan orang yang membacanya dan mengesankan anda seorang amatiran. Gunakan tinta hitam.
2. Isi CV
Untuk ‘menjual’ diri anda pada perusahaan yang anda lamar, sebaiknya kemukakan hal-hal yang pantas diketahui. Adalah hal yang mutlak untuk menampakkan kejujuran dalam CV anda, tetapi bukan berarti anda mengobral diri anda dengan menuliskan hal-hal yang tidak perlu, misalnya tinggi dan berat badan, kondisi kesehatan atau jumlah anak.
a. Data diri : pada bagian ini jelaskanlah hal-hal yang secara prinsip harus diketahui perusahaan tempat anda melamar, yaitu : nama lengkap, tempat/tanggal lahir, alamat dan nomor telephone.
b. Pendidikan : pada bagian ini yang perlu disebutkan adalah sertifikat yang berkaitan dengan pendidikan formal anda, nama lembaga pendidikan tempat anda pernah menimba ilmu, bidang studi, prestasi, penghargaan atau kursus yang signifikan dengan pendidikan anda. Kalau anda pernah mendapatkan beasiswa, penghargaan sebagai pemenang lomba karya tulis atau pernah kursus bahasa asing atau komputer, maka tuliskanlah dengan singkat dan jelas.
c. Pengalaman Kerja : Sebutkan dengan singkat dan jelas di perusahaan mana saja anda pernah bekerja. Jika anda pernah bekerja kurang dari enam bulan di suatu perusahaan, sebaiknya jangan ditulis kecuali ada hal khusus yang anda yakini baik untuk perkembangan karir anda.Tuliskan dengan singkat apakah anda pernah mempunyai prestasi di tempat kerja anda yang lama.Hindari untuk menyebutkan nama bos anda yang lama atau nomor telephone perusahaan anda yang lama.
d. Aktivitas dan keterampilan khusus : point ini sifatnya tidak harus. Jika anda memang mempunyai kegiatan atau keterampilan yang memang mendukung, tuliskanlah. Misalnya : mengikuti perkumpulan filateli, sekretaris atau punya keterampilan menulis steno, manajemen dll.
e. Minat : Sebutkan dengan singkat minat anda yang anda yakin positif dan signifikan untuk peningkatan karir anda.
Jika anda kesulitan dalam menyusun CV anda supaya lebih menarik, maka tidak ada salahnya kalau minta bantuan konsultan CV Builder yang berpengalaman. Silahkan kunjungi


@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
 SOAL -SOAL
1. Motivasi

Pertanyaan yang dapat menggali aspek motivasi antara lain :
  1. Mengapa anda memutuskan untuk melamar pekerjaan di perusahaan ini ?
  2. Apa yang membuat anda menjadi tertarik dengan perusahaan ini ?
  3. Tanggung jawab apa yang anda anggap penting dalam pekerjaan ?
  4. Tantangan apa yang anda cari dalam pekerjaan ?
  5. Sebutkan dua hal yang memotivasi anda dalam bekerja.
  6. Apa yang dapat memotivasi anda dalam kehidupan pribadi anda ?
  7. Apa yang dapat memotivasi anda dalam menyelesaikan tugas yang sulit ?
  8. Apa yang dapat memotivasi anda agar menjadi sukses dalam pekerjaan ?
  9. Apa alasan anda keluar dari perusahaan sebelumnya ?
  10. Apa yang membuat anda keluar dari perusahaan sebelumnya ?
  11. Selama perjalanan karir anda, posisi mana yang paling anda sukai ?
  12. Mengapa anda ingin mengubah karir ? (bila yang bersangkutan berpindah profesi/karir)
  13. Apa arti bekerja bagi anda ?
Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.
2. Ketahanan Terhadap Tekanan (Stres)

Pertanyaan yang dapat menggali aspek ketahanan terhadap tekanan/stres antara lain :
  1. Apakah anda dapat bekerja di bawah tekanan ?
  2. Pernahkan anda bekerja di bawah tekanan ? Ceritakan bagaimana anda menyikapinya?
  3. Dalam lingkungan kerja seperti apa anda merasa nyaman ? (Terstruktur atau tidak ?)
  4. Seandainya ada konsumen yang marah karena hal yang bukan dilakukan anda, bagaimana anda menyikapinya ?
  5. Bagaimana anda menyikapi kritik yang diberikan kepada anda ?
  6. Seandainya anda mendapatkan pekerjaan yang tidak anda harapkan, apa yang akan anda lakukan ?
  7. Apa yang anda anggap sebagai hal yang berat untuk dilakukan dalam pekerjaan ?
  8. Seandainya anda dihadapkan dengan dua tugas yang harus diselesaikan pada saat yang bersamaan, apa yang akan anda lakukan ?
  9. Masalah terbesar apa yang pernah anda hadapi ? Bagaimana anda mengatasinya ?
Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.
3. Inisiatif

Pertanyaan yang dapat menggali aspek inisiatif antara lain :
  1. Apa yang anda ketahui tentang perusahaan ini ? Dan darimana serta bagaimana anda mengetahuinya ?
  2. Kriteria apa yang anda gunakan untuk mengevaluasi perusahaan yang anda harapkan menjadi tempat kerja anda ?
  3. Ceritakan mengenai pendidikan dan pelatihan yang pernah anda ikuti.
  4. Bagaimana anda mendapatkan pekerjaan selama ini ? (Apakah melalui iklan, referensi, dsb) - untuk yang sudah pernah bekerja.
Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.
4. Sikap kerja

Pertanyaan yang dapat menggali aspek sikap kerja antara lain :
  1. Seandainya anda ditempatkan di cabang perusahaan yang jauh dari lokasi anda, bagaimana anda menyikapinya ?
  2. Seandainya ada pengalihan tanggung jawab pada pekerjaan yang anda pegang, bagaimana anda menyikapinya ?
  3. Ceritakan mengenai pengalaman kerja anda. (untuk yang sudah bekerja)
  4. Apa tanggung jawab anda pada posisi tersebut ? (untuk yang sudah bekerja)
Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.
5. Kepercayaan Diri

Pertanyaan yang dapat menggali aspek kepercayaan diri antara lain :
  1. Menurut anda, apa definisi/arti kesuksesan ? Dan seberapa besar pengaruhnya bagi anda ?
  2. Menurut anda, apa definisi/arti kegagalan ? Dan seberapa besar pengaruhnya bagi anda ?
  3. Jelaskan ukuran/standar kesuksesan bagi anda.
  4. Pekerjaan apa yang telah anda selesaikan dengan sukses ?
  5. Apa peran anda dalam kesuksesan tersebut ?
  6. Bagaimana anda memandang diri sendiri saat ini ? Apakah sudah sukses ?
Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.
6. Kemampuan Berpikir Analitis

Termasuk di dalam kemampuan berpikir analitis adalah "Kemampuan Memecahkan Masalah" (problem solving) dan "Kemampuan Membuat Keputusan" (decision making).

Pertanyaan yang dapat menggali aspek kemampuan berpikir analitis antara lain :
  1. Masalah tersulit apa yang pernah anda alami ? Apa yang anda lakukan ? Bagaimana penyelesaiannya ?
  2. Hambatan atau kendala apa yang ditemukan selama kuliah atau belajar ? Bagaimana cara mengatasinya ?
  3. Ceritakan mengenai persoalan yang pernah anda pecahkan.
  4. Ceritakan situasi dimana anda pernah memiliki masalah dengan pengambilan keputusan.
  5. Ceritakan dimana anda harus membuat suatu keputusan.
  6. Ceritakan bagaimana anda pernah memecahkan masalah yang sulit.
  7. Ceritakan mengenai permasalahan yang paling sering anda hadapi dalam pekerjaan.
  8. Apakah anda pernah menyelesaikan suatu permasalahan bersama-sama rekan ? Apa peran anda dalam menyelesaikan masalah tersebut ?
  9. Apakah anda pernah diminta untuk menyelesaikan beberapa tugas dalam suatu waktu ? Apa yang anda lakukan ?
  10. Bagaimana anda menyelesaikan suatu permasalahan yang muncul tiba-tiba ?
  11. Bagaimana anda mengidentifikasikan kedatangan suatu masalah ?
  12. Bagaimana anda membuat suatu keputusan penting ?
  13. Bagaimana anda memecahkan masalah ?
  14. Dalam situasi atau kondisi seperti apa, anda memiliki kemungkinan paling besar untuk berbuat kesalahan ?
  15. Keputusan apa yang terasa sulit bagi anda ? Berikan Contohnya !
  16. Menurut anda, faktor apa yang paling menentukan suksesnya seseorang ?
  17. Apa yang anda lakukan saat dihadapkan dengan pengambilan keputusan yang penting ?
  18. Apa yang anda lakukan saat kesulitan atau tidak dapat memecahkan persoalan yang anda hadapi ?
  19. Keputusan tersulit apa yang telah anda buat selama tiga tahun terakhir ?
  20. Kapan anda memutuskan untuk berhenti berusaha memecahkan suatu persoalan yang sulit ?
Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.
7. Kemampuan Pencapaian Keberhasilan (Achievement)

Pertanyaan yang dapat menggali aspek kemampuan pencapaian keberhasilan antara lain :
  1. Apakah anda senang mengerjakan pekerjaan/proyek yang sulit ?
  2. Apakah anda mempunyai prestasi yang dibanggakan ? Ceritakan !
  3. Apakah anda memiliki inisiatif ? Bagaimana anda menunjukkan hal tersebut ? Ceritakan satu contoh inisiatif yang telah anda ambil.
  4. Apakah anda pernah menyelesaikan persoalan yang sulit ? Atau yang sebelumnya anda pikir tidak dapat anda selesaikan ?
  5. Bagaimana anda menunjukkan keinginan (willingness) untuk bekerja ?
  6. Sebutkan prestasi yang pernah anda capai dalam pekerjaan atau masa kuliah/sekolah !
  7. Sebutkan lima pencapaian terbesar dalam hidup anda !
  8. Apa kegagalan terbesar yang pernah anda alami ? Kekecewaan apa yang anda alami ?
  9. Bagaimana anda mengatasi perasaan tersebut ? Dan mengatasi kegagalan tersebut ?
  10. Hal atau lingkungan seperti apa yang paling mendorong anda dalam bekerja ?
  11. Menurut anda, apa tantangan terbesar dalam pekerjaan ?
  12. Sebutkan bagian dari pekerjaan yang paling menantang dan yang paling tidak menantang.
  13. Apakah anda termasuk orang yang berani dalam mengambil risiko ?
  14. Berdasarkan pengalaman anda, ceritakan secara rinci dalam hal apa anda mengambil risiko untuk menyelesaikan suatu tugas ?
  15. Mengapa anda mengambil risiko tersebut ?
  16. Risiko apa yang anda hadapi saat mengajukan suatu usulan ?
  17. Prestasi apa yang pernah anda dapatkan di sekolah yang tidak dapat anda lupakan ?
  18. Prestasi apa yang pernah anda capai dalam bekerja yang mendapatkan penghargaan dari pimpinan atau perusahaan ? (baik penghargaan lisan ataupun penghargaan tertulis atau materi).
Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.
8. Aspirasi Diri

Pertanyaan yang dapat menggali aspek aspirasi diri antara lain :
  1. Mata kuliah (mata pelajaran) apa yang paling anda senangi ? Mata kuliah (mata pelajaran) apa yang paling anda tidak senangi ? Kenapa ?
  2. Apa cita-cita anda ketika lulus sekolah ? Ketika lulus kuliah ?
  3. Apakah anda berniat melanjutkan sekolah ? Berniat melanjutkan kuliah ?
  4. Menurut anda, apakah nilai anda merupakan indikasi terbaik untuk hasil akademik anda ?
  5. Kenapa kami harus memilih anda ?
  6. Bisakah anda menyebutkan lima kelebihan dan lima kekurangan anda ?
  7. Bagaimana pendapat anda mengenai perusahaan ini ?
Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.
9. Kelemahan Diri

Pertanyaan yang dapat menggali aspek kelemahan diri antara lain :
  1. Apakah anda telah mencapai semua target yang telah anda tetapkan ? Bila tidak, mengapa ?
  2. Bagaimana anda mengatasi kegagalan dalam pencapaian target tersebut ?
  3. Kelemahan apa yang muncul saat anda dihadapkan pada tugas yang sulit ?
Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.
10. Sosialisasi

Pertanyaan yang dapat menggali aspek sosialisasi antara lain :
  1. Ceritakan kegiatan anda di waktu senggang.
  2. Kegiatan apa yang anda ikuti di lingkungan anda ?
  3. Seandainya anda menjadi anggota suatu organisasi, maka kegiatan apa dan peran apa yang akan anda lakukan dalam organisasi tersebut ?
  4. Selain belajar, kegiatan apa saja yang anda ikuti saat masih kuliah atau sekolah ? Posisi apa yang anda pegang ?
Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.
11. Kemandirian

Pertanyaan yang dapat menggali aspek kemandirian antara lain :
  1. Ceritakan keputusan-keputusan penting dalam hidup anda, yang anda anggap sebagai keputusan anda sendiri. Juga ceritakan keputusan penting yang anda anggap bukan keputusan anda sendiri.
  2. Mengapa anda memilih jurusan .... ?
  3. Dalam pengambilan suatu keputusan, siapa yang berpengaruh dalam diri anda ?
  4. Dalam hal-hal apa saja orang-orang tersebut anda sertakan ?
Sumber : gilland-ganesha.com, buku "Sukses Mendapatkan Pekerjaan" - Anna T. Yuniarti, S.Psi.
12. Kepemimpinan

Pertanyaan yang dapat menggali aspek kepemimpinan antara lain :
  1. Sebutkan kepribadian yang anda miliki yang mencerminkan kemampuan memimpin.
  2. Menurut anda, kualitas apa yang dibutuhkan seorang pemimpin ?
  3. Apa yang paling menjadi tantangan bagi seorang pemimpin ?
  4. Bagaimana cara anda mendelegasikan suatu tanggung jawab ?
  5. Apakah anda membutuhka pengawas dalam bekerja ?
  6. Bagaimana cara anda membuat suatu rencana kerja ?
  7. Bagaimana cara anda memberikan teguran atau mendisiplinkan bawahan anda ?
  8. Seandainya ada bawahan anda yang melanggar aturan perusahaan, bagaimana anda menghadapinya ?
  9. Atasan seperti apa yang anda harapkan ?
  10. Seandainya anda kelebihan beban kerja, apa yang akan anda lakukan ?
  11. Bagaimana cara anda untuk memotivasi sesorang ?
  12. Atasan seperti apa yang menurut anda sulit untuk diajak kerja sama ?
  13. Bawahan seperti apa yang menurut anda sulit untuk diajak kerja sama ?
  14. Atasan seperti apa yang menurut anda tidak adil ?
  15. Seandainya anda membuat suatu kebijakan, kemudian bawahan anda banyak yang menentangnya, bagaimana anda mengatasinya ?

SOAL – SOAL KHUSUS
1. Contoh Pertanyaan Khusus
Kelompok Bidang Perbankan

  1. Ceritakan, apa yang dimaksud dengan bank ?
  2. Sebutkan dan jelaskan produk-produk perbankan yang anda ketahui.
  3. Jelaskan perbedaan deposito dengan tabungan.

Bidang Marketing
  1. Apakah yang anda ketahui tentang marketing secara umum ? Dan marketing khusus untuk perbankan ?
  2. Seandainya anda menjadi seorang petugas marketing, bagaimana cara anda mencari nasabah ?
  3. Syarat-syarat apa saja yang ditetapkan oleh bank untuk mendapatkan pinjaman ?
  4. Untuk memperkecil resiko kredit, maka permohonan kredit harus dinilai oleh bank. Jelaskan yang dimaksud dengan 5 C ?
  5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan f.e.o., dan gadai ?

Bidang Costumer Sevice (CS)
  1. Sebutkan dan jelaskan tugas-tugas CS (Costumer Sevice) secara umum. Dan tugas-tugas CS di perbankan.
  2. Bagaimana menurut anda sikap Costumer Sevice yang baik ?
  3. Bagaimana sikap anda jika menghadapi nasabah yang banyak menuntut ?
  4. Bagaimana sikap anda bila ada nasabah yang ingin menutup rekeningnya, padahal nasabah tersebut merupakan prime customer ?
  5. Hal-hal apa saja menurut anda yang perlu dirahasiakan terhadap sesama karyawan maupun pihak lain ?
  6. Sebutkan syarat-syarat untuk pembukaan rekening perorangan. Kemudian sebutkan untuk rekening perusahaan.
  7. Bagaimana sikap anda saat atasan menegur anda ?

Bidang Teller
  1. Sebutkan dan jelaskan tugas-tugas Teller.
  2. Bagaimana menurut anda sikap Teller yang baik ?
  3. Jelaskan perbedaan cek dengan BG.
  4. Jelaskan ciri-ciri uang palsu.

Back Office Processing (BOP)
  1. Sebutkan dan jelaskan perbedaan bank umum dengan bank perkreditan rakyat.
  2. Jelaskan mengenai kliring.
  3. Jelaskan perbedaan cek dengan BG.
  4. Hal-hal apa saja menurut anda yang perlu dirahasiakan terhadap sesama karyawan maupun pihak lain ?

Pimpinan/Kepala CS atau Teller atau BOP
  1. Seandainya anda menjadi pimpinan, ceritakan hal-hal apa saja yang anda lakukan bila ada karyawan baru yang menjadi bawahan anda.
  2. Seandainya anda menjadi pimpinan, jelaskan apa yang akan anda lakukan jika bawahan anda malas dan tidak efisien.
  3. Seandainya anda menjadi pimpinan, ceritakan tindakan-tindakan apa yang anda lakukan dalam membimbing, mengarahkan, dan memotivasi bawahan anda.
  4. Seandainya anda menjadi pimpinan, bagaimana sikap anda bil


@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Banyak orang merasa cemas ketika akan menjalani wawancara kerja. Memang, sebelum
dan saat menjalaninya lazim ada tingkat kecemasan yang menganggu. Tentu saja,
tingkatan itu berbeda pada setiap orang. Ada orang yang bisa mengendalikan
kecemasannya, ada yang terjebak bahkan gugup tak bisa apa-apa. Anda bagaimana?
Jika Anda merasakan kecemasan luar biasa sehingga tak bisa menunjukkan kemampuan
terbaik saal wawancara, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan agar bisa
tenang atau setidaknya tak terlampau tegang. Berkurangnya ketegangan bisa
membantu mendapatkan percaya diri yang lebih tinggi.
Banyak Berlatih. Suasana asing saat menjalani wawancara atau interview kerja bisa Anda
kurangi jika Anda berlatih wawancara sesering mungkin. Latihan demi latihan yang Anda jalani
membuat Anda lebih siap dan semakin tahu apa yang harus dilakukan dan dikatakan dalam
sebuah interviu. Dengan cara ini, Anda juga jadi lebih tahu kekurangan diri yang lain kali bisa
dihindari atau malah kelebihan yang bisa ditingkatkan.
Melakukan Banyak Persiapan. Persiapkan diri Anda sebaik mungkin sebelum menjalani
interviuw kerja. Persiapan yang dilakukan meliputi pengetahuan, kemampuan, serta
penampilan Anda. Semakin baik Anda mempersiapkan diri semakin besar pula kemungkinan
Anda bisa menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan pewawancara dengan keyakinan
penuh.
Bagian awal dari wawancara merupakan saat yang penting. Jika Anda pada bagian tersebut
sudah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan keyakinan tinggi, rasa percaya diri Anda
juga akan semakin meningkat. Sebaliknya. jika di bagian awal wawancara kerja Anda sudah
merasa serba salah dan cemas, semakin lama semakin sulit Anda menjawab pertanyaan
pertanyaan selanjutnya dengan baik.
Saat melakukan persiapkan, yakinkan diri tentang tiga hal:
1. Anda bisa melakukan pekerjaan tersebut;
2. Anda bisa menyesuaikan diri dengan tugas-tugas
yang akan diberikan, dan;
3. Anda bisa melakukan semuanya dengan baik.
Jangan berpikir pekerjaan itu merupakan yang terbaik. Ketika Anda berpikir bahwa pekerjaan
yang sedang berusaha Anda dapatkan ini merupakan yang terbaik dan kesempatan hanya
datang sekali, tingkat kecemasan yang dirasakan justru akan meningkat. Tak perlu memberikan
penilaian yang berlebihan sebelum Anda benar-benar tahu dan memulai pekerjaan tersebut.
Anda belum tentu akan menyukai pekerjaan yang bahkan belum Anda lakukan. Selain itu,
kesempatan yang lebih baik bisa saja datang kepada Anda di lain waktu. Jadi, lebih baik
bersikap tenang dan santai.
Tak perlu menjawab dengan jawaban sempurna. Memikirkan suatu jawaban yang sempuma
saja tentu sudah membuat seseorang “pusing”, belum lagi jika Anda berusaha mendapatkan
jawaban tersebut secara spontan saat pertanyaannya dilontarkan. Hal ini justru akan
meningkatkan kecemasan Anda. Padahal, apa yang menurut Anda sempurna belum tentu
dianggap seperti itu oleh si pewawancara. Cukup siapkan jawaban yang berisi poin-poin
penting yang ingin Anda sampaikan.
Jangan rendah diri. Kecemasan justru bisa semakin meningkat saat pikiran-pikiran rendah diri
memenuhi benak Anda. Hindari pikiran-pikiran negatif seperti “saya tak cukup pintar” atau “saya
kalah hebat dibandingkan kandidat yang lain”. Akan lebih baik apabila Anda memusatkan
perhatian pada kelebihan-kelebihan yang Anda miliki. Jangan memenuhi pikiran Anda dengan
persainganpersaingan yang tak mungkin bisa diubah.
Nah, kini Anda telah siap, kan?
Dalam wawancara kerja, umumnya anda akan dihadapkan pada pertanyaan "Apa kekurangan dan kelebihan anda..?". Meski kedengarannya sepele tapi ternyata banyak yang masih bingung dalam menjawab pertanyaan semacam ini. Padahal pertanyaan ini mau nggak mau harus dijawab. Karena bisa jadi jawaban dari pertanyaan ini mempengaruhi keputusan penerimaan.

Sebenarnya wajar sih kalau anda bingung. Masalahnya mengungkap kelebihan diri sendiri bukanlah hal yang gampang, apalagi mengungkapkan kekurangan diri. Rasanya anda harus mengerutkan kening untuk menjawabnya. Tapi sekarang nggak perlu grogi lagi kalau dihadapkan pada pertanyaan seperti ini. Kuncinya, anda harus mengungkapkan kelebihan diri tanpa kesan sombong dan berlebihan, sedangkan untuk mengungkapkan kekurangan tanpa menjatuhkan kualitas diri anda sendiri.

Sebaiknya dalam mengungkapkan kelebihan, anda harus mempertimbangkan kemampuan dasar yang sudah anda miliki kemudian menggabungkannya dengan kemampuan khusus yang dituntut oleh perusahaan yang memanggil anda. Perlu anda catat, kemampuan dasar biasanya berkaitan dengan 'soft skill' seperti kemampuan menganalisis, kerjasama, komunikasi, memimpin organisasi, dan lain-lain.

Jangan ragu untuk mengungkapkan semua kemampuan tersebut. Karena perusahaan akan menghargai kemampuan dasar anda, alasannya hal ini merupakan modal dasar untuk mengembangkan diri. Sedangkan kemampuan khusus seringkali berkaitan dengan hal-hal yang bersifat teknis yang diperlukan perusahaan, misalnya kemampuan akunting, kemampuan mengelola data, kemampuan bahasa, pemasaran, dll. Dan kemampuan khusus ini biasanya semakin meningkat dengan beberapa pengalaman kerja anda di perusahaan terdahulu. So, biar perusahaan berpikir seribu kali untuk menolak anda, juallah kemampuan dasar dan kemampuan khusus yang sudah anda miliki.

Lalu bagaimana cara mengungkapkan kekurangan anda...? Untuk kekurangan, sampaikanlah hal-hal khusus yang berkaitan dengan belum banyaknya pengalaman yang anda dapatkan dalam bidang tertentu. Sampaikan tanpa nada merendahkan diri dan katakan bahwa anda adalah orang yang selalu ingin belajar. Katakan juga bahwa anda merupakan orang yang cepat memahami dalam mempelajari sesuatu. Dan juga katakan bahwa anda bukanlah orang yang pasrah dengan kekurangan.

Pendek kata, anda tidak keberatan mengikuti proses pembelajaran untuk mencapai kemajuan yang diharapkan. Dengan demikian anda telah mengungkapkan kekurangan tanpa menjatuhkan diri sendiri, sekaligus menegaskan bahwa anda memiliki semangat yang tinggi untuk maju. Sehingga perusahaan akan menilai bahwa anda adalah orang yang punya motivasi untuk terus berkembang.

So, walau anda telah mengungkapkan kekurangan, perusahaan tetap menilai positif diri anda. Dan selanjutnya, tunggu aja keputusan perusahaan! Percaya deh kalau kekurangan anda tidak lebih banyak dibanding kelebihan anda yang menguntungkan perusahaan, perusahaan akan tertarik mengajak anda bergabung. Tapi jika anda sudah benar-benar bergabung dengan perusahaan tersebut tentu saja apa yang sudah anda 'jual' dalam wawancara harus bisa anda buktikan.

Bagaimana menilai potensi seorang karyawan atau calon karyawan? Informasi mengenai potensi sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam berbagai proses manajemen SDM, seperti proses seleksi, perencanaan karir, pelatihan dan pengembangan, serta placement. Dalam proses seleksi misalnya. Perusahaan akan dihadapkan pada masalah bagaimana menjaring manusia yang dianggap paling potensial, sehingga dapat memiliki performansi prima dalam lingkungan kerja perusahaan.


Salah satu tahap seleksi calon karyawan adalah pemeriksaan psikologis yang lebih populer dengan sebutan psikotes. Psikotes digunakan untuk memilih orang terbaik dari sekian banyak calon, sesuai kriteria jabatan maupun tugas yang harus dilakukan. Terhadap pekerjaan-pekerjaan tertentu diperlukan kemampuan berpikir konseptual, analitis, atau kemampuan berpikir logis. Hasil tes terhadap kemampuan ini diharapkan ikut menjadi kontribusi terhadap predictor kesuksesan dalam menjalani tugas-tugasnya kelak. Potensi mereka dinilai dan dibandingkan dengan potensi-potensi yang harus dimiliki agar berfungsi efektif dalam posisi tertentu.

Selain untuk mengetahui tingkat kecerdasan individu, juga “melihat” aspek psikologis lainnya seperti motivasi kerjanya, bakatnya, keadaan emosionalnya, hubungan dengan orang lain dan sikapnya menghadapi sesuatu hal. Seringkali juga orang menyebut mengetahui tingkat EQ (emotional quotion). Dalam pemeriksaan psikologis digunakan alat-alat ukur (dalam bentuk soal-soal tes) tertentu yang diciptakan oleh para ahli psikologi. Aspek kepribadian juga dipertimbangkan. Jabatan di bidang penjualan membutuhkan tipe kepribadian yang berbeda dengan bagian audit, misalnya.

Agar hasil psikotes anda prima, ada hal - hal yang mesti disiapkan sebelumnya :
- Pastikan bahwa anda telah makan dengan cukup kenyang dan cukup tidur sebelum memulai test.
- Tenang dan jangan panik.
- Jawab setiap pertanyaan dengan jawaban yang benar - benar mewakili diri anda, kejujuran benar - benar dibutuhkan.
- Jangan menjawab asal - asalan atau memilih jawaban yang menurut anda diharapkan oleh perusahaan.
- Baca dan dengarkan instruktur bagi setiap soal dengan baik. Beberapa soal dalam psikotes tidak diberi batasan waktu sementara yang lainnya harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
- Jika menghadapi kesulitan dalam suatu soal, lanjutkan saja ke soal berikutnya. Soal yang terlewatkan itu dapat anda kerjakan jika masih ada waktu yang tersisa.

“Gagal” lulus psikotes bukan berarti gagal segala-galanya. Sebenarnya jika dinyatakan tidak lulus berarti Anda tidak memenuhi persyaratan yang seharusnya dimiliki untuk melakukan pekerjaan tertentu menurut ukuran perusahaan tersebut. Namun ukuran setiap perusahaan belum tentu sama. Ini berarti Anda dapat mencoba melamar pada perusahaan lain bukan? Namun kalau berkali-kali gagal melamar untuk satu jenis pekerjaan, kemungkinan besar pekerjaan tersebut tidak cocok untuk Anda. Karena itu sebaiknya untuk mendatang lamarlah jenis pekerjaan yang berbeda
OK, meskipun tips terkait cara menjawab pertanyaan interview belum usai, tapi saya rasa issue terkait bagaimana menegosiasi gaji pada tes wawacara kerja juga tak kalah penting untuk dibahas. Nah, aturan umum menegosiasi gaji seperti gini: Jangan bicarakan gaji sampai kemudian Anda sudah mendapat kejelasan bahwa Anda-lah kandidat yg diharapkan (atau merupakan salah satu dari sedikit yg terpilih). Namun, memang sih aturan kayak gitu susah juga untuk dipatuhi. Upaya2 menghindar dari pertanyaan malah bisa-bisa berubah menjadi otot2an – yg tentu tidak Anda inginkan.

Idealnya memang, pembicaraan terkait gaji baru bisa dilakukan jika pelamar kerja sudah tahu betul dia mau ditempatkan di posisi mana, dan apa saja tanggungjawabnya. Tapi sialnya, tak jarang employer merasa perlu menghemat waktu mereka dg melakukan penyaringan sejak dini.

Anda tentunya menginginkan gaji yg lebih besar ketimbang yg sudah Anda terima sekarang, itu udah jelas. Untuk itu, ketika ditanya tentang riwayat gaji, sebaiknya Anda benar-benar sudah tahu berapakah yg sebetulnya Anda sudah dapatkan sekarang. Saya pertegas lagi: Pastikan Anda tahu berapa banyak sih sebenarnya benefit yg Anda peroleh. Beneran, banyak orang yg ndak tau lho. Meskipun semua orang bisa nyebutkan dia dapat berapa per bulannya, tapi banyak yg lupa memperhitungkan penghasilan tahunan, termasuk juga kompensasi non-gaji seperti tunjangan kesehatan, bonus, bagi hasil, dana pensiun, training pengembangan diri, dan yg lainnya. Padahal hal2 seperti itu aja sudah bisa nambah sampe 25 persen atau lebih dari gaji pokok Anda.
Pertanyaan terkait gaji ini memang terkesan seperti sebuah perangkap. Anda tentu ndak berharap permintaan gaji Anda dianggap terlalu tinggi atau terlalu rendah. Klo terlalu tinggi, kredibilitas Anda bisa rusak, kerja keras Anda sampai dg wawancara bisa dimentahkan. Sementara klo terlalu rendah, bukan cuma maksud untuk tingkatkan standar hidup terbatalkan, itu malah bisa jadi cerminan kurangnya rasa percaya diri, rendahnya self esteem dan ketidakmampuan untuk menilai harga kompetensi diri.
Nah, lantas gimana? Seperti yg saya sampaikan di awal, jangan berikan jawaban gamblang di awal. Anda harus membuat pelamar kerja melihat dulu performa Anda melalui tes wawancara, sehingga dia bisa melihat kelayakan “harga” Anda. Tujuannya adalah agar Anda bisa mengambil waktu sebanyak mungkin untuk membuat kesan sebaik yg Anda bisa berikan sebelum pembicaraan tentang gaji dimulai. Ini ndak ada beda dg salesperson yg sedang berusaha menjual produknya. Harga baru biasanya akan disebut ketika seluruh fitur dan benefit dari produk telah tuntas dibicarakan. Membicarakan harga sebelum fitur dan benefit diungkap bukanlah cara menjual yg bagus. Sama, itu juga bukan cara menegosiasi gaji yg bagus. Anda harus presentasikan dulu keahlian dan wawasan Anda, serta bagaimana Anda bisa menguntungkan perusahaan sebelum bicarakan tentang gaji.
Setahu saya ndak ada kok kasus di mana pelamar kerja ditolak gara2 dia belum menyebutkan dg jelas berapa gaji yg dia minta di surat lamaran. Yg biasanya ada tu kasus pelamar ditolak gara2 sejak awal dia udah nyebutin permintaan gaji yg ndak cocok buat pemberi kerja.
Meskipun begitu, memang bisa jadi Anda akan menemui skenario ndak ideal. Ini adl kondisi di mana Anda sudah ditanya berapa gaji yg diminta sejak awal interview, sebelum Anda sempat meyakinkan pewawancara bhw Anda lah kandidat terbaik, atau sebelum Anda punya gambaran terkait tanggung jawab yg akan diemban di posisi yg Anda incar.
Nah, dalam skenario situasi semacam ini, hal terbaik yg bisa Anda lakukan adl memberikan respon pengalih pembicaraan untuk mengulur waktu. Mengapa? Sekali lagi, supaya Anda bisa mencari info terkait posisi yg Anda incar, dan supaya Anda miliki lebih banyak waktu utk menjual terlebih dahulu pengalaman dan kapabilitas Anda.

Pertanyaan: Berapa gaji yg Anda harapkan untuk posisi ini?
“Mohon maaf, Pak. Karena saya masih belum ada gambaran yg jelas terkait bagaimana posisi ini, maka sebenarnya cukup susah bagi saya untuk menyebutkan angka. Saya berharap Bapak berkenan untuk terlebih dahulu memberi saya gambaran dari posisi ini, dan juga rentang gaji yg sudah ditetapkan di perusahaan. Berdasarkan pengalaman saya, nama jabatan yg sama atau identik di perusahaan satu dan yg lain sebenarnya tidaklah benar2 mengartikan kesamaan. Sehingga untuk bisa menyebut angka, saya rasa saya perlu tahu terlebih dahulu bagaimana deskripsi tanggung jawab & pekerjaan dari posisi ini.”
Nah, jika Anda sudah sampaikan yg di atas tapi si pewawancara teruus aja ngejar, dan lalu memaksa Anda utk menyebut angka, padahal Anda belum sempat menjual kompetensi diri Anda. Yaa…[sigh]… sudah lah, sebut aja angka berapa gitu (do your research, please). Ini supaya si pewancara ndak malah menganggap Anda ini merepotkan dan kurang komunikatif.
“Dengan lingkup tanggung jawab yg hendak saya emban, saya pikir saya layak untuk dihargai dengan standar gaji tertinggi yg masih bisa diterima oleh sebagian besar perusahaan, yakni dalam kisaran ___ hingga ___ juta rupiah.”
Pertanyaan: Berapa gaji Anda sekarang? Bagaimana riwayat gaji Anda?
“Saya bisa pahami bila Bapak ingin tahu tentang informasi tsb, dan tentu saja, saya amat tidak keberatan untuk menyampaikannya. Namun rasanya akan lebih nyaman bagi saya bila Bapak berkenan untuk memberi saya kesempatan utk terlebih dahulu menjelaskan bagaimana tanggungjawab dari posisi saya sekarang, dan setelah itu menanyakan kpd Bapak terkait bagaimana bentuk tanggungjawab dari posisi yg saya tuju di sini. Hal ini saya pikir bisa membantu untuk melihat apakah kedua posisi tersebut benar2 bisa dibandingkan dari segi salary dan benefit.”
Nah, lantas jika Anda merasa bener2 ndak bisa mengelak dari penyebutan angka? Silahkan ke halaman dua.
Pertanyaan tentang karakter dan sifat bisa jadi merupakan yang paling subyektif dari semua jenis pertanyaan yg ada. Gawatnya, hal ini kadang bisa terpengaruh banget oleh mood (dan siklus hormonal juga). Dan menariknya, mood dan kondisi produktif kita juga bisa dipengaruhi oleh waktu. Maksudnya, Anda ngerasa ngga klo Anda merasa paling produktif pada waktu2 tertentu dalam satu hari, atau waktu2 tertentu dalam satu minggunya. Bagi banyak orang, hari senin adalah hari yg kurang mbikin semangat. Entah karena kecapekan akibat lelah beristirahat pada sabtu minggunya atau benar2 karena males.

Apapun deh, menghadapi pertanyaan tentang karakter dan sifat tidaklah menjadi begitu mudahnya mentang2 kita sudah tau banyak tentang teori kepribadian plus.
Baik, mari kita mulai:
1. Menurut Anda sendiri… apakah Anda ini pintar?
(ingat, ada beda antara rendah hati dan rendah diri. Dan ini bukanlah waktu untuk menjadi sempurna pada keduanya.)
Iya. Dalam artian bahwa kepintaran di sini bukan sekedar diukur dari hasil tes IQ. Saya pikir kepintaran seseorang akan benar2 tampak ketika seseorang menghadapi beragam situasi dan berinteraksi dengan banyak orang. Dan dari aspek itulah saya merasa miliki keunggulan. Saya memiliki rasa percaya diri yg besar pada kemampuan saya untuk bekerja dengan orang lain, menyelesaikan permasalahan bisnis, dan juga membuat keputusan yg terkait urusan kerja. Tentu saja masih ada banyak hal yang saya belum tahu, tapi saya optimis bahwa saya bisa mempelajarinya. Sehingga saya lalu juga mengartikan kepintaran sebagai kemampuan yg baik untuk mengajukan pertanyaan pintar, mendengarkan dengan seksama, dan menyadari tak ada orang yg tahu tentang segalanya.
2. Apakah Anda merasa bosan bila harus melakukan pekerjaan yg sama berulang-ulang?
Tidak juga. Bila pekerjaan itu memang sudah menjadi tugas saya, maka saya tidak akan merasa bosan karena itu memang tanggung jawab saya untuk merampungkannya dengan kemampuan terbaik. Menurut saya, pekerjaan itu tidaklah harus punya sifat menghibur, yang penting saya telah meyakini bahwa itu adalah harga yg harus dibayar untuk meraih kesuksesan yg lebih tinggi.
Saya berpendapat bahwa bila ada seseorang yang mudah bosan dengan repetisi, maka dia bisa jadi akan mengalami masalah yg cukup serius nantinya. Karena terkadang kita harus mengesampingkan kesukaan kita dan berfokus pada melakukan apa2 yang memang harus dilakukan – meskipun itu bukanlah suatu hal yg baru.
Saya pikir sampai saat ini saya sudah terlalu sibuk untuk mengerjakan tugas saya sehingga sampai2 tidak sempat untuk merasa bosan :wink:
3. Anda lebih menyukai kerja dalam tim atau sendirian?
Bekerja dalam tim adalah salah satu elemen terpenting dalam sukses karir dan juga hidup. Sepengetahuan saya, bila seseorang tidak bisa bekerja dengan baik dalam tim, maka dia pun biasanya juga akan susah untuk bekerja dan berkomunikasi secara produktif dalam hubungan orang per orang.
Meskipun kerja tim amatlah penting, namun saya tetap mampu produktif dalam bekerja sendirian. Terkadang tekanannya memang terasa lebih berat, tapi saya sudah terbiasa untuk menganggapnya sebagai tantangan. Terkait manakah yg saya pilih; apakah bekerja dalam tim atau sendiri, maka itu tergantung pada manakah cara yg terbaik untuk merampungkan pekerjaan. Atas pilihan mana pun, saya masih bisa bekerja sama kerasnya dan dengan inisiatif penuh.
4. Apakah Anda suka bekerja dengan “benda”; apapun bentuknya?
(bila memang iya, apalagi pekerjaannya memang membutuhkan kompetensi teknis)
Ya, sedari dulu saya memang punya bakat dan kecepatan dalam mempelajari kemampuan teknis. Saya suka sekali bekerja dengan mesin dan gadget. Ketertarikan saya itu membuat saya bisa mengoperasikan banyak perangkat. Meskipun begitu saya juga punya kemampuan untuk mengkonseptualisasi sebuah penugasan dan lalu menerjemahkan konsep itu ke dalam bentuk konkrit implementasi di lapangan (baca: artinya klo Bapak ngasih saya perintah, bapak ndak perlu tahu tentang cara pengoperasian perangkat/mesin/gadget untuk memfasilitasi perintah itu. Cukup katakan saja perintahnya, ntar saya bisa kok mendayagunakan semua perangkat/mesin itu untuk memfasilitasi keinginan bapak.)
5. Apakah Anda suka bekerja dengan angka?
(bila memang iya, atau bila pekerjaannya memang membutuhkan kemampuan analitis dan matematis)
Tentu saja. Itu memang yang menjadi dasar untuk pekerjaan ini. Saya punya bakat yang kuat dalam mengurusi angka saya mampu menangani sisi hitung-hitungan dari bisnis. Pencatatan dan pembukuan yang akurat memang bagian manajemen yang penting dan bisa membantu dalam menunjukkan wilayah2 yang bisa dikembangkan. Dan di bagian situlah saya memiliki bakat dan kemampuan.
6. Apakah Anda suka bekerja dengan orang?

(bila memang iya, atau situasi yang diharapkan memang adalah kerja tim)
Iya, sangat. Bila kita bermaksud untuk memenuhi target dan menindaklanjuti rencana pertumbuhan yang telah dicanangkan, maka kita memang harus mengatur dan mengkoordinasi kerja dari banyak orang. Saya percaya dengan kekuatan sinergi dalam kerja tim, di mana daya kreativitas yang muncul di sana akan lebih besar ketimbang yang bisa dimunculkan oleh orang per orang secara sendiri-sendiri.
(tapi bila tidak, atau bila pekerjaannya menuntut Anda untuk bisa kerja sendirian)
Saya selalu bisa bekerja dengan orang lain, tapi saya tak punya kesulitan untuk bekerja sendirian. Saya punya kemampuan inisiatif yang besar. Saya juga bisa membuat target-target secara mandiri, atau menjalani target yang ditugaskan dan merampungkannya.
7. Apakah Anda betah menangani hal-hal detail?
Iya, saya kira begitu. Saya bersedia melakukan apa-apa yang ditugaskan kepada saya. Bila ketelitian ekstra pada detail adalah salah satu prasyarat di dalamnya, maka saya pun akan melakukannya. Saya percaya bahwa sukses dan percepatan karir adalah hasil langsung dari terlaksanya tugas dengan baik, termasuk di dalamnya adalah ketelitian pada hal-hal yang detail.
8. Apakah Anda punya jiwa kompetitif?
Iya, saya punya itu. Menurut saya, sifat kompetitif itu diperlukan agar bisa sukses di lingkungan korporat. Namun dengan sifat kompetitif ini bukan berarti berkompetisi secara ganas dengan rekan kerja untuk mendapatkan pengakuan, kenaikan gaji, atau promosi. Bila saya bekerja dengan baik dan selalu memberikan upaya terbaik, saya yakin imbalannya pasti akan datang.
Yang penting, kompetisi terbesar adalah dengan diri saya sendiri. Maksudnya, saya selalu berusah memecahkan rekor pribadi saya sendiri – untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik atau lebih cepat dari yang sudah pernah saya lakukan.
9. Apa yang Anda lakukan bila Anda punya cara pandang yang berbeda dengan atasan?
Yang jelas saya bukan seorang yes-man. Tapi meskipun begitu, saya cukup berhati-hati dengan bagaimana saya mengekspresikan pendapat. Saya tidak akan seenaknya menyatakan ketidaksepakatan saya atas pimpinan di depan banyak orang. Karena saya tahu rata-rata orang tidak suka dicela di depan umum. Selama rapat berlangsung, saya biasanya membuat mencatat dengan baik, lalu memberikannya kepada orang lain secara rahasia. Saya percaya kita bisa menunjukkan ketidaksepakatan dengan tanpa menunjukkan sikap pertentangan. Yang penting kan bukan ketidaksepakatan kita itu, namun adalah agar pendapat kita didengar dan dihargai. Dan saya tahu betul bahwa cara kita menyampaikan sesuatu akan menentukan apakah pendapat kita akan didengarkan atau tidak
Dalam tes wawancara kerja, pertanyaan pribadi dan keluarga bisa jadi menantang krn bisa membuat diri jadi kelabakan, khususnya bila sudah menyangkut wilayah2 sensitif seperti status dan latar belakang keluarga. Meskipun kebanyakan pertanyaan di wilayah ini hanya berpengaruh kecil pada penentuan kompetensi, tapi wilayah ini akan menjadi dasar terkait attitude dan kebiasaan profesional Anda. Pertanyaan ini juga bisa menjadi penentu mood dan persepsi awal pewawancara sebelum melanjutkan ke pertanyaan2 berikutnya.
Anda bisa gunakan contoh jawaban berikut ini untuk dijadikan semacam gambaran dan template yang masih bisa dimodifikasi dan disempurnakan. Meskipun jawaban ideal bisa Anda sampaikan dengan persiapan yg cukup, namun tentu sebaiknya jawaban Anda didasarkan pada kenyataan bahwa jawaban Anda memang mencerminkan diri Anda yg sebenarnya. Sehingga ketika Anda mengetahui bahwa ada jawaban dalam pertanyaan wawancara berikut yg ternyata belum sesuai dg diri Anda, maka sikap Anda adalah, “Berarti aku harus bisa menjadi spt yg akan aku ucapkan ini” :-P
Anda tidak sebaiknya menjadi siapapun yg bukan diri Anda pada tes wawancara, misal dg berbohong atau merekayasa jawaban. Karena jika Anda lolos diterima dg tidak menjadi diri sendiri, maka bukan diri Anda sendiri jugalah yg akan bekerja nanti. Dalam kondisi semacam itu, pasti Anda akan merasa gerah dan tak nyaman.
Jawaban berkualitas pd tes wawancara kerja hanya bisa keluar dari mulut orang yg berkualitas. Shg tujuan besar dg mengetahui template jawaban ini bukanlah utk meningkatkan kompetensi mulut utk berbicara :mrgreen:, melainkan meningkatkan kualitas diri shg mulut ini bisa kita biarkan ‘blak-blakan’ ketika berbicara :cool:

Pertanyaan Terkait Keluarga

1. Sebutkan pekerjaan orang tua Anda?
Pikirkan jawaban Anda dg cermat. Hindari ucapkan sesuatu yg bernada negatif, seperti “Ayah saya cuma seorang tukang bersih-bersih” atau “Ibu saya nganggur di rumah” atau “Ibu saya tidak bekerja”. Ini bisa terjadi bila Anda mengandalkan spontanitas ketika menjawabnya -tidak melatihnya dulu- sementara Anda berada dalam kondisi PeDe yg lemah. Tunjukkan kebanggaan atas latar belakang keluarga meskipun itu semisal sangat sederhana: “Ayah saya adl seorang penjaga kebersihan, dan ibu saya adl seorang ibu rumah tangga yg aktif.” Tapi hati-hati untuk tidak berlebihan sehingga terkesan congkak juga lho. Jangan sampai ada kesan bahwa Anda merasa kompeten atau jagoan mentang2 orang tua adl orang -yg menurut perkataan Anda- berpangkat & terpandang.

2. Apakah Anda masih tinggal bersama orang tua?
Klo emg iya ya ga papa to. Yang penting berikan kesan bahwa Anda telah membuat pengaturan yg menunjukkan tanggung jawab alih2 ndak bondo.
“Iya, saya tinggal bersama kedua orang tua. Kami membuat pengaturan bahwa beban listrik dan air saya yang tanggung, sementara biaya perawatan rumah orang tua yang tanggung. Pengaturan semacam ini membuat saya masih bisa mengalokasikan pemasukan bersih saya untuk pengembangan diri seperti untuk membeli buku atau mengikuti berbagai training dan seminar”.
(ndak usah ngaku klo uangnya juga dibuat utk beli novel, komik atau DVD PS2 :mrgreen:)
3. Seberapa jauh rumah Anda dari sini (kantor)?
Jika Anda pas tinggal di tempat yg emang juauh dari kantor, ada baiknya Anda katakan bahwa Anda bersedia mencari tempat yg lebih dekat dengan kantor. Terutama bila Anda melamar pada kerjaan yg membutuhkan kehadiran sewaktu2 (misal surveyor).
“Jarak dari rumah ke sini 8 kilometer tepat, terhitung dari pintu rumah ke gerbang kantor. Dan pagi ini sudah saya catat: jarak tersebut saya tempuh selama 47 menit”
atau
“Berkendara dengan motor dari rumah butuh waktu sekitar 1 jam 50 menit, untuk jarak 18 kilometer dari rumah saya ke sini. Itu dengan pertimbangan kemacetan tidaklah terlalu parah. Saya tidak keberatan berkendara jauh dua kali sehari – toh saya sedari dulu suka memulai aktivitas lebih awal. Namun jika saya diterima di sini, bisa jadi saya akan mempertimbangkan untuk pindah di daerah sekitar sini”.
4. Berapa banyak waktu yg Anda habiskan bersama keluarga?
Perlu hati-hati juga untuk menjawab pertanyaan ini. Anda bisa jadi sedang diwawancara oleh interviewer yang work-oriented dan punya prinsip bahwa pekerjaan adalah segala-galanya, atau bisa jadi Anda diwawancara oleh mereka yang amat mementingkan keluarga. Sebelum Anda menjawab, coba Anda lihat-lihat dulu ruangan sekitar Anda (sebaiknya segera setelah Anda masuk ke ruangan). Apakah di sana ada foto keluarga, aksesoris meja yang itu terkesan dibuat oleh anak-anak, atau yg lain. Yang berikut ini adalah jawaban umum. Silahkan Anda modifikasi sendiri.
“Saya rasa saya biasa menghabiskan waktu yg cukup dengan keluarga saya. Bagi saya, keluarga itu penting. Adalah keterikatan yang kuat dengan keluarga yang membuat saya amat temotivasi untuk sukses dalam karir. Keluarga saya adalah inpsirasi saya dalam bekerja keras.
Saya juga miliki tanggung jawab yg besar pada pekerjaan saya, seperti halnya tanggung jawab saya pada keluarga. Dan hal ini telah dimengerti dengan baik oleh keluarga saya. Keluarga saya memahami bahwa saya memiliki komitmen profesional yg harus dijaga terkait dengan karir dan pekerjaan.”
5. Menurut pendapat Anda, pernikahan yg sukses itu seperti apa?
Meskipun Anda belum menikah misal, mestinya Anda sudah punya gambaran tentang hal ini.
“Saya pikir pernikahan yang sukses itu adalah pernikahan yang didasarkan atas rasa saling menghormati dan percaya satu sama lain, dengan cukup waktu untuk saling berbagi, berkomunikasi satu sama lain, dan juga memberi. Klo salah satu anggota keluarga tidak bisa mengungkapkan perasaan mereka secara terbuka, pernikahan itu akan jadi menyengsarakan.
Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif untuk saling memahami kebutuhan satu sama lain dalam hubungan keluarga sesungguhnya mengajari kita untuk bisa sukses dalam pekerjaan. Lebih dari itu, pernikahan yang sukses akan mendorong kita untuk bisa lebih melesat di karir dan pekerjaan. Seluruh orang sukses yang saya tahu mengawali sukses karir mereka dari keluarga. Sehingga saya pikir pernikahan yg sukses patut untuk dicapai.”
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Dear all.....
Berikut saya ada tips-tips menghadapi wawancara kerja.....Semoga berguna bwt teman2 semua.......
Jenis Wawancara Kerja

Dalam dunia kerja, dikenal beberapa tipe wawancara kerja sebagai berikut:

1. Wawancara Seleksi (Screening Interview). Jika pelamar atau kandidat untuk
menduduki jabatan berjumlah lebih dari satu orang maka dilakukan wawancara
kerja untuk menyeleksi siapa diantara kandidat tersebut merupakan kandidat yang
paling qualified sehingga bisa dilanjutkan ke tahap seleksi berikutnya.
Wawancara seleksi biasanya berlangsung singkat antara 15 – 30 menit.

2. Wawancara Telepon (Telephone Interview). Demi menghemat biaya dan efisiensi
waktu, banyak recruiter yang melakukan wawancara kerja melalui telepon. Oleh
sebab itu, pelamar harus siap dihubungi sewaktu- waktu, sebab seringkali
recruiter tidak memberikan pilihan bagi pelamar untuk menentukan waktu kapan ia
siap diwawancarai melalui telepon.

3. Wawancara di Kampus / Sekolah (On-Campus Interview) . Meskipun tidak banyak
perusahaan yang melakukan wawancara kerja di kampus, namun untuk
perusahaan-perusahaan tertentu yang mencari para lulusan untuk dilatih lebih
lanjut, cara ini dinilai sangat efektif karena memberikan akses bagi perusahaan
tersebut untuk mendapatkan kandidat terbaik yang mungkin sangat sulit diperoleh
jika menunggu para kandidat tersebut datang melamar.

4. Wawancara di Pameran Kerja (Job Fair Interview). Pameran kerja diadakan
untuk menjembatani perusahaan dengan para pencari kerja. Pada pameran kerja
biasanya, perusahaan memberikan berbagai :
• informasi mengenai perusahaannya, menerima surat lamaran dan CV dari
pengunjung (pencari kerja), bahkan tidak jarang para recruiter langsung
melakukan wawancara di stand (booth) mereka. Di Indonesia memang pameran seperti
ini masih sangat jarang dilaksanakan jika dibandingkan dengan pameran otomotif,
rumah maupun furniture.
• Wawancara di Lokasi Kerja (On-Site Interview). Ketika seorang kandidat telah
lolos dalam tahap wawancara seleksi, seringkali perusahaan mengundang kandidat
tersebut untuk melihat secara
• langsung lokasi kerja. Pada kesempatan tersebut recruiter biasanya langsung
melakukan wawancara secara mendalam. Bagi pelamar yang belum memiliki pengalaman
kerja pada lokasi yang lingkungannya kurang lebih sama, wawancara kerja di
lokasi mungkin bisa terasa menakutkan karena
• mungkin harus melakukan perjalanan dan berada di wilayah yang tidak ia kenal.
• Wawancara Kelompok (Panel or Group Interview). Wawancara kelompok adalah suatu
jenis wawancara kerja dimana para pewawancara (recruiter) terdiri dari 2 (dua)
orang atau lebih. Biasanya
• wawancara jenis ini dilakukan jika perusahaan memandang bahwa pelamar sudah
hampir memenuhi syarat untuk diterima bekerja. Biasanya para penanya dalam
wawancara inilah yang memiliki wewenang untuk memutuskan apakah pelamar akan
diterima bekerja atau tidak.
• Wawancara Kasus (Case Interview). Wawancara kerja jenis ini menekankan pada
kemampuan analisis dan pemecahan masalah terhadap suatu kasus tertentu. Biasanya
dalam wawancara kasus, pelamar diminta untuk berperan sebagai pemegang jabatan
yang ditawarkan, lalu diberikan sebuah kasus untuk dicarikan solusinya.



Tujuan Wawancara Kerja

Wawancara kerja (job interview) saat ini merupakan salah satu aspek penting
dalam proses rekrutmen dan seleksi karyawan. Meskipun validitas wawancara
dianggap lebih rendah jika dibandingkan dengan
metode seleksi yang lain seperti psiko test, namun wawancara memiliki berbagai
kelebihan yang memudahkan petugas seleksi dalam menggunakannya. Apapun
penilaian pelamar (calon karyawan), wawancara kerja sebenarnya memberikan suatu
kesempatan atau peluang bagi pelamar untuk mengubah lowongan kerja menjadi
penawaran kerja. Mengingat bahwa wawancara kerja tersebut merupakan suatu
proses pencarian pekerjaan yang memungkinkan pelamar untuk memperoleh akses
langsung ke perusahaan (pemberi kerja), maka "performance" wawancara kerja
merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menentukan apakah pelamar akan
diterima atau ditolak. Bagi si pelamar, wawancara kerja memberikan kesempatan
kepadanya untuk menjelaskan secara langsung pengalaman, pengetahuan,
ketrampilan, dan berbagai faktor lainnya yang berguna untuk meyakinkan
perusahaan bahwa dia layak (qualified) untuk melakukan pekerjaan (memegang
jabatan) yang ditawarkan. Selain itu wawancara kerja juga memungkinkan pelamar
untuk menunjukkan kemampuan interpersonal, professional, dan gaya hidup atau
kepribadian pelamar. Jika di dalam CV (Curriculum Vitae) pelamar hanya bisa
mengklaim bahwa dirinya memiliki kemampuan komunikasi dan interpersonal yang
baik, maka dalam wawancara dia diberi kesempatan untuk membuktikannya. Bagi
perusahaan, wawancara kerja merupakan salah satu cara untuk menemukan kecocokan
antara karakteristik pelamar dengan dengan persyaratan jabatan yang harus
dimiliki pelamar tersebut untuk memegang jabatan / pekerjaan yang ditawarkan.
Secara umum tujuan dari wawancara kerja adalah:

1. Untuk mengetahui kepribadian pelamar
2. Mencari informasi relevan yang dituntut dalam persyaratan jabatan
3. Mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan bagi jabatan dan perusahaan
4. Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar-pelamar yang layak untuk
diberikan penawaran kerja.

Teknik Wawancara Kerja

Dua teknik wawancara yang biasa dipergunakan perusahaan dalam melakukan
wawancara kerja adalah wawancara kerja tradisional dan wawancara kerja
behavioral. Dalam prakteknya perusahaan seringkali
mengkombinasikan kedua teknik ini untuk memperoleh data yang lebih akurat.

1. Wawancara kerja tradisional menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka
seperti "mengapa anda ingin bekerja di perusahaan ini", dan "apa kelebihan dan
kekurangan anda". Kesuksesan atau kegagalan
dalam wawancara tradisional akan sangat tergantung pada kemampuan si pelamar
dalam berkomunikasi menjawab pertanyaan-pertanyaan, daripada kebenaran atau isi
dari jawaban yang diberikan. Selain itu
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan lebih banyak bersifat mengklarifikasikan apa
yang ditulis dalam surat lamaran dan CV pelamar. Dalam wawancara kerja
tradisional, recruiter biasanya ingin menemukan jawaban atas 3 (tiga)
pertanyaan: apakah si pelamar memiliki pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan
untuk melakukan pekerjaan, apakah si pelamar memiliki antusias dan etika kerja
yang sesuai dengan
harapan recruiter, dan apakah si pelamar akan bisa bekerja dalam team dan
memiliki kepribadian yang sesuai dengan budaya perusahaan.

2. Wawancara kerja behavioral didasarkan pada teori bahwa "performance"
(kinerja) di masa lalu merupakan indikator terbaik untuk meramalkan perilaku
pelamar di masa mendatang. Wawancara kerja dengan teknik ini sangat sering
digunakan untuk merekrut karyawan pada level managerial atau oleh perusahaan
yang dalam operasionalnya sangat mengutamakan masalah- masalah kepribadian.
Wawancara kerja behavioral dimaksudkan untuk mengetahui respon pelamar terhadap
suatu kondisi atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat bagaimana
pelamar memandang suatu tantangan/permasalahan dan menemukan solusinya.
Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya diajukan antara lain: "coba anda ceritakan
pengalaman anda ketika gagal mencapai target yang ditetapkan", dan "berikan
beberapa contoh tentang hal-hal apa yang anda lakukan ketika anda dipercaya
menangani beberapa proyek sekaligus". Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut si pelamar perlu mempersiapkan diri untuk mengingat kembali situasi,
tindakan dan hasil yang terjadi pada saat yang lalu. Selain itu, sangat penting
bagi pelamar untuk memancing pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut dari pewawancara
agar dapat menjelaskan secara rinci gambaran situasi yang dihadapinya. Untuk itu
diperlukan ketrampilan berkomunikasi yang baik dari si pelamar. Keberhasilan
atau kegagalan dalam wawancara ini sangat tergantung pada kemampuan pelamar
dalam menggambarkan situasi yang berhubungan dengan pertanyaan pewawancara
secara rinci dan terfokus. Dalam wawancara kerja behavioral, si pelamar harus
dapat menyusun jawaban yang mencakup 4 (empat) hal:
(1) menggambarkan situasi yang terjadi saat itu, (2) menjelaskan
tindakan-tindakan yang diambil untuk merespon situasi yang terjadi, (3)
menceritakan hasil yang dicapai, dan (4) apa hikmah yang dipetik dari kejadian
tersebut (apa yang dipelajari). Dalam wawancara behavioral ini teknik yang
paling sering dipergunakan adalah yang disebut S-T-A-R atau S-A-R atau P-A-R.

A. Situation/Problem/Task

Pelamar diminta untuk menggambarkan situasi yang terjadi atau tugas- tugas yang
harus dilaksanakannya pada masa lalu. Pelamar harus menggambarkan situasi atau
tugas tersebut secara spesifik, rinci dan mudah dipahami oleh pewawancara.
Situasi atau tugas yang digambarkan dapat berasal dari pekerjaan sebelumnya,
pengalaman semasa sekolah, pengalaman tertentu, atau berbagai kejadian yang
relevan dengan pertanyaan si pewawancara

B. Action

Pelamar diminta untuk menggambarkan tindakan-tindakan yang diambil dalam
menghadapi situasi / masalah / tugas di atas. Dalam hal ini pelamar harus bisa
memfokuskan pada permasalahan. Meskipun mungkin permasalahan yang ada ditangani
oleh beberapa orang atau team, pelamar harus memberikan penjelasan tentang apa
saja peranannya dalam team tersebut – jangan mengatakan apa yang telah dilakukan
oleh team tetapi apa yang telah dilakukan pelamar sebagai bagian dari team.

C. Results

Pelamar diminta menjelaskan hasil-hasil apa saja yang dicapai. Apa saja
hambatan yang terjadi jika hasil tidak tercapai. Apa yang terjadi kemudian
setelah permasalahan tersebut selesai dikerjakan. Lalu apa pelajaran yang dapat
dipetik oleh pelamar dari kejadian tersebut.


MENANGANI PERTANYAAN BERSIFAT UMUM

Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam wawancara kerja sangat
tergantung pada teknik apa yang digunakan oleh si pewawancara. Jika menggunakan
teknik wawancara kerja tradisional
maka pertanyaan-pertanyaan yang seringkali diajukan adalah sebagai berikut:

1. Jelaskan pada saya bagaimana anda menggambarkan diri anda?
2. Apa kelebihan dan kekurangan anda?
3. Apa saja prestasi yang pernah anda raih pada pekerjaan yang terdahulu /
ketika sekolah?
4. Mengapa anda berhenti dari perusahaan yang lalu?
5. Apa tugas-tugas anda pada pekerjaan yang lalu?
6. Darimana anda mengetahui perusahaan ini?
7. Mengapa anda tertarik untuk bekerja di perusahaan ini?
8. Jika anda diterima bekerja untuk jabatan ini, apa yang akan anda lakukan?
9. Apa itu professionalisme menurut anda?
10. Apa itu teamwork menurut anda?
11. Apa hoby anda?

Dalam wawancara yang menggunakan teknik wawancara kerja behavioral, maka
pertanyaan-pertanyaan di atas seringkali ditambahkan dengan
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Ceritakan pada saya/kami kapan anda mengalami suatu situasi yang sangat
tidak menyenangkan dan bagaimana anda berhasil keluar dari situasi tersebut.
2. Ceritakan pada saya/kami bagaimana anda meyakinkan klien anda ketika anda
melakukan presentasi.
3. Coba anda ceritakan bagaimana anda mengatasi situasi dimana anda harus
melakukan banyak tugas dan anda harus membuat prioritas tugas mana yang harus
didahulukan.
4. Bisakah anda ceritakan keputusan apa yang paling sulit anda buat dalam
setahun terakhir ini? Mengapa demikian?
5. Ceritakan mengapa team anda gagal mencapai target pada tahun sebelumnya dan
bagaimana anda memotivasi team tersebut sehingga dapat meraih sukses di tahun
berikutnya.
6. Bagaimana cara anda menyelesaikan konflik? Bisa beri contoh?
7. Bisakah anda ceritakan suatu kejadian dimana anda mencoba untuk
menyelesaikan suatu tugas dan ternyata gagal?
8. Ceritakan apa yang anda lakukan ketika dipaksa membuat suatu aturan yang
tidak menyenangkan bagi karyawan tetapi menguntungkan bagi perusahaan. Sebagai
suatu proses yang melibatkan interaksi antara kedua belah pihak, dalam
wawancara kerja si pelamar juga biasanya diberikan kesempatan untuk mengajukan
pertanyaan. Oleh karena itu akan sangat baik jika pelamar mempersiapkan
beberapa pertanyaan, misalnya:

• Apa yang diharapkan dari saya jika saya diterima untuk jabatan ini?
• Menurut pengalaman di sini, apa yang merupakan tantangan
• terbesar bagi pemegang jabatan ini?
• Apakah ada pelatihan (internal maupun eksternal) yang dapat membantu saya
untuk lebih berperan jika saya diterima bekerja di perusahaan ini?
• Adakah ada hal-hal khusus di luar uraian jabatan yang harus saya selesaikan
dalam waktu tertentu?

MENANGANI PERTANYAAN BERSIFAT PRIBADI

Berbeda dengan kondisi di negara-negara barat dimana hak individu sangat
dijunjung tinggi dan telah memiliki perangkat hukum sangat memadai tentang
hal-hal yang mengatur hak-hak pribadi seseorang sehingga para recruiter
(pewawancara) sangat berhati-hati dalam mengajukan pertanyaan, di Indonesia
justru sebaliknya. Dalam wawancara kerja di perusahaan-perusahaan di Indonesia
seringkali pewawancara justru banyak menggali masalah-masalah yang bersifat
pribadi. Contoh: Menanyakan latarbelakang pelamar (orangtua, saudara, istri,
anak, status, agama, suku bangsa, umur) adalah merupakan hal yang dianggap
biasa. Meskipun seringkali pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak memiliki
relevansi dengan jabatan yang dilamar, pelamar harus menyiapkan diri untuk
merespon pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tepat dengan cara-cara yang
elegan. Para penanya mungkin saja tidak bermaksud untuk menyudutkan pelamar,
tetapi lebih didasarkan pada kepedulian mereka terhadap kecocokan antara pelamar
(calon karyawan) dengan budaya yang ada dalam perusahaan. Oleh karena itu jika
pelamar ditanyakan mengenai hal-hal yang dirasa tidak berhubungan dengan
pekerjaan yang ditawarkan, pelamar harus mampu mengidentifikasi apa makna
dibalik pertanyaan tersebut. Untuk merespon pertanyaan- pertanyaan yang bersifat
pribadi, pelamar dapat melakukan beberapa alternatif:

1. Pelamar bisa mengklarifikasi kepada penanya apa relevansi pertanyaan yang
diajukan dengan jabatan yang dilamar sehingga penanya dapat menjelaskan lebih
jauh hubungannya dengan pekerjaan, lalu berikan jawaban yang tepat.
2. Pelamar dapat menjawab langsung secara diplomatis dengan kesadaran penuh
bahwa pertanyaan tersebut memang tidak memiliki hubungan langsung dengan
pekerjaan / jabatan yang dilamar.
3. Pelamar bisa juga menolak untuk menjawab pertanyaan tersebut jika dirasa
sangat mengganggu privacy pelamar. Jika hal ini terpaksa dilakukan, maka harus
dilakukan dengan cara-cara halus dan
1. diplomatis sehingga recruiter tidak merasa dilecehkan karena dianggap telah
memberikan pertanyaan yang keliru.

FAKTOR-FAKTOR NEGATIF HARUS DIHINDARI

Beberapa faktor, baik fisik maupun psikologis, yang harus diwaspadai oleh
pelamar adalah faktor-faktor negatif yang menjadi perhatian pewawancara.
Faktor-faktor tersebut misalnya:

1. Penampilan diri yang terlihat tidak professional (dandanan menor, pakaian
yang tidak enak dilihat, tidak rapi, dan tidak sesuai suasana)
2. Bersikap angkuh, defensive atau agresif .
3. Ogah-ogahan (tidak terlihat antusias atau tertarik dengan materi pembicaraan
yang diajukan (pewawancara).
4. Gugup.
5. Sangat menekankan pada kompensasi yang akan diterima.
6. Selalu berusaha mencari-cari alasan atas setiap kegagalan yang pernah dialami
di masa lalu.
7. Tidak bisa berdiplomasi, tidak matang dan kurang bisa bersopan santun.
8. Menyalahkan perusahaan atau bekas atasan atasan dimasa lalu, atau
mengeluhkan perubahan teknologi yang cepat.
9. Tidak bisa fokus dalam menjawab pertanyaan atau pembicaraan pewawancara.
10. Gagal memberikan pertanyaan kepada pewawancara
11. Berulang kali bertanya: "apa yang dapat diberikan perusahaan kepada saya
kalau saya melakukan ......?"
12. Kurang persiapan: gagal memperoleh informasi penting seputar perusahaan,
gagal menjawab pertanyaan-pertanyaan pewawancara dan tidak bisa mengajukan
pertanyaan bermutu kepada pewawancara.

SOLUSINYA :

Bagi anda pencari kerja yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja,
mungkin ada baiknya anda memperhatikan beberapa saran dibawah ini.

Lakukan hal-hal berikut:

Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara, Jika tidak diberitahu terlebih dahulu
jenis pakaian apa yang harus dipakai, maka gunakan pakaian yang bersifat
formal, bersih dan rapi. Mempersiapkan diri menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
mungkin akan diajukan pewawancara. Usahakan untuk tiba 10 (sepuluh) menit lebih
awal, jika terpaksa terlambat karena ada gangguan di perjalanan segera beritahu
perusahaan (pewawancara). Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan
ramah. Jika harus mengisi formulir, isilah dengan lengkap dan rapi. Ucapkan
salam (selamat pagi / siang / sore) kepada para pewawancara dan jika harus
berjabat tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak lemas).
Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan untuk duduk. Duduk dengan posisi yang
tegak dan seimbang. Persiapkan surat lamaran dan CV anda. Ingat dengan baik nama
pewawancara. Lakukan kontak mata dengan pewawancara. Tetap fokus pada pertanyaan
yang diajukan pewawancara. Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada
jabatan yang dilamar dan pada perusahaan. Gunakan bahasa formal, bukan prokem
atau bahasa gaul kecuali anda diwawancarai untuk mampu menggunakan bahasa
tersebut. Tampilkan hal-hal positif yang pernah anda raih. Tunjukkan energi dan
rasa percaya diri yang tinggi. Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk
perusahaan bukan apa yang bisa diberikan oleh perusahaan kepada anda . Jelaskan
serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara. Ajukan beberapa
pertanyaan bermutu diseputar pekerjaan anda dan bisnis perusahaan secara umum.
Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh pewawancara.
Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan selanjutnya.
Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang
diberikan kepada anda.

HAL-HAL BERIKUT HARUS ANDA PERHATIKAN :

Jangan Berasumsi bahwa anda tahu tempat wawancara, padahal anda tidak yakin.
Melatih diri untuk menjawab pertanyaan yang kira-kira akan diajukan pewawancara.
Berpakaian rapi dan sopan sesuai standart ketimuran dan jangan
berlebihan/mencolok. Jangan Datang terlambat (paling lambat 15 menit sebelum
dimulai harus sudah datang/siap). Membawa surat lamaran dan CV dalam map yang
rapi dan disusun yang benar agar bila ditanyakan anda mudah mengambilnya/tidak
gugup dan
berantakan. Jangan menganggap remeh satpam, resepsionis bahkan pewawancara.
Menjabat tangan pewawancara dengan tegas namun sopan (jangan lemas dan
gemetar). Jangan Merokok, mengunyah permen atau meludah selama wawancara. Jangan
duduk selonjor atau bersandar. Jangan berbicara terlalu keras atau terlalu
lembut. Jangan Membuat lelucon/ berusaha melucu. Jangan menjawab sekedarnya
saja, seperti "ya" atau "tidak" atau "tidak tahu" atau "entahlah". Jangan
terlalu lama berpikir setiap kali menjawab. Jangan sekali-kali mengalihkan topik
pembicaraan ke hal-hal yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan. Jangan
menyalahkan mantan atasan, mantan rekan kerja atau perusahaan yang lama (jangan
menjelek-jelekkan tempat kerja yang lama). Jangan memberikan jawab palsu,
berbohong atau memanipulasi data. Jangan menanyakan gaji dan fasilitas yang
diterima pada saat wawancara seleksi dimana anda belum tahu kemungkinan anda
akan diterima atau tidak. Jangan memperlihatkan rasa putus asa anda dengan
menunjukkan bahwa anda mau bekerja untuk bidang apa saja dan mau melakukan apa
saja asal bisa diterima bekerja di perusahaan tersebut. Jangan membahas hal-hal
negatif dari anda yang akan merugikan diri anda sendiri. Jangan mengemukakan
hal-hal yang dianggap masih kontroversial. Jangan menelpon atau menerima
telepon, atau membaca buku selama wawancara (sebaiknya hand phone dimatikan
sewaktu wawancara). Jangan sampai salah menyebut nama pewawancara (sebaiknya
hafalkan nama beliau). Harus mengajukan pertanyaan pada saat diberikan
kesempatan untuk bertanya. Jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada para
pewawancara

NB: Mengingat bahwa masih banyak calon karyawan yang menghadapi kendala dalam
menjalani wawancara kerja, TIPS ini diharapkan dapat memberikan sedikit
pencerahan bagi pencari kerja sehingga lebih siap dan percaya diri. Saya yakin
masih banyak cara-cara yang mungkin belum tertulis dalam TIPS ini, namun
setidaknya jika anda melaksanakan saran-saran yang ada di atas maka anda akan
memiliki bekal yang cukup dalam menghadapi wawancara kerja. Selamat mencoba
dan semoga anda sukses diterima bekerja dan menemukan pekerjaan sesuai dengan yang anda inginkan.

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Seberapa bagus performa seseorang pada interview akan sangat dipengaruhi oleh seberapa bagus dia menyiapkan diri untuk itu. Dalam banyak kasus, kurangnya persiapan akan membuat rasa PeDe jadi terkikis. Bahkan jika Anda sudah beruntung dengan menjadi kandidat favorit dan hampir bisa dipastikan akan meraih posisi yg Anda kejar, tetap saja Anda perlu lakukan persiapan untuk perbesar kemampuan Anda dalam menegosiasikan gaji.
Anda mungkin pernah mendengar ada orang yang berkoar-koar bahwa mereka tak pernah kok lakukan persiapan untuk hadapi tes wawancara kerja dan ternyata wawancaranya juga berlangsung oke-oke saja. Jika kita lakukan penelusuran lebih dekat, maka biasanya yg terjadi adalah beberapa hal ini:
  • Dia memang beruntung – ada di tempat yg tepat pada saat yg tepat;
  • Dia punya koneksi yg bagus;
  • Dia bermain di pasar tenaga kerja di mana terdapat permintaan yg tinggi dengan suplai yg rendah;
  • Dia melamar pada pekerjaan yg tak berada jauh dari zona nyaman mereka; atau
  • Dia melamar kerja secara internal (dalam perusahaan) dan pesaingnya adalah kandidat dari luar.
Persiapan untuk interview ini menjadi lebih terasa pentingnya ketika kita melihat sifat dasar dari tes wawancara kerja. Dalam interview, tidak hanya Anda diminta untuk menjual (kompetensi) diri dalam lingkungan yg kompetitif, namun juga dituntut untuk bisa mengkompres bongkahan informasi yg panjang lebar serta beragam dalam bentuk yang: rapi, runtut, padat namun tetap bisa dimengerti, tidak menimbulkan konotasi negatif, serta berisi informasi yg interviewer memang ingin dengar. Ya wajar lah klo lantas tingkat stres seseorang bisa meningkat karenanya.
Tapi ternyata bukan hanya karena itu; interview secara mendasar adalah aktivitas yg jarang dilakukan, sehingga kebanyakan orang tidak cukup familiar dan tentu akan canggung dalam menghadapinya. Tidak hanya itu, kebanyakan orang Indonesia masih sungkan untuk mengatakan perihal semisal,”Saya ahli dalam melakukan A, dalam menjual XYZ”. Bagi banyak orang, tes wawancara kerja menjadikannya melakukan hal-hal/tindakan yg tidak biasa dilakukan dalam keseharian. Oleh karenanya, persiapan menjadi prasyarat yg wajib.
So, persiapan yang baik untuk interview akan menguntungkan anda dalam:
  • Meningkatkan rasa PeDe & kemantapan diri
  • Membantu menjawab pertanyaan secara ringkas dan berisi, alih2 buang waktu untuk sekedar sampaikan poin yg simple
  • Membantu Anda dalam mengetahui apa yang perlu dikatakan dan bagaimana menyampaikannya
  • Membantu Anda dalam menghadapi pertanyaan2 susah
  • Membantu Anda dalam menghindari ucapan2 yang akan menimbulkan kesan negatif
  • Meningkatkan kemampuan rapport-building Anda.
Meskipun begitu, ada juga yang namanya persiapan yg salah. Salah satunya adalah berlatih dg mengulang2 jawaban umum milik orang lain. Memang itu bisa sih ngasih semacam gambaran tentang gimana bentuk jawaban yg bagus; tapi itu juga bisa malah merugikan. Perlu kita pahami bahwa dalam banyak kasus, ndak ada yang namanya jawaban tunggal untuk setiap pertanyaan. Apa yg dianggap jawaban mantab bagi seorang pewawancara bisa jadi malah dianggap cupu oleh yg lain. Seseorang bisa saja menghafal luar kepala jawaban milik orang lain, persis sampe kata per kata. Tapi dikhawatirkan hal ini malah membuat dia jadi terkesan kurang tulus atau genuine, serta tampak rada ndak masuk akal ketika kemudian pertanyaan lanjutan -yg belum pernah dihafal jawabannya- diajukan.
Lantas bagaimana sih persiapan interview yg benar?
Salah satu kunci terpentingnya adalah dg mengetahui perihal apa yang penting bagi pewawancara dan apa2 yg mereka butuhkan. Kebanyakan pewawancara -entah mereka nyadar apa nggak- biasanya ingin mendengar tiga hal dari Anda.

Can you do the job? Dengan kata lain, kamu punya nggak seluruh kompetensi, wawasan, pengalaman atau potensi untuk perform bagus di kerjaan ini? Pewawancara ingin tahu apa2 yg pernah Anda lakukan, bagaimana Anda melakukannya dan bagaimana hasilnya.
Kamu bakal cocok nggak dg orang2 (yg skr sudah kerja) dan budaya yg sudah berkembang di sini? Ini adalah pertanyaan penting – ndak ada yang pengen kerja dg seseorang yang ndak disukai, meskipun kompetensinya ada.
Seberapa termotivasinya Anda ini? Seberapa besar sih tekad dan keinginan Anda untuk meraih posisi yang Anda incar?
Ndak ada jalan singkat untuk melatih kemampuan interview. Begitu Anda sudah menyiapkan jawaban yg mantap, Anda perlu duduk, melatihnya hingga lancar, dan bukan sekedar hafal. Penting sekali untuk melatih jawaban Anda keras-keras, alih2 sekedar dilamunin dalam pikiran. Kebanyakan orang menemukan perbedaan antara apa yg mereka pikirkan dan apa yg bener2 terucap dari pikiran itu.
Sebenarnya cara yg paling ampuh ya dengan melakukan banyak tes wawancara, bahkan untuk pekerjaan2 yg tidak Anda minati. Setelah interview berakhir, Anda hubungi pewawancara untuk meminta umpan balik. Tapi rasa2nya males ya latihan dg cara begini :mrgreen:

Ada baiknya Anda mensimulasikan tes wawancara kerja dengan bantuan teman yang kooperatif (bisa diajak serius). Semakin nyata situasi yg bisa Anda simulasikan, semakin tinggi benefit yg bisa Anda dapat. Klo bisa, jangan diktekan pertanyaan2nya ke teman Anda. Tapi klo dia memang ndak ada gambaran, ya kasih aja daftar pertanyaan, dan suruh dia untuk memilih. Yang jelas, pembelajaran penting yg perlu Anda dapat di simulasi ini adalah dalam menjawab pertanyaan2 tak terduga. Lalu jangan sungkan untuk minta umpan balik ke teman Anda. Kadang kan ada teman yg sungkan klo ngasih kritikan. Pastikan Anda juga bisa bersikap baik dalam menerima kritik, yg bahkan tidak disampaikan bersama dg masukan perbaikan.
Pertanyaan tentang latar belakang pendidikan memang tidak sesensitif pertanyaan terkait pribadi dan keluarga. Tapi ternyata bagian ini masih bisa membuat pelamar kerja tersandung. Kebanyakan orang akan sangat memusingkan ijazah ketika bicara tentang hal ini. Memang benar ijazah itu penting, tapi nyatanya dunia industri kita sudah mulai menyadari bahwa ijazah tidak serta merta merepresentasikan kompetensi.
Pun tak perlu minder jika kebetulan Anda bukan berasal dari perguruan tinggi ternama. Apalagi bila Anda tidak bermaksud untuk melamar kerja yang sesuai dengan bidang studi Anda. Bila demikian halnya, sebenarnya justru kurang baik bila Anda berlebihan dalam mencantumkan rangkaian pendidikan formal non-formal yang ternyata kurang relevan dengan posisi yang Anda bidik.
Baik, kita sekarang masuk ke skenario tanya jawab seperti biasanya.
1. Jadi Anda dulu kuliah di mana?
“Saya kuliah di _______, ______ (nama kota)”
2. Mengapa Anda memilih PT itu?
“Saya memilih ______(nama PT) karena atmosfir kompetitif yg ada di sana dan juga reputasi baik yg dimiliki oleh ______ (nama PT). Meskipun saya bisa memilih PT yang lain, _____ (nama PT) amat menekankan kompetensi praktis dan memfasilitasi aktivitas kemahasiswaan yg relevan dengan rencana karier.”
(intinya, Anda harus memiliki argumen tentang keunggulan apapun yg PT Anda miliki. Jangan sampai ada kesan Anda masuk ke sana karena terpaksa, meskipun tyt begitu perihal yg sebenarnya. Anda tak boleh biarkan pewancara mengetahuinya :mrgreen:Cepat atau lambat, Anda pasti bisa membaca keunggulan PT Anda; entah dosen2nya yg amat suportif, iklim kemahasiswaan yg amat kondusif, pemfasilitasan prestasi mahasiswa, atau apalah yg lain.)
“Kebanyakan teman SMU saya memilih PT atas pilihan orang tua mereka, namun saya berbeda. Saya tetapkan sendiri di mana saya hendak lanjutkan pendidikan. Meskipun biaya kuliah dari PT pilihan saya relatif lebih mahal dari PT yang lain, tapi justru itu malah bisa mendorong saya untuk bekerja lebih keras. Tidak bisa tidak, saya harus berupaya untuk menghidupi diri sendiri. Pada akhirnya saya merasa puas dg keputusan saya, karena pengalaman saya di ____ (nama PT) mengajarkan banyak hal seperti kemandirian, manajemen waktu, dan nilai-nilai kerja keras.”
3. Apakah keluarga Anda memiliki pengaruh dalam menentukan pilihan PT Anda?
“Keluarga saya tentu memiliki beberapa saran untuk saya, tapi mereka menyadari bahwa saya telah cukup yakin dengan diri sendri dan sudah tahu apa-apa yang saya inginkan. Sehingga mereka pun memberi keleluasaan pada saya. Mereka sepakat dengan pilihan saya asalkan saya membagikan hasil temuan dan riset saya kepada mereka.”
4. Apa yg membuat Anda memilih jurusan _____ ?
Jika Anda merasa bahwa pilihan jurusan Anda relevan dengan posisi yg Anda bidik sekarang:
“Sejak dahulu saya telah mengetahui bahwa bidang ____ (sebut saja: informatika, sejarah, atau yg lain) merupakan bidang di mana saya bisa mengembangkan potensi saya secara maksimal, dan saya tetap bertahan di sana karena memang terbukti bahwa pilihan saya benar. Tidak semua orang merasakan keberuntungan seperti yg saya alami; yakni telah mampu membuat rumusan karier sejak usia 18 tahun. Dan saya bersyukur karenanya.”
…atau jika Anda di jurusan tertentu tapi melakukan/mempelajari perihal yg lain:
“Sewaktu saya berusia 18 tahun, tidak ada yg terlihat lebih penting ketimbang ____ (sejarah, sastra inggris, sebut saja). Dan karena dasarnya saya suka belajar, maka saya pun akhirnya memutuskan untuk mengambilnya. Namun seiring dengan berjalannya waktu, saya sadar bahwa saya perlu ilmu lain untuk membantu saya meniti karir.”
5. Apakah Anda sudah merasa membuat pilihan yg benar?
Jika memang iya, dan telah membuat titian karir yg relevan dg bidang keilmuan Anda:
“Iya, tentu saja. Sampai sekarang saya masih merasa puas dg pilihan bidang studi dan karir yg saya titi terkait dengannya.”
Atau jika Anda model orang yg berpindah-pindah minat ataupun kerja:
“Iya, pada waktu itu saya memang merasa telah membuat pilihan yg benar. Saya meyakini nilai dari pendidikan yg telah saya jalani, dan saya terus mencari hal yang lebih dengan melakukan pembelajaran di tempat kerja. Saya cukup merasa bersyukur karena mendapat pengalaman yang kaya di beberapa jenis pekerjaan. Hal itu secara nyata telah meningkatkan kemampuan kreatif dan fleksibilitas saya, karena saya jadi bisa mempelajari pendekatan yg berbeda untuk merampungkan kerja dengan baik.”
6. Bagaimana perkuliahan dan pengalaman magang atau kerja Anda membawa manfaat untuk sekarang?

Program magang amat berguna untuk membentuk kompetensi praktis Anda.
“Pendidikan perkuliahan memberi saya tool untuk meraih sukses. Sementara itu, pengalaman magang mengajarkan saya tentang bagaimana agar bisa merampungkan kerja dengan baik. Saya mendapatkan banyak wawasan dari perkuliahan dan mendapatkan skill untuk menerapkan wawasan itu dari tempat magang dan kerja praktek. Lebih jauh lagi, saya juga mendapatkan kompetensi manajerial dan mentalitas produktif melalui kegiatan organisasi mahasiswa.”
“Saya juga mengambil banyak kesempatan untuk melakukan pengembangan diri seperti kuliah tamu, workshop dan seminar. Bahkan ketika perusahaan/orang tua tidak membiayai, saya tetap berusaha mengikuti acara2 pengembangan diri dengan uang pribadi. (klo bisa, sebutkan dua jenis training dg materi atau pemateri terkenal)”
7. Mengapa Anda tidak melanjutkan kuliah?
Ini tentunya adl pertanyaan bagi Anda yg drop out dari kuliah.
Ada dua alasan. Yang pertama adl ketidaksabaran saya untuk segera mencari uang alih-alih sekedar belajar tentang teori. Alasan kedua adl saya merasa senang bila bisa aktif dan produktif. Jadi saya bekerja sebagai part-timer untuk mencukupi biaya hidup bulanan saya, dan saya merasa beruntung bisa bekerja di salah satu perusahaan yg mapan & profesional.”
“Bos di tempat kerja selalu inginkan yang lebih dari waktu dan bakat-bakat saya. Dalam banyak kasus, saya bekerja di level yang jauh di atas apa-apa yg sedang saya pelajari di perkuliahan. Akhirnya, saya memutuskan untuk drop out pada tahun ke ___ dan mendedikasikan waktu saya secara full time untuk karir. Saya tidak pernah menyesali keputusan saya itu karena saya terus belajar dan bertumbuh di karir dan pekerjaan saya.”
8. Bagaimana nilai mata kuliah Anda?
(jika nilai Anda selalu bagus, maka tentu bukan masalah. Tak perlu saya bahas di sini)
“Nilai saya tergolong rata-rata, namun saya menghabiskan cukup banyak waktu untuk membuat pencapaian di bidang lain, seperti kerja part-time dan aktivitas kemahasiswaan. Jadi saya dulu pernah menjadi ____, ___, dan terlibat di kepanitiaan besar seperti ___ dan ___. Semua itu memberikan pembelajaran yg amat kaya dalam hal kompetensi manajerial dan mentalitas profesional.”
9. Harap sebutkan tiga hal yang Anda pelajari di perkuliahan yang mana itu kiranya bisa bermanfaat di posisi yg Anda bidik sekarang?
“Dari banyaknya mata kuliah yang saya pelajari di kampus, saya melihat bidang yg secara spesifik bisa diterapkan di posisi ini adalah ____, _____, dan ____. Namun sebenarnya saya belajar tidak hanya dari mata perkuliahan, namun juga dari dosen dan rekan-rekan saya. Dari perkuliahan, saya belajar banyak tentang problem solving, bagaimana membuat sebuah sasaran dan kemudian mencapainya, serta bagaimana berkolaborasi dengan orang lain. Seluruh pengalaman yang saya alami selama kuliah sesungguhnya telah memberikan sumbangsih yg amat besar bagi saya.”
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Anda sudah kerja keras supaya bisa masuk ke tahapan tes wawancara kerja. Anda sudah lolos tahap penyaringan surat lamaran dan curriculum vitae, dan mungkin juga wawancara telepon. Nah sekarang tantangannya adalah menghadapi secara langsung para pewawancara dan mungkin juga sang pemilik perusahaan. Padahal bagian wawancara atau interview ini lah yang biasanya dianggap paling membuat stress. Di sini Anda tidak bisa lagi bersembunyi di belakang surat lamaran dan curriculum vitae. Maka perlu kemudian Anda berhati-hati untuk tidak melakukan beberapa kesalahan umum sebagai berikut:

1. Hadir Terlambat

Ngaret: tak ada cara yang lebih mudah ketimbang ini untuk dg sukses kehilangan poin baik dari employer prospektif. Yang namanya kesan pertama itu memang amat membekas. Sayangnya, hadir terlambat meneriakkan pesan semacam “Aku ini ndak bisa diandalkan” atau “Waktu Anda semua ndak begitu penting buat saya”. Apakah ini yang Anda ingin para pewawancara dan employer prospektif pikir tentang diri Anda bahkan sebelum Anda sempat berucap seutas kata pun? Pastikan Anda telah ketahui secara pasti lokasinya, sehingga nanti tidak perlu habiskan waktu untuk tersesat ria. Datanglah amat awal di tes wawancara Anda. Dengan begitu, hujan lebat, banjir, macet atau urusan lain tidak akan jadi perusak kesan baik Anda. Jika ternyata sampai kebetulan ada truk tronton ngguling dan menumpahkan 10 ton tomat di tengah jalan, maka begitu Anda tiba di lokasi, segeralah minta maaf, beri penjelasan singkat, dan langsung lanjutkan (idealnya Anda telpon saja dari HP begitu merasa bakal terlambat).
Tapi jikapun Anda hadir jauh lebih awal, jangan lantas Anda nyelonong masuk saja ke ruang wawancara. Ini juga kurang baik, bahkan meskipun sang pewawancara terlihat sedang nganggur dan asyik bercanda. Tunjukkan bahwa Anda betul-betul menghargai waktu sang pewawancara, dan hanya masuk ketika telah dipanggil atau diperkenankan.

2. Berperilaku Kurang Menyenangkan

Lho, gimana ni kok bisa-bisanya berperilaku tidak menyenangkan? Iya, ini ketika ternyata Anda temukan bahwa pekerjaan yang awalnya Anda inginkan ternyata tidaklah semenarik yang Anda kira sebelumnya. Jika Anda termasuk orang yang polos, bisa jadi sikap ketidaktertarikan Anda akan langsung nampak, udah males-malesan mau melanjutkan wawancara. Dari sini, berhati-hatilah untuk tidak menampakkan sikap tidak menyenangkan seperti sikap acuh tak acuh, tidak perhatian, menyela perkataan ataupun yang lain. Ingat bahwa sang pewawancara juga punya teman, keluarga, dan relasi yang bisa jadi membawa pengaruh peluang kerja Anda di masa depan. Jika perilaku Anda buruk, sang pewawancara akan ingat dan akan sebarkan cerita buruk dan perilaku tak profesional yang Anda tampakkan.
Sehingga milikilah kebiasaan menyenangkan. Gunakan nada bicara yang menyenangkan, jangan gunakan bahasa gaul. Meskipun Anda gugup, tapi ya jangan sampai lah tampak seperti zombie; miskin senyum, tatapan dingin dan tampang tak mengenakkan. Tampakkan antusiasme dan penuh empati.
Hal ini berlaku bahkan ketika Anda menghadapi bagian resepsionis. Dia adalah orang yg pertama kali Anda temui di tempat wawancara, dan pertemuan dengan dia lah yang membentuk kesan pertama atas Anda. Jangan salah anggap bahwa pangkat rendah itu sama artinya dengan tak diperhitungkan. Ada kemungkinan adalah tugas sang resepsionis untuk mengantarkan Anda ke sesi wawancara kerja. Dia punya daya untuk mengantarkan atau memperkenalkan Anda kepada para pewawancara secara positif atau negatif bahkan sebelum Anda bertatap wajah dengan mereka. Sehingga sang pewawancara bisa jadi akan mengkonfirmasi pendapat sang resepsionis begitu Anda telah pergi.
Sehingga sederhana saja; kepada siapapun yang Anda temui di tempat wawancara; bersikap ramah lah.

3. Kurang Persiapan & Latihan

Sudah jelas, persiapan dalam wawancara memang penting. Pewawancara berharap Anda tahu sesuatu tentang perusahaan dan posisi yang Anda incar. Pengetahuan itu akan membuat Anda tampak termotivasi dan benar-benar tertarik. Maka pastikan Anda sudah lakukan PR Anda; info tentang perusahaan, produk layanannya. Pelajari dari liputan media massa, internet, majalah, mantan karyawan, dsb.
Bentuk persiapan lain adalah dengan mengenali model-model pertanyaan yang sekiranya akan diajukan, semisal seperti yg bisa Anda baca di blog ini. Itu bukan untuk dihapal sehingga Anda tak ubahnya seperti beo.
Dampak lain dari kurang latihan adalah munculnya lusinan kata “eemm”,”anu”,”kira-kira”, “mungkin” dan segala hal yang membuat Anda terkesan meragukan atau tak meyakinkan. Jika memang latihan sudah cukup tapi pas hadapi pertanyaan susah, maka daripada gunakan “eee” atau “anu”, mending beri saja jeda sebelum menjawab, dan juga antar kalimat waktu berbicara.
Maka janganlah lupa untuk melakukan latihan khusus untuk job interview Anda.

4. Gagal Mengartikulasikan Kelebihan Kekurangan

Menyebutkan kekuatan dan kelebihan memang ada seninya. Hanya Anda yang paling bisa mengenali kekuatan dan potensi diri sendiri. Ini bukan tempatnya untuk rendah hati. Jangan ragu untuk menceritakan kompetensi dan pencapain serta prestasi Anda. Anda perlu jaga jaga bila sang pewawancara belum sempat membaca detail CV Anda.
Tapi kadang masalahnya cuman karena gugup aja. Gara gara itu, apa yang harusnya kalimat sederhana jadi mbulet ndak jelas maksudnya apa. Dan lantas tak perlu pula gunakan bahasa dan istilah canggih dengan maksud agar terkesan pintar. Biasa aja, yang penting maksud Anda tersampaikan.
Variasi lain dari kesalahan ini adalah ketidakmampuan dalam menyambungkan pengalaman dan kompetensi diri dengan pekerjaan yang ditawarkan. Job description dari pekerjaan tawaran menggambarkan kebutuhan perusahaan. Maka Anda harusnya bisa menyambungkan pengalaman, bakat-bakat dan kekuatan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Sehingga jika paparan kompetensi dan pengalaman Anda ngglambyar ke mana-mana sampai perihal yang tak relevan, maka peluang Anda diterima pun mengecil.

5. Mengeluh atau Menjelekkan Orang Lain

Anda akan terlihat buruk bila Anda banyak mengeluhkan atasan dan tempat kerja Anda sekarang, atau yang lalu lalu, atau pesaing-pesaing Anda. Tak perlu kita menjelekkan pihak lain untuk meninggikan diri sendiri. Itu bukanlah cara yang berhasil. Jikapun secara jujur Anda punya masalah dengan kondisi atau budaya kerja dari tempat kerja yang sekarang, tidak perlu juga Anda berkeluh kesah panjang lebar.

6. Salah Busana

Sekali lagi, kesan pertama begitu awet diingat. Dalam 17 detik pertama sejak sang pewawancara melihat Anda, kesan yang Anda hasilkan haruslah yang luar biasa positif. Berpakaianlah ala konservatif, jangan yang gaul. Untuk Anda yang perempuan: Tidak perlu gunakan banyak perhiasan; yang simpel2 saja. Jika Anda memang mengenakan perhatian, sebaiknya jangan yang imitasi. Gunakan sepatu hak rendah. Untuk Anda yang Laki-laki: Perhatikan arloji Anda, jangan kenakan arloji kekanakan yang penuh warna cerah. Jangan gunakan cincin akik secara mencolok. Sisir rapi rambut Anda. Tidak perlu juga gunakan parfum yang berlebihan sehingga bisa tercium dari radius jarak 2 meter. Jika Anda naik motor, sebaiknya cek lagi penampilan Anda di kamar mandi sebelum tiba giliran Anda. Dan jangan lupa tinggal jaket dan sarung tangan Anda di motor. Anda bahkan harus terlihat cakep sejak bertemu dengan resepsionis.

7. Makan Permen Karet atau Merokok

Permen karet dan rokok bisa jadi teman sejati Anda di kala sedang gugup. Tapi semua itu tidak sebaiknya menemani sejak Anda sudah sampai di daerah parkiran. Permen karet membuat Anda tidak terkesan formal dan malah terlihat sok. Sementara rokok bisa jadi memberi kesan bahwa Anda kurang menaruh hormat pada sesi formal wawancara. Bahkan jika sang pewawancara terlihat merokok di ruang tunggu, Anda sebaiknya tidak merokok. Anda toh ibaratnya sedang mertamu ke rumah orang. Dan merokok merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh sang pemilik rumah kepada tamunya.

Sama halnya dengan Curriculum Vitae yang membuat Anda lolos menuju tes wawancara, maka kemampuan job interview yang bagus juga bisa meloloskan Anda menjadi kandidat terpilih. Sehingga pastikan Anda tidak melakukan kesalahan-kesalahan di atas.

8. Menjawab pertanyaan dengan sekedar “ya” atau “tidak”

Sang pewawancara kan ingin mengenal Anda dengan baik, dan itu tak mungkin terjadi manakala Anda miskin omongan dan enggan berinisiatif menjabarkan jawaban Anda. Pastikan Anda melengkapi jawaban Anda dengan cerita dan contoh konkrit.

9. Menghindari kontak mata.

Bila Anda menghindari kontak mata, Anda tak akan bisa membangun hubungan personal dengan pewawancara Anda. Kontak mata bisa membuat Anda tampak hormat dan perhatian. Tapi seperti yang telah saya sampaikan di tulisan sebelumnya, kontak mata memang tidak perlu dilakukan secara berlebihan.

10. Berbicara terlalu cepat

Ini khususnya bagi Anda para orang visual. Anda memang punya banyak informasi penting yang perlu disampaikan, tapi bukan lantas Anda harus berbicara sedemikian cepatnya sampai-sampai si pewawancara tak paham dengan omongan Anda. Setiap kali pertanyaan sedang diajukan, selalu sempatkan diri untuk menarik napas dalam-dalam, tahan sebentar, lalu lepaskan. Di sini Anda menggunakan pernafasan perut, bukan dada. Latihlah omongan Anda bersama teman untuk mengetahui kecepatan yang ideal untuk berbicara.

11. Tampak gelisah dan memperturutkannya

Orang yang gelisah biasanya menampakkan sikap tubuh yang buruk, misal saja memainkan gelang atau arloji di tangan, berkali-kali menggeser posisi pantat di tempat duduk, atau menggerak-gerakkan kaki seperti sedang bekerja dengan mesin jahit manual. Semua itu bisa membuat Anda tidak tampak profesional. Dan bila Anda tak kelihatan profesional, Anda tidak akan diterima.

12. Tidak menggali informasi terkait perusahaan

Manakala terhadap pertanyaan “Apa yang Anda ketahui tentang perusahaan ini?” seseorang menjawab dengan “Mmm….tidak banyak.” maka besar kemungkinan dia tak akan diterima. Tampaknya seseorang ini tidak cukup tertarik pada perusahaan ybs sampai2 dia malas melakukan riset terhadapnya, mencari berita2 di media terkait dengannya. Sama juga, jangan sampai kemudian ketika di akhir si pewancara menanyakan apakah ada yang hendak ditanyakan, lalu ditanggapi dengan “Anu, kalau boleh tahu, perusahaan ini sebenarnya bergerak di bidang apa, ya?”

12. Berbohong

Jangan berbohong atau menambah-nambahi bumbu atas pengalaman kerja atau sejarah akademik Anda. Sang pewawancara akan memeriksa itu semua. Bila ketahuan telah berbohong, Anda tak akan diterima. Bila sudah kadung diterima dan lalu ketahuan bahwa Anda berbohong, Anda akan dipecat.

13. Tidak menjawab pertanyaan

Ada kalanya seseorang tak bisa menjawab pertanyaan si pewawancara, lalu menyampaikan apa-apa yang tak ada hubungannya dengan pertanyaan. Jangan coba mengelak dari pertanyaan, si pewawancara pasti mengetahuinya. Yang parah adalah manakala seseorang gagal memahami maksud dari pertanyaan dan meracau tak karuan.

14. Bicara terlalu banyak

Sang pewawancara bukanlah sobat Anda, dan juga bukan therapist yang bermaksud untuk menyembuhkan penyakit Anda. Apa yang dia ingin tahu adalah kualitas dan kompetensi yang membuat Anda layak diterima. Dia tak ingin tahu tentang masalah dan urusan2 pribadi Anda.

15. Gagal “menjual diri” dalam menjawab pertanyaan

Anda harus menjawab pertanyaan dalam bentuk-bentuk yang itu bisa mengungkap kualitas diri Anda yang itu relevan dengan kebutuhan perusahaan. Bila misal Anda ditanya bagaimana penilaian sobat baik Anda terhadap diri Anda, maka alih-alih menjawab “Mereka pikir saya ini orangnya asyik dan gaul”, maka katakan “Mereka pikir saya ini punya prinsip, loyal dan bisa diandalkan. Para sobat saya selalu bisa percaya pada diri saya.”

16. Lalai mengucapkan terima kasih di akhir sesi wawancara

Di dunia bisnis, sikap ramah itu berbalas dan dikenang. Sang pewawancara akan menghargai manakala Anda bersikap ramah dan hormat.

17. Melupakan nama si pewawancara

Baik lupa pada nama-nama sang pewawancara atau menyebutnya dengan salah berkali-kali bisa membuat kesan sang pewawancara pada Anda jadi kurang baik.

18. Berbahasa secara tidak benar

Entah menggunakan bahasa gaul atau menggunakan bahasa indonesia secara salah akan membuat Anda terkesan tak profesional. Tak perlu juga mencampuradukkan bahasa indonesia dengan bahasa inggris untuk kata dan makna yang jelas-jelas telah terwakilkan dengan baik dalam bahasa indonesia, apalagi kalau sampai Anda melafalkannya dengan salah.
“Silahkan ceritakan tentang diri Anda”
Ini adalah pertanyaan pembuka yg paling sering diajukan oleh si pewawancara. Bagi yg belum pernah ikut wawancara dan tau tentangnya, pertanyaan ini cukup membuat bungkam. Kadang memang tak punya jawaban, kadang karena kebingungan; “Bagian mana dari diri saya yg mau diceritakan, kan banyak”. Sementara bagi yg sudah familiar dg pertanyaan ini, godaannya adl untuk tidak memperturutkan narsis dg menceritakan banyak hal yg dia anggap menarik, tapi sebenarnya tak relevan dg maksud wawancara kerja.
“Terima kasih atas pertanyaannya, Pak. Saya Makmun, asal dari Probolinggo. Spt yg mkn Bapak tahu, Probolinggo adl kota yg terkenal dg buah Mangganya. Sementara nama saya sendiri adl warisan dari kakek saya. Asli saya sebenarnya bukan dari Probolinggo, Pak. Namun berpindah2 dari satu kota ke kota lainnya krn mengikuti dinas Bapak. Hobi saya memancing, membaca dan mendengarkan musik. Bintang saya Scorpio dan shio saya Landak. Saya penggemar berat kucing dan saat ini masih memelihara 4 ekor di …bla bla bla … bla bla bla …”
Bukan hanya isinya tak berguna utk menambah poin wawancara kerja Anda, tapi si pewawancara juga tak punya banyak waktu utk mendengarkan biografi kehidupan Anda.
Atas pertanyaan “Silahkan ceritakan ttg diri Anda” maka sebaiknya kita anggap sbg “Harap ceritakan dg singkat tentang pengalaman profesional dan juga pengalaman apapun yg relevan utk disampaikan yg membuat Anda terbilang pantas untuk pekerjaan ini.”
Jangan lakukan kesalahan klasik dg membagi terlalu banyak informasi pribadi yg tak penting.
“Saya sukanya makan rawon pedas karena rasanya menantang dan saya suka musik dangdut krn saya adl anak bangsa yg setia pada budaya bangsa.”
Jangan. Jangan njawab seperti itu.
“Saya dulu sekolah di SDN Sudirman VIII Cimahi, lalu pindah ke SDN Wiroborang Probolinggo, setelah itu SMPN 1 Probolinggo, SMUN 1 Probolinggo dan lalu kuliah di jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya selama empat tahun. Di sana saya belajar banyak ttg teknologi Robotic dan kecerdasan buatan.”
Tak perlu juga habiskan waktu wawancara Anda untuk sampaikan apa2 yg si pewawancara mustinya sudah baca di CV Anda. Bahkan ketika diminta bercerita, itu adalah waktu yg harus digunakan untuk menjual pengalaman dan kompetensi relevan.
Yg si pewawancara butuhkan adalah snapshot – sebuah rangkuman tak lebih dari satu atau dua menit – dari pengalaman dan latar belakang Anda. Bacalah iklan kerjanya baik-baik dan ambillah kata-kata kunci dari kualifikasi yg dibutuhkan oleh si pewawancara. Bisa jadi tentang keahlian, pengalaman atau mentalitas tertentu. Bicara ttg kucing piaraan boleh, asal itu relevan dg kualifikasi yg dibutuhkan.
“Saya memelihara 12 kucing di rumah. Semuanya sehat, indah dan terawat. Dari mereka saya jadi banyak belajar ttg manajerial, kesabaran, ketelatenan dan juga mentalitas higienis.”
OK, if you say so. Klo menurut Anda nyambung ya ga papa.
Yg penting, sebaiknya mencakup pointer berikut:
  • Peran yg pernah Anda jalani. “Saya adalah seorang konsultan SDM”
  • Berapa lama Anda menjalaninya dan di mana saja. “12 tahun pengalaman dg pelanggan berbagai perusahaan jasa dan media di Jawa Timur, Bali dan Kalimantan. Semua itu membuat wawasan saya tentang proses bisnis jadi semakin dalam, dan kemampuan kreatif saya pun juga bertambah”
  • Kompetensi dan pencapaian. “Saya bertanggung jawab pada aktivitas pengembangan SDM dan telah berhasil membuat performa karyawan pelanggan saya naik hingga minimal 210 %. Sehari-harinya, saya memimpin tidak kurang dari 12 orang konsultan senior dan yunior.”


  • Ciri khusus yg jadi kelebihan. “Teman dan relasi saya menilai saya sbg pribadi yg pandai mendengarkan, penuh empati dan pandai memecahkan masalah”
Kesan pertama Anda dibangun sejak Anda masuk ke area perusahaan, yakni sejak Anda keluar dari tempat parkir bahkan. Maka begitu Anda masuk ke dalam gedung, pastikan Anda sudah tampak keren sejak awal.
Pesan non verbal dalam komunikasi ditampakkan dalam banyak hal, salah satunya adalah cara berpakaian. Jika Anda pria, maka perhatikanlah  berpakaian yang baik.

Jika Anda menggunakan jaket, maka jangan ikut bawa masuk; tinggalkan saja di kendaraan Anda.
Jangan celingukan. Jika Anda memang sedang mencari meja registrasi atau tempat duduk, jangan tolehkan kepala Anda ke kanan dan ke kiri secara cepat bak kera kena tulup. Jika Anda pernah melihat orang yang tak tahu jalan atau tersesat dan kemudian tolah toleh tak karuan, Anda pasti paham betapa orang itu tampak bingung dan merasakan ketidakpastian yang besar. Dan yang semacam itu tidaklah boleh ditampakkan di tempat wawancara kerja. Jikapun Anda mencari-cari tempat duduk atau teman, yang Anda gerakkan cukup bola mata dengan tolehan kepala yang pelan.
Semenjak Anda berada di ruang tunggu, aturlah postur tubuh Anda dengan baik dan jangan menampakkan sikap-sikap tubuh yang tidak keren atau miskin wibawa. Ini artinya jangan berjongkok seperti gaya orang mau berak di pinggiran tembok . Meskipun yang lain seperti itu, Anda jangan menirunya. Paksa diri Anda untuk tetap berdiri jika memang tak ada tempat duduk yang tersisa. Meskipun banyak peserta wawancara yang duduk secara berhimpitan sampai-sampai hanya ujung pantat belakang saja yang menyentuh kursi, tidak berarti Anda perlu melakukan hal yang sama.
Jika Anda duduk, entah di ruang tunggu ataupun di dalam ruang wawancara, duduklah dengan punggung tegak, pinggang menempel di sandaran, bahu aga ditarik ke belakang, dengan dagu agak diangkat. Sikap tubuh semacam ini tidak hanya akan membuat Anda tampak keren, tapi juga membuat Anda bisa bernafas dengan lega sehingga gugup pun bisa terkendali.
Ketika Anda masih menunggu, maka jangan bengong; sebaiknya lakukan hal-hal keren seperti membaca majalah bisnis, buku pengembangan diri, apalagi yang berbahasa inggris. Jangan gunakan waktu ini untuk ngegame di handphone atau mengisi TTS. Itu sama sekali tidak keren. Anda juga bisa gunakan waktu menunggu untuk ngobrol dengan orang di sebelah kanan kiri Anda.
Tatkala bertemu dengan pewawancara, jabatlah tangannya dengan erat. Jabat tangan sering digunakan untuk membaca tingkat energi seseorang. Jabatan tangan yang lemas akan menimbulkan kesan yang buruk. Jadilah yang terakhir melepaskan jabatan tangan itu. Itu artinya Anda baru lepaskan ketika jabatan tangannya mulai mengendor. Tak perlu gunakan tangan kiri Anda untuk memegang lengan atau bahu sang pewawancara. Itu namanya SKSD; Sok Kenal Sok Dekat, yang bisa berbahaya manakala sang pewawancara Anda adalah melankolis atau phlegmatis.
Tak mengapa Anda sedikit mencondongkan tubuh ke depan untuk menunjukkan ketertarikan.
Jaga gerakan tangan seminimal mungkin….mm…atau lebih tepatnya, jaga sebisa mungkin agar Anda tidak melakukan ekspresi gerakan tangan ke wajah, misal ke arah mulut, hidung, mata, tengkuk atau telinga. Semua itu dapat mengirimkan pesan bahwa Anda ragu dengan yang Anda sampaikan, atau bahkan Anda sedang berbohong atau mengarang-ngarang jawaban.
Sebaiknya Anda tidak menyilangkan kaki di depan, entah dengan menumpangkan atau menyilangkan kaki di depan. Termasuk juga, sebaiknya Anda tidak menyilangkan tangan di depan dada. Itu semua menunjukkan sikap defensif.

Lakukan tatapan mata, lakukan secara wajar , tak usah dipaksakan. Di Indonesia, menundukkan atau mengalihkan pandangan masih dianggap sebagai suatu hal yang diperlukan untuk menunjukkan kesopanan atau ketundukan. Ingat bahwa tidak semua pewawancara Anda adalah spesialis pewawancara. Bisa jadi dia adalah bos atau siappun dari jajaran atas perusahaan, yang mana mereka punya kebutuhan untuk dihormati. Memaksakan diri mempertahankan tatapan mata bisa jadi malah dianggap sikap kurang sopan. Dan jika Anda mengalihkan pandangan, jangan ke arah samping atau atas, melainkan ke bawah.
Dengan tatapan mata, apa mengkomunikasikan bahwa Anda adalah pribadi yang percaya diri, dan bahwa Anda mendengarkan dengan seksama apa sang pewawancara sampaikan. Jika Anda adalah orang auditori, sebaiknya tatapan mata ini Anda latihkan secara sadar.
Saat berbicara, perhatikan kecepatan bicara dan volume suara Anda; jaga keduanya agar tetap berada dalam rentang yang nyaman untuk didengar.
Jangan lupa untuk tersenyum, meskipun ini tentu saja harus disesuaikan dengan apa yang sedang dibicarakan. Saat pertanyaan diajukan, tunjukkan muka serius yang tak menyeramkan. Pokoknya gaya mendengarkan yang khusuk deh. Jika di saat ini Anda senyam senyum tanpa alasan jangan-jangan malah diceletuk, “Anda pikir pertanyaan saya lucu apa?” (lebay :-p). Senyumlah sejak akan mulai menjawab pertanyaan. Tapi jika Anda memang excited atau menyukai pertanyaan yang diajukan, maka tersenyum pun tak mengapa.
1. Penampilan.
Tips wawancara kerja yang pertama jelas adalah penampilan. Pernahkan anda mendengar kata bijak yang mengatakan “cover tidak penting yang penting isinya”. Ini tidak berlaku saat menghadapi wawancara kerja. Buatlah penampilan dalam hal ini pakaian anda terlihat Profesional, dewasa dan bisa diandalkan.
Tips berpakaian untuk pria :
Gunakan kemeja warna krem, abu-abu atau biru (yang tidak mencolok). Dan Jangan gunakan warna hitam, untuk menghindari kesan berkabung. Lebih tepatnya gunakan bahan yang tidak terlalu mencolok warnanya. Jangan lupa dasinya juga harus maching dengan pakaian.
Tips berpakaian untuk wanita :
Baju atau blouse yang simpel, Gunakan bahan alami semacam wol, katun atau sutra. Warnya juga sama dengan pria krem, abu-abu atau biru (kalau wanita, hitam juga boleh). Dan yang terpenting make-up jangan berlebihan.
2. Tepat waktu
Mungkin ini bukan hanya untuk tips wawancara kerja tapi hampir semua kegiatan, jangan ngareeeeeeeeeeeeet. Datanglah minimal 20 menit sebelum menghadapi wawancara kerja. Dalam waktu itu juga lebih baik anda ke toilet dahulu sebelum menjawab pertanyaan wawancara kerja (selain buang air juga untuk mengurangi ketegangan). Ingat jangan terlambat, Anda bukan artis yang sedang diwawancarai oleh wartawan anda sedang nyari kerja.
3. Mengatur Bahasa Tubuh saat mulai wawancara kerja.
Tips wawancara kerja ini akan mengesankan anda profesional dan tahu apa yang harus dilakukan.
Saat memasuki ruang wawancara kerja. Anda harus mampu mengatur bahasa tubuh , jangan seperti sedang berjalan-jalan di mall. Berjalanlah secara tegap dengan kedua tangan mengibas  bebas. Jangan lihat-lihat kesana kemari dan berkata wah ruanganya bagus, langsung berjalan lurus ke pewawancara kerja.
Sodorkan tangan kepada si pewancara sambil tersenyum. Sambil menatap matanya, genggam keseluruhan tangan kemudian ayunkan satu sampai dua kali dan secara bersamaan ucapkan nama anda.
Dan perlu diperhatikan….
Saat menghadapi wawancara kerja peting untuk jangan duduk sebelum dipersilahkan, jangan memasukkan tangan ke saku, jangan menggumam, jangan menyilangkan tangan di dada. Apalagi mengacungkan jari tengah, lebih nggak boleh lagi :D
Berusalah senormal mungkin selayaknya berbicara, Gunakan ekspresi seperti senyum, mengerutkan dahi, sedikit mengangguk atau hal semacam itu. Dengan begitu akan memudahkan si pewawancara mengerti apa yang anda bicarakan.
4. Kontak Mata.
Tips wawancara kerja yang juga tidak kalah pentingnya adalah Jangan dan jangan pernah alihkan pandangan saat pewancara mengajukan pertanyaan wawancara kerja. Selalu fokus kepada si wawancara. Jangan lupa mata adalah cermin dari hati anda. Buat tatapan mata anda terlihat percaya diri dan berfikir positif.
Ya 4 hal diatas sajalah awal untuk menghadapi wawancara kerja. Untuk pertanyaan dalam wawancara kerja sendiri pintar-pintarlah untuk ngeles he he he. OK! Mungkin postingan berikutnya saja saya sebutkan tips dan trik menjawab pertanyaan wawancara kerja.
Masih dalam rangka menambah wawasan dalam persiapan mencari kerja, lebih khusus persiapan interview kerja. Setelah kemarin ada 8 tips wawancara kerja. Maka, kali ini ada 50 pertanyaan yang paling sering ditanyakan pada saat interview kerja. Silakan disimak, semoga bermanfaat.

  1. Tell me about yourself: The most often asked question in interviews. You need to have a short statement prepared in your mind. Be careful that it does not sound rehearsed. Limit it to work-related items unless instructed otherwise. Talk about things you have done and jobs you have held that relate to the position you are interviewing for. Start with the item farthest back and work up to the present.
  2. Why did you leave your last job? Stay positive regardless of the circumstances. Never refer to a major problem with management and never speak ill of supervisors, co-workers or the organization. If you do, you will be the one looking bad. Keep smiling and talk about leaving for a positive reason such as an opportunity, a chance to do something special or other forward-looking reasons.
  3. What experience do you have in this field? Speak about specifics that relate to the position you are applying for. If you do not have specific experience, get as close as you can.
  4. Do you consider yourself successful? You should always answer yes and briefly explain why. A good explanation is that you have set goals, and you have met some and are on track to achieve the others.
  5. What do co-workers say about you? Be prepared with a quote or two from co-workers. Either a specific statement or a paraphrase will work. Jill Clark, a co-worker at Smith Company, always said I was the hardest workers she had ever known. It is as powerful as Jill having said it at the interview herself.
  6. What do you know about this organization? This question is one reason to do some research on the organization before the interview. Find out where they have been and where they are going. What are the current issues and who are the major players?
  7. What have you done to improve your knowledge in the last year? Try to include improvement activities that relate to the job. A wide variety of activities can be mentioned as positive self-improvement. Have some good ones handy to mention.
  8. Are you applying for other jobs? Be honest but do not spend a lot of time in this area. Keep the focus on this job and what you can do for this organization. Anything else is a distraction.
  9. Why do you want to work for this organization? This may take some thought and certainly, should be based on the research you have done on the organization. Sincerity is extremely important here and will easily be sensed. Relate it to your long-term career goals.
  10. Do you know anyone who works for us? Be aware of the policy on relatives working for the organization. This can affect your answer even though they asked about friends not relatives. Be careful to mention a friend only if they are well thought of.
  11. What kind of salary do you need? A loaded question. A nasty little game that you will probably lose if you answer first. So, do not answer it. Instead, say something like, That’s a tough question. Can you tell me the range for this position? In most cases, the interviewer, taken off guard, will tell you. If not, say that it can depend on the details of the job. Then give a wide range.
  12. Are you a team player? You are, of course, a team player. Be sure to have examples ready. Specifics that show you often perform for the good of the team rather than for yourself are good evidence of your team attitude. Do not brag, just say it in a matter-of-fact tone. This is a key point.
  13. How long would you expect to work for us if hired? Specifics here are not good. Something like this should work: I’d like it to be a long time. Or As long as we both feel I’m doing a good job.
  14. Have you ever had to fire anyone? How did you feel about that? This is serious. Do not make light of it or in any way seem like you like to fire people. At the same time, you will do it when it is the right thing to do. When it comes to the organization versus the individual who has created a harmful situation, you will protect the organization. Remember firing is not the same as layoff or reduction in force.
  15. What is your philosophy towards work? The interviewer is not looking for a long or flowery dissertation here. Do you have strong feelings that the job gets done? Yes. That’s the type of answer that works best here. Short and positive, showing a benefit to the organization.
  16. If you had enough money to retire right now, would you? Answer yes if you would. But since you need to work, this is the type of work you prefer. Do not say yes if you do not mean it.
  17. Have you ever been asked to leave a position? If you have not, say no. If you have, be honest, brief and avoid saying negative things about the people or organization involved.
  18. Explain how you would be an asset to this organization You should be anxious for this question. It gives you a chance to highlight your best points as they relate to the position being discussed. Give a little advance thought to this relationship.
  19. Why should we hire you? Point out how your assets meet what the organization needs. Do not mention any other candidates to make a comparison.
  20. Tell me about a suggestion you have made Have a good one ready. Be sure and use a suggestion that was accepted and was then considered successful. One related to the type of work applied for is a real plus.
  21. What irritates you about co-workers? This is a trap question. Think real hard but fail to come up with anything that irritates you. A short statement that you seem to get along with folks is great.
  22. What is your greatest strength? Numerous answers are good, just stay positive. A few good examples: Your ability to prioritize, Your problem-solving skills, Your ability to work under pressure, Your ability to focus on projects, Your professional expertise, Your leadership skills, Your positive attitude
  23. Tell me about your dream job. Stay away from a specific job. You cannot win. If you say the job you are contending for is it, you strain credibility. If you say another job is it, you plant the suspicion that you will be dissatisfied with this position if hired. The best is to stay genetic and say something like: A job where I love the work, like the people, can contribute and can’t wait to get to work.
  24. Why do you think you would do well at this job? Give several reasons and include skills, experience and interest.
  25. What are you looking for in a job? See answer # 23
  26. What kind of person would you refuse to work with? Do not be trivial. It would take disloyalty to the organization, violence or lawbreaking to get you to object. Minor objections will label you as a whiner.
  27. What is more important to you: the money or the work? Money is always important, but the work is the most important. There is no better answer.
  28. What would your previous supervisor say your strongest point is? There are numerous good possibilities: Loyalty, Energy, Positive attitude, Leadership, Team player, Expertise, Initiative, Patience, Hard work, Creativity, Problem solver
  29. Tell me about a problem you had with a supervisor Biggest trap of all. This is a test to see if you will speak ill of your boss. If you fall for it and tell about a problem with a former boss, you may well below the interview right there. Stay positive and develop a poor memory about any trouble with a supervisor.
  30. What has disappointed you about a job? Don’t get trivial or negative. Safe areas are few but can include: Not enough of a challenge. You were laid off in a reduction Company did not win a contract, which would have given you more responsibility.
  31. Tell me about your ability to work under pressure. You may say that you thrive under certain types of pressure. Give an example that relates to the type of position applied for.
  32. Do your skills match this job or another job more closely? Probably this one. Do not give fuel to the suspicion that you may want another job more than this one.
  33. What motivates you to do your best on the job? This is a personal trait that only you can say, but good examples are: Challenge, Achievement, Recognition
  34. Are you willing to work overtime? Nights? Weekends? This is up to you. Be totally honest.
  35. How would you know you were successful on this job? Several ways are good measures: You set high standards for yourself and meet them. Your outcomes are a success.Your boss tell you that you are successful
  36. Would you be willing to relocate if required? You should be clear on this with your family prior to the interview if you think there is a chance it may come up. Do not say yes just to get the job if the real answer is no. This can create a lot of problems later on in your career. Be honest at this point and save yourself future grief.
  37. Are you willing to put the interests of the organization ahead ofyour own? This is a straight loyalty and dedication question. Do not worry about the deep ethical and philosophical implications. Just say yes.
  38. Describe your management style. Try to avoid labels. Some of the more common labels, like progressive, salesman or consensus, can have several meanings or descriptions depending on which management expert you listen to. The situational style is safe, because it says you will manage according to the situation, instead of one size fits all.
  39. What have you learned from mistakes on the job? Here you have to come up with something or you strain credibility. Make it small, well intentioned mistake with a positive lesson learned. An example would be working too far ahead of colleagues on a project and thus throwing coordination off.
  40. Do you have any blind spots? Trick question. If you know about blind spots, they are no longer blind spots. Do not reveal any personal areas of concern here. Let them do their own discovery on your bad points. Do not hand it to them.
  41. If you were hiring a person for this job, what would you look for? Be careful to mention traits that are needed and that you have.
  42. Do you think you are overqualified for this position? Regardless of your qualifications, state that you are very well qualified for the position.
  43. How do you propose to compensate for your lack of experience? First, if you have experience that the interviewer does not know about, bring that up: Then, point out (if true) that you are a hard working quick learner.
  44. What qualities do you look for in a boss? Be generic and positive. Safe qualities are knowledgeable, a sense of humor, fair, loyal to subordinates and holder of high standards. All bosses think they have these traits.
  45. Tell me about a time when you helped resolve a dispute betweenothers. Pick a specific incident. Concentrate on your problem solving technique and not the dispute you settled.
  46. What position do you prefer on a team working on a project? Be honest. If you are comfortable in different roles, point that out.
  47. Describe your work ethic. Emphasize benefits to the organization. Things like, determination to get the job done and work hard but enjoy your work are good.
  48. What has been your biggest professional disappointment? Be sure that you refer to something that was beyond your control. Show acceptance and no negative feelings.
  49. Tell me about the most fun you have had on the job. Talk about having fun by accomplishing something for the organization.


  50. Do you have any questions for me? Always have some questions prepared. Questions prepared where you will be an asset to the organization are good. How soon will I be able to be productive? and What type of projects will I be able to assist on? are examples.
Adapun tujuan menyusun resume yang efektif adalah agar Anda mendapatkan panggilan kerja. Panggilan kerja ini bisa bermacam-macam bentuknya, ada recruiter yang langsung memanggil untuk mengikuti serangkaian tes (wawancara, tes bakat, psikotes, tes kesehatan, dll), ada juga recruiter yang memulai rangkaian tes tersebut dengan wawancara awal. Setelah itu recruiter akan merekomendasikan calon pelamar, yang memenuhi kriteria, untuk mengikuti tes-tes selanjutnya. By the way, apapun tipe panggilan kerja yang dilakukan, tetap ada sesi wawancara dengan calon pelamar.
Tujuan umum dari dilakukannya sebuah wawancara adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana level pribadi Anda.
2. Mempelajari lebih dalam kualifikasi yang Anda miliki.
3. Mengumpulkan informasi apa saja yang relevan dari diri Anda yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
4. Menyediakan informasi tambahan mengenai posisi kita dalam organisasi.
5. Membantu perusahaan untuk mengidentifikasi pelamar siapa yang secara spontan menerima pekerjaan yang ditawarkan.

Wawancara yang Anda lakukan 75% dipengaruhi oleh kesiapan mental dan 25% oleh kemampuan Anda mengaitkan setiap pertanyaan yang diajukan dengan pengalaman yang Anda miliki. Wawancara termasuk bagian yang paling penting dalam sebuah proses rekrutmen karyawan. Keberhasilan dalam sesi wawancara adalah poin penting bagi keberhasilan Anda dalam proses seleksi.

INTERVIEW ADALAH PELUANG EMAS
Memfokuskan diri pada persiapan dan tips-tips interview akan mampu membangun rasa percaya diri yang dibutuhkan pada saatnya tiba. Interview memberikan kesempatan kepada Anda untuk menjelaskan dengan gaya dan kata-kata sendiri, mengenai pengalaman apa saja yang Anda miliki, memampuan dan hal penting yang memungkinkan Anda menjadi salah satu kandidat terbaik dalam organisasi mereka. Sebagai tambahan, wawancara juga memberikan peluang pada Anda untuk mendemonstrasikan kemampuan probadi, profesionalisme dan gaya atau cara kerja.

PERSIAPAN WAJIB
Wawancara dapat dianalogikan dengan pertempuran, untk bisa memenangkan pertempuran tersbut Anda harus mengetahui siapa yang Anda hadapi, serta megantur senjata apa yang akan digunakan untk mengatasi serangan yang dilakukan oleh lawan Anda. Untuk itu langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :
1. Pelajari posisi yang Anda lamar, posisi dalam struktur organisasi, job description dan perannya dalam organisasi.
2. Ketahui lebih dalam perusahaan yang Anda lamar. Anda dapat memperoleh informasi tersbut dari :
a. Surat kabar, news letter
b. Web site resmi perusahaan
c. Saudara yang bekerja di perusahaan tersebut
d. Produk-produk yang ada di pasaran
e. Iklan.
3. Pelajari tipe-tipe pertanyaan yang diajukan
4. Perhatikan dengan seksama lokasi dan waktu wawancara, jangan sampai Anda terlambat karena putar-putar mencari lokasi.
5. Bawa dokumen penting Anda, terutama yang sesuai dengan surat lamaran yang dikirim.
6. Bawa surat referensi atau rekomendasi apa bila memungkinkan
7. Siapkan berapa jumlah gaji yang diinginkan

INGAT NAMA PEWAWANCARA
Sepertinya mengingat nama si pewawancara tidaklah penting, namun dalam hubungan yang cukup singkat itu Anda diharapkan bisa memberikan kesan positif. Dengan menyebut nama interviewer pada setiap menjawab pertanyaan atau mengajukan pertanyaan akan membuat interviewer merasa dihargai. Coba bandingkan antara kedua bentuk pertanyaan berikut ini :
Sang interviewer berkata : “apakah ada yang ingin Anda tanyakan?”, selanjutny Anda bertanya
Contoh :
1. "Bolehkah saya mengetahui mengapa posisi saat ini kosong?"
2. "Bolehkah saya mengetahui mengapa posisi saat ini kosong, Pak Roy?"

Selain merasa dihargai, interviewer akan menilai bahwa Anda konsentrasi, antusias dan benar-benar memperhatikan apa yang mereka tanyakan.

DON’T USE “YES” & “NO” ANSWEER
Usahakan agar dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, jangan berhenti pada kata-kata “ya” dan “tidak” saja. Jawaban “ya” dan “tidak” adalah jawaban mati, dan menggambarkan kedangkalan ilmu/pengetahuan Anda. Sebuah jawaban peretanyaan harus diser[sensor] dengan jawaban yang lebih mendetil dan diskriptif. Siapkan diri Anda dengan pengetahuan-pengetahuan sederhana seputar posisi yang dilamar. Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan bersifat jebakan dan membuat Anda kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaannya. Tetapi yang harus menjadi pedoman adalah sebisa mungkin mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang Anda miliki dan mengkonversinya sehingga informasi yang disampaian cukup relevan dengan pertanyaannya.
Contoh pertanyaan :
Interviewer : “Apakah Anda pernah menduduki jabatan supervisor penjualan?”
Jawaban #1 : “Tidak, belum pernah”
Jawaban #2 : “Saya beberapa kali memimpin tim dalam proyek penjualan, bersama dengan beberapa salesperson, SPG dan Merchandiser, khususnya untuk modern market dan terbukti sukses meningkatkan pangsa pasar dari 10% menjadi 40%”.

Penjelasan :
Pada jawaban pertama, Anda langsung menjawab”Tidak”, sehingga akan langsung mendapat penilaian bahwa Anda tidak qualified atau tidak memenuhi syarat. Tetapi pada jawaban yang kedua, Anda tidak secara langsung menjawab tidak, tetapi Anda mengkonversi pengalaman menjalankan tugas supervisor, meskipun belum pernah menduduki jabatan tersebut, dan hasil yang dicapai pun adalah hasil kerja sama tim. Dan Anda tidak berbohong.
BE POSITIF
Adalah bersikap positif dalam wawancara, jangan sekali-kali mencoba untuk menjelek-jelekkan pekerjaan, mantan bos atau teman kerja Anda. Usahakan untuk selalu menyampaikan sesuatu yang baik dan positif, dan berikan kesan bahwa Anda melamar pekerjaan karena sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam wawancara, akan selalu muncul pertanyaan-pertanyaan seperti :
a. “Mengapa Anda berhenti/keluar/mengundurkan diri dari pekerjaan yang lama?”
b. “Bagaimana hubungan dengan atasan di perusahaan Anda yang lama?”
c. “Apakah selama ini Anda cukup puas dengan perusahaan tempat Anda bekerja?”

Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka anda harus menggunakan kata-kata yang Positif, misalnya :
1. “Ingin mengembangkan karir”.
2. “Mencari tantangan yang lebih besar”.
3. “Kompensasi yang sesuai kontribusi”
4. “Mengembangkan kemampuan”
5. “Mencoba sesuatu yang baru”
6. “Karir cukup baik & stabil”
7. dll.

Salah satu contoh jawaban yang Negatif dan Positif adalah sebagai berikut :

Interviewer: “Mengapa Anda berhenti/keluar/mengundurkan diri dari pekerjaan yang lama?”
Negatif : “Karena Saya sudah tidak cocok lagi dengan atasan Saya, atas Saya selalu …..”
“Karena perusahaan sudah tidak membutuhkan tenaga Saya lagi…”
“Situasi kerja tidak kondusif, pekerjaan terlalu berat …”
Positif : “ Karir Saya ditempat yang lama cukup baik, tetapi Saya ingin mencoba tantangan baru yang lebih besar, sudah saatnya Saya menjadi seorang supervisor dan Saya mampu melakukannya!”

Dengan demikian janganlah sekali-kali Anda memberikan jawaban yang mengarah pada hal-hal seperti :
Jumlah gaji yang rendah atau kecil
Tidak cocok dengan atasan
Tidak cocok dengan lingkungan kerja
Perusahaan tidak memberikan fasilitas yang memadai
Meskipun memang pada kenyataannya Anda mengundurkan diri dari perusahaan lama karena ada problem yang rumit dengan atasan, atau lingkungan kerja atau masalah negatif lain, tetap usahakan Anda tidak mengungkapkanya di depan interviewer. Hal ini disebabkan karena mereka tentu berfikir jawaban Anda bersifat subjektif, dan bisa saja masalah itu timbul dari diri Anda sendiri, bukan karena faktor eksternal. Oleh karena itu jawaban2 yang bersifat Positif, akan cukup membantu peforma Anda.

Selain menjawab pertanyaan di atas, Anda biasanya juga diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada interviewer. Pada kesempatan ini sebaiknya Anda gunakan untuk mengatahui informasi-informasi seputar pekerjaan da perusahaan. Tujuan pertanyaan ini selain memperoleh informasi, juga mendapatkan simpati dan memberikan kesan bahwa Anda adalah orang yang aktif. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang bermutu seperti :
1. “Untuk posisi ini, berapa jumlah anak buah yang akan Anda bina?”
2. “Sebagai manajer area, meliputi area mana saja cakupan wilayah kerjanya?”
3. “Siapa pesaing yang paling ketat di wilayah pemasaran?”
4. “Perusahaan ini menggunakan sistem aplikasi apa untuk control keuangan?”
5. “Jenis produk yang dipasarkan oleh perusahaan ini meliputi apa saja?”
6. “Mengapa perusahaan ini hanya menggunakan jenis permasaran X, dan mengapa tidak menggunakan jenis pemasaran Y & Z?”
7. “Sejauh mana tanggung jawab Saya sebagai Koordinator kepada manajer wilayah?”
8. dll

Selain bentuk pertanyaan di atas, sebaiknya Anda menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang bermutu berikut ini :
1. Berapa jumlah kandidat yang melamar posisi ini
2. Mengapa posisi ini kosong
3. Kapan dilakukan tes berikutnya
4. dll.


PERHATIKAN BAHASA TUBUH
Bahasa tubuh atau body language seorang pelamar akan berpengaruh pada penilaian seorang interviewer. Wawancara, pada intinya adalah salah satu bentuk komunikasi, seperti halnya ngobrol atau bertamu. Kebiasan2 dalam melakukan komunikasi tatap muka, baik menurut norma Timur dan Barat pada prinsipnya sama. Orang Timur akan selalu menghendaki diperlakukan “hormat” oleh seorang yang statusnya “lebih rendah”, maksudnya adalah hubungan antara interviewer dan calon pelamar adalah hubungan yang tidak sejajar. Anda sebagai pelamar mempunyai kedudukan “lebih rendah” dibandingkan interviewer, karena Anda yang membutuhkan pekerjaan. Sedangkan untuk orang Barat, mereka tidak terlalu memperhatikan masalah “status” ini, tetapi lebih pada “eye contact” atau tatapan mata dan sikap tubuh yang baik.
Sikap tubuh dinilai kurang baik adalah indikator sikap tubuh orang yang gugup, seperti :
1. Sering menunduk
2. Menghindari tatapan mata
3. Memainkan alat tulis (seperti pulpen atau lainnya)
4. Meremas-remas tangan
5. Intonasi suara yang rendah, sehingga membuat interviewer meminta untuk berbicara lebih keras dan jelas
6. Kadang-karang berkeringat
7. dsb.
Untuk menguangi kegugupan, sebaiknya Anda sering mengambil dan mengatur nafas serta melakukan aktifitas lain sebelum dipanggil masuk ke ruang interview. Aktifitas lain seperti membaca dan berbincang-bincang dengan sesame kandidiat akan mengurangi ketegangan dan kecemasan.

PERSIAPAN LAIN-LAIN
Beberapa persiapan lain yang sebaiknya Anda perhatikan dalam acara wawancara kerja adalah :
1. Pakaian. Dalam acara ini usahakan Anda menggunakan pakaian lengan panjang berwarna putih yang diseterika rapih, dengan celana panjang berwaran cerah dan bukan putih atau hitam. Hal ini untuk memberikan kesan segar/fresh secara psikologis. gunakan pakaian yang aru saja dicuci/disetrika karena akan secara tidak langsung, hati Anda akan mendukung Anda untuk sigap bertindak.
2. Gunakan juga aksesoris seperti dasi apabila Anda melamar untuk posisi manajerial.
3. Pastikan sepatu Anda disikat.
4. Lakukan aktifitas normal yang biasa Anda lakukan sebelum berangkat ke tempat interview. Hal ini diperlukan untuk menjaga mood agar tetap dalam kondisi baik, misal : bangun pagi, baca Koran, minum the/kopi, sarapan pagi, senap pagi, dll.
5. Hindari aktifitas olah raga yang berat dimalam hari, misalnya bagi Anda yang hobi tennis atau bulutangkis di malam hari sebaiknya ditinggalkan lebih dulu. Hal ini untuk menjaga agar istirahat cukup dan tidak memberikan kesan Anda sedang mengantuk dengan mata merah.
Bila kebiasaan itu Anda hilangkan, maka dikhawatirkan kondisi psikologis Anda akan tegang sehingga mengganggu konsentasi Anda dalam wawancara.

DOKUMEN WAWANCARA
Dalam menghadapi “the big day”, Anda harus menyadari bahwa pada hari itu Anda bukan satu-satunya kandidat yang diwawancarai. Perusahaan pasti akan menyeleksi banyak calon dan akan sangat sibuk sekali. Dalam kondisi demikian maka mereka akan menyeleksi dengan cepat dan memberikan perhatian yang besar pada kandidiat yang memberikan kesan “lebih”. Untuk mendapatkan kesan tersebut salah satunya adalah kelengkapan dokumen. Dokumen pendukung itu adalah :
1. Curriculum vitae atau resume yang terbaru
2. Surat Rekomendasi dan Referensi
3. JOBProfile
4. Planning program kerja
Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara, tidak akan lepas dari 4 dokumen tersebut. Jadi apabila Anda ingin lancar dan meyakinkan dalam sesi wawancara, maka Anda harus bisa “mempresentasikan” 4 resume tertulis tersbut. Seperti halnya ulangan atau ujian, 4 macam dokumen tersebut diibaratkan sebagai diktat pelajaran yang harus dipelajari. Khusus untuk planning program kerja, biasanya digunakan untuk model interview “The Apprantice” yang pernah di tayangkan oleh stasiun tv swasta. Model wawancara ini biasanya digunakan untuk mengisi posisi top leader dalam sebuah perusahaan (level direktur, general manager, store manager, dll). Dimana sang recruiter mengadu program kerja mana yang paling baik diantara kandidat yang ada. Salah satu contoh program kerja yang di susun adalah sebagai berikut :

Contoh kasus :
Sebuah perusahaan yang menjual produk-produk inovatif akan me re-open tokonya yang berada di sebuah mal di kota Surabaya. Mereka membutuhkan seorang area marketing manajer untuk daerah Surabaya dan sekitarnya. Permasalahan yang Anda rasakan adalah bahwa tokonya kurang menarik, promosi yang gencar di stasiun2 tv tidak mampu mengangkat penjualan, performance toko yang kusam, dll. Anda sebagai orang yang mempunyai background pemasaran berencana untuk mengajukan lamaran untuk mengisi posisi tersebut
Cara berjabat tangan memang merupakan cerminan kepribadian seseorang. Cara menggenggam, menggoyangkan tangan dan eye contact, tidak luput dari penilaian saat wawancara pekerjaan.

Jangan sampai penilaian terhadap kita jadi salah ataupun menjadi minus saat wawancara hanya karena masalah jabat tangan semata. Ada beberapa gaya bersalaman yang bisa anda ketahui, mungkin saja kita jadi merubah gaya bersalaman .

Salaman ‘Lembap’. Tangan anda termasuk yang mudah berkeringat dan basah. Jika anda tidak ingin si pewawancara menarik tangan maka cobalah anda lap secara diam-diam sebelum berjabat tangan dengannya. Bila anda termasuk yang mudah berkeringat, cobalah basuh tangan sebelum anda diwawancara.

Setelah itu jangan katupkan tangan anda, jagalah agar selalu terbuka. Tangan yang tertutup atau terkepal akan mendorong kelenjar semakin aktif mengeluarkan keringat. Jangan gugup karena secara efektif akan membuat tangan anda basah. Cobalah untuk tenang, rileks dan fokus.

Salaman ‘Lemah’. Gaya bersalaman yang terlalu lembut atau lemah, menunjukkan rasa percaya diri yang kurang selain terlihat malas-malasan dan kurang menunjukkan minat. Bila saat wawancara anda melakukan gaya ini maka si pewawancara akan bertanya-tanya kualitas percaya diri anda. Latihlah untuk menjabat tangan lawan bicara anda dengan genggaman lebih kuat dan erat tapi tidak menjepit.

Salaman ‘Sentuh Jari’. Gaya berjabat tangan ini lemas sehingga memberi kesan seperti tidak berniat untuk bersalaman. Karena cara bersalaman ini biasanya hanya menyodorkan empat ujung jarinya dengan sekilas. Sebaiknya jangan dilakukan saat anda akan diwawancarai karena akan mengurangi nilai untuk anda.

Salaman ‘Full Contact’. Biasanya genggamannya erat dan mantap tapi tidak terlalu kencang dan menjepit. Sambil menggenggam tangan lawan, biasanya juga diikuti dengan eye contact yang ramah. Ini gaya berjabat tangan yang bagus untuk menunjukkan rasa percaya diri yang cukup bagus tapi tidak berlebihan. Lakukan saat wawancara untuk membuka gerbang impresi pertama yang menarik.

Jabat tangan mungkin sekilas seperti sesuatu hal yang kecil tapi kesan pertama sebelum melakukan wawancara seringkali muncul justru berasal dari point ini. Memang kelihatannya sederhana dan remeh tetapi dapat menjadi faktor menentukan dalam wawancara serta kehidupan sosial. Jabat tangan dengan mantap dan sambil menatap lawannya akan memiliki kesan pertama yang baik. Goodluck
$$$$$$$$$$$
* Mengapa anda memilih jurusan tersebut?
* Mata pelajaran apa yang anda paling suka, jelaskan alasannya.
* Mata pelajaran apa yang kurang anda sukai, jelaskan alasannya.
* Pada tingkat pendidikan mana anda merasa paling berprestasi, mengapa?
* Apakah hasil ujian menggambarkan potensi anda, jelaskan?
* Siapakah yang membiayai studi anda?
* Bagaimana teman-teman atau guru mengambarkan mengenai diri anda?
* Dalam lingkungan macam apakah anda merasa dapat bekerja paling baik?
Pertanyaan mengenai pengalaman kerja :
* Ceritakan mengenai pengalaman kerja anda
* Bagi yang belum pernah bekerja pada umumnya diminta untuk menceritakan mengenai aktivitas ekstra kurikuler selama studi.
* Pekerjaan manakah yang paling menantang bagi anda, mohon dijelaskan.
* Pekerjaan manakah yang paling menantang bagi anda dan bagaimana anda menyelesaikan hal tersebut.
* Dengan kolega macam apakah anda senang bekerja sama?
* Dengan boss macam apakah anda senang bekerja?
* Bagaimanakah anda memperlakuan anak buah anda?
Pertanyaan mengenai sasaran anda :
* Mengapa anda ingin bekerja dalam industri ini?
* Apakah yang mendorong anda melamar kepada perusahaan kami?
* Apakah yang anda inginkan dalam 5 tahun mendatang?
* Apakah yang anda inginkan dalam hidup anda?
* Apa yang anda lakukan untuk mencapai sasaran anda?
Pertanyaan mengenai organisasi yang ingin anda masuki :
* Apakah yang anda ketahui tentang organisasi yang akan anda masuki?
* Menurut anda faktor faktor sukses apa yang dibutuhkan seseorang untuk bekerja disini?
* Apakah yang anda cari dalam bekerja?
* Bagaimana anda dapat berkontribusi dalam perusahaan ini?
* Menurut anda apa visi dan misi dari organisasi ini?


 
DUNIA ILMU :Jendela Informasi Dunia
Copyright © 2014. DUNIA ILMU - All Rights Reserved