5 Penelitian Paling Unik Di Dunia - Untuk mencapai kemajuan ilmu pengetahuan yang dicita-citakan, tidak sedikit ilmuwan yang rela melakukan apa saja agar penelitian yang dilakukannya membuahkan hasil.Tak jarang mereka menempuh cara-cara unik nan aneh guna mempercepat penemuan hasil akhir penelitian.
Malah sering kali ide awal yang digulirkan sebagai dasar penelitian sudah tergolong ide-ide yang kontroversial dan tidak masuk akal.Hasilnya, ada yang berujung pada kesakitan luar biasa, cemoohan dari ilmuwan lain, hingga kematian.
Untuk menggambarkan keunikan dari penelitian-penelitian itu, berikut ulasan dari 5 Penelitian Paling Unik Di Dunia :
1. Penelitian infeksi cacing usus
Setelah melakukan otopsi pada pada sebuah mayat pada tanggal 10 Oktober 1878, Dr. Giovanni Battista Grassi asal Sicilia, Italia, berhasil menemukan cacing gelang dengan ukuran besar bercampur dengan cacing pita pada usus mayat tersebut.
Grassi lantas mempunyai pemikiran bahwa cacing pita mampu menginfeksi manusia bila termakan secara langsung.Untuk membuktikan hal tersebut, dia berniat mencoba menginfeksi dirinya sendiri dengan cara memakan telur-telur cacing pita secara utuh.
Tetapi sebelum melakukan hal itu, Grassi lebih dulu membuktikan dirinya bebas dari infeksi cacing dengan mengamati feses atau kotorannya sendiri hingga hampir setahun penuh.Akhirnya, setelah menyimpulkan bahwa dia belum terinfeksi, Grassi melaksanakan penelitiannya dengan menelan 100 telur cacing pita dari kotoran yang didapatnya.
Sesuai perkiraannya, cacing-cacing pita itu berhasil menginfeksi dirinya dan membuat masalah pada usus Grassi. Untungnya dia masih bisa lepas dari infeksi cacing pita setelah mengonsumsi obat herbal anti cacing.Tetapi tidak demikian dengan seorang ahli parasit asal Jepang, Shimesu Koino.
Akibat meniru Grassi, Koino memecahkan rekor dengan menelan 2000 cacing gelang dewasa di tahun 1922. Alhasil, Koino mengalami infeksi serius dan dilaporkan memuntahkan larva cacing gelang dari paru-parunya.
2. Penelitian gantung diri
Penelitian yang satu ini selain aneh juga cukup menyeramkan. Bagaimana tidak, Nicolas Minovici pada tahun 1905 menerbitkan makalah setebal 238 halaman yang berkaitan dengan gantung diri.Ya, ilmuwan forensik asal Rumania itu menganalisis 172 kasus gantung diri dengan mengelompokkannya berdasarkan jenis kelamin, tempat, jenis simpul ikatan, hingga tali yang digunakan untuk bunuh diri.
Agar makalahnya terlihat lebih nyata, Minovici juga turut serta mencoba melakukan penelitian dengan menggantung dirinya sendiri. Dengan membuat alat semacam katrol, dia menggantung lehernya sendiri hingga 6 detik sebelum akhirnya menyerah.Sedangkan pada percobaan kedua, Minovici membawa beberapa asisten untuk membantunya gantung diri. Asistennya berhasil menggantung Minovici hingga ketinggian beberapa meter sebelum akhirnya diturunkan.
Setelah mengulangi percobaan tersebut beberapa kali, Minovici akhirnya mampu bertahan tergantung pada tali hingga 25 menit. Petaka terjadi pada penelitian terakhirnya di mana tali pengikatnya terlalu kuat hingga menyebabkan trauma pada leher Minovici. Oleh sebab itu, ilmuwan yang juga mendirikan museum yang eksis hingga saat ini tersebut harus menahan rasa sakit yang parah ketika menelan makanan selama berminggu-minggu.
3. Penelitian hidup di ranjang setahun penuh
Seperti namanya, dalam penelitian nyeleneh ini, 11 laki-laki diminta untuk berbaring saja di tempat tidur selama 370 hari. Penelitian yang dilakukan oleh ahli medis Boris Morukov yang juga seorang astronot ini dilakukan untuk mencari tahu efek perjalanan panjang pada kondisi tanpa grafitasi yang biasa dirasakan astronot.
Selama ratusan hari para subjek penelitian tidak diperbolehkan untuk beranjak dari ranjang. Berbagai macam hal, mulai dari mandi hingga menonton TV dilakukan dengan posisi berbaring.Penelitian yang ternyata tidak sanggup bertahan hingga akhir itu berhasil membuktikan bila kerja jantung akan menurun dan mengalami penurunan metabolisme secara drastis akibat berkurangnya beban kerja otot layaknya pada keadaan tanpa grafitasi.
Uniknya, meskipun banyak yang dilaporkan depresi akibat keharusan untuk terus berada di atas ranjang, beberapa partisipan yang rata-rata berumur antara 27 sampai 42 tahun tersebut ketahuan jatuh cinta pada peneliti lain pada proyek ini.Sedangkan yang lain harus melalui hal yang lebih pahit seperti perceraian dan keretakan rumah tangga akibat hanya diperbolehkan bertemu dengan keluarga seminggu sekali.
Ironisnya, tiap hari kegiatan mereka hanya membaca dan menonton TV saja, tanpa boleh berdiri. Oleh sebab itu, tekanan mental pada partisipan diketahui lebih membahayakan ketimbang degradasi yang terjadi pada tubuh mereka.
4. Penelitian operasi diri sendiri
Jika pada penelitian-penelitian sebelumnya, kebanyakan partisipan utamanya bisa selamat, hal itu tidak terjadi pada ahli bedah bernama Evan O'Neill Kane yang melakukan penelitian dengan melakukan operasi pada dirinya sendiri.Aksi menakutkannya tersebut dimulai pada tanggal 15 Februari 1921 di mana Kane memutuskan untuk melakukan operasi usus buntu pada dirinya.
Karena dianggap sebagai dokter senior, para stafnya yang lain mau tak mau mengikuti kemauannya itu.Meskipun di tengah-tengah operasi diwarnai sedikit insiden ketika usus Kane mendadak keluar, ketua dokter bedah di rumah sakit tempatnya bekerja itu berhasil menuntaskan tugasnya dan dapat sembuh total.
Sayangnya keberhasilan ini tidak terjadi ketika Kane mengoperasi penyakit hernia yang dideritanya sendiri saat sudah berumur 71 tahun. Pada operasi kali ini, Kane dilaporkan menderita efek samping seperti penyakit pneumonia dan diberitakan meninggal 3 bulan kemudian.
5. Penelitian buku catatan kematian
Penelitian yang terakhir ini nampaknya menjadi yang paling tragis di antara kelima penelitian aneh yang telah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya.Seorang ahli bedah asal Nebraska, Amerika, bernama Edwin Katskee terbukti mendonasikan tubuhnya untuk dijadikan bahan percobaan obat anestesi yang berasal dari obat-obatan berbahaya, yakni kokain.
Pada tanggal 25 November 1936, Katskee menyuntik dirinya sendiri dengan kokain dalam jumlah besar kemudian menuliskan hasilnya pada berlembar-lembar catatan. Dia juga menuliskan apa yang dia rasakan di catatan kematian miliknya.
Walaupun pada akhir penelitian catatan miliknya berhasil dikumpulkan, banyak yang mempertanyakan keabsahan dan kualitas dari hasil risetnya itu. Kata-kata terakhir yang mampu dituliskan oleh peneliti nyentrik ini adalah paralysis atau tak bisa bergerak, setelah sebelumnya dia mengaku mati rasa selama 12 menit.
Sayangnya, setelah dianalisis oleh salah satu kawannya dari dunia medis, catatan kematian Katskee dianggap tidak bernilai apa-apa kerena terlalu tak beraturan, sehingga maknanya sulit diprediksi dan dipelajari.