Inilah kisah orang
miskin di sekitar kita. Lantaran kepepet kebutuhan ekonomi, Suharlik (31) asal Jember, nekat jual diri. Itu semua dilakukan demi bisa menjenguk (besuk) suaminya, Misnani, yang dijebloskan ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Probolinggo, karena kasus perampasan sepeda motor. Namun, kini Suharlik harus mendekam di tahanan Polrestabes Surabaya, Rabu (8/2). Pasalnya, dia membunuh bayi yang dilahirkannya dari hubungan terlarang dengan sejumlah pria itu. Suharlik ditangkap di sebuah wisma lokalisasi Kremil di Jalan Tambak Asri, Surabaya, Rabu (8/2) dini hari. Sedang penyelidikan kasus pembunuhan bayi yang dilakukan anggota Reskrim Polres Jember.
Ditemui di Mapolrestabes Surabaya, Suharlik mengaku bingung dengan menjadi orang tua tunggal. Selama beberapa bulan, perekonomian keluarganya guncang sejak suaminya dipenjara. “Jangankan untuk makan, untuk besuk suami saya saja gak bisa.
Saya gak punya uang sama sekali. Besuk kan harus bayar sana, bayar sini. Lha saya gak punya penghasilan apa-apa untuk membayar itu,” tutur perempuan berkulit sawo matang itu. Dalam kondisi terhimpit, Suharlik nekat berselingkuh. Dia berharap mendapatkan uang dari perbuatannya itu.
Bahkan, Suharlik mengaku menjual dirinya ke tiga pria sekaligus, yakni Hasan, Dullah dan Pi’i, ketiganya warga Sukoharjo, Jember. “Saya dapat imbalan Rp 50 ribu kalau sudah tidur dengan mereka.
Sampai akhirnya saya tahu hamil. Tapi saya gak ngerti ini anak siapa,” tutur wargan Jalan Panglima Sudirman, Tanggul Kulon, Tanggul, Jember ini. Saat itu berusaha tenang, sembari menutupi kehamilannya. Dari uang pemberian pria yang berhubungan dengan dirinya, Suharlik secara rutin membesuk suaminya di LP Probolinggo.
Namun, ketika menjelang masa persalinan, Suharlik panik. Ia pun nekat melahirkan bayi perempuannya itu tanpa bantuan siapa pun. “Tapi saya gak bisa biarkan bayi itu hidup. Dia kan hasil perselingkuhan. Saya malu dan takut,” ujarnya. Bayi perempuan itu lantas dibunuhnya di semak-semak belakang SDN Tanggul .
Mayat bayi itu baru ditemukan dalam kondisi membusuk. Dia menceritakan, membunuh bayi perempuannya itu dengan cara membekapnya dengan bantal. “Saya baru melahirkannya dua hari. Tali pusar dan ari-arinya masih melekat. Saya kalut hingga membunuhnya. Saya menyesal karena sebenarnya saya mencintai anak-anak saya,” tutur Suharlik Sementara itu, Kanit Resmob AKP Agung Pribadi mengatakan bayi yang dibunuh merupakan bayi tersangka. Tetapi bukan hasil dari hubungan dengan suaminya, melainkan dengan lelaki lain. “Bayi perempuan dibunuh hari Jumat, jam 12.00 wib di Jember di semak belakang SDN 3 Tanggul Kulon Kec Tanggul Jember,” papar AKP Agung.
Ia menjelaskan ayah bayi tersebut tidak jelas. Bayi itu merupakan hasil hubungannya dengan tiga orang warga Sukoharjo yakni Hasan, Dullah dan Pi’i. Suharlik terpaksa menjual diri ke tiga orang tersebut untuk mendapatkan uang. “Uang hasil menjual diri itu juga digunakan untuk membesuk suaminya,” tambah Agung. Mengetahui perbuatannya membunuh bayinya terendus polisi, Suharlik berencana kabur. Ia bersama seorang anaknya yang masih berusia 4 tahun pergi menuju Surabaya.
Di Terminal Purabaya (Bungurasih), ia berkenalan dengan seseorang bernama Suliha. Wanita inilah yang membawa Suharlik ke lokalisasi Kremil, Tambak Asri, Surabaya. “Tersangka di Tambak Asri baru satu minggu, ikut seorang mucikari. Rencananya tersangka hendak bekerja di sebuah warung dengan bayaran Rp 200 ribu,” pungkasnyA..
Kehidupan memang sebuah misteri.
miskin di sekitar kita. Lantaran kepepet kebutuhan ekonomi, Suharlik (31) asal Jember, nekat jual diri. Itu semua dilakukan demi bisa menjenguk (besuk) suaminya, Misnani, yang dijebloskan ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Probolinggo, karena kasus perampasan sepeda motor. Namun, kini Suharlik harus mendekam di tahanan Polrestabes Surabaya, Rabu (8/2). Pasalnya, dia membunuh bayi yang dilahirkannya dari hubungan terlarang dengan sejumlah pria itu. Suharlik ditangkap di sebuah wisma lokalisasi Kremil di Jalan Tambak Asri, Surabaya, Rabu (8/2) dini hari. Sedang penyelidikan kasus pembunuhan bayi yang dilakukan anggota Reskrim Polres Jember.
Ditemui di Mapolrestabes Surabaya, Suharlik mengaku bingung dengan menjadi orang tua tunggal. Selama beberapa bulan, perekonomian keluarganya guncang sejak suaminya dipenjara. “Jangankan untuk makan, untuk besuk suami saya saja gak bisa.
Saya gak punya uang sama sekali. Besuk kan harus bayar sana, bayar sini. Lha saya gak punya penghasilan apa-apa untuk membayar itu,” tutur perempuan berkulit sawo matang itu. Dalam kondisi terhimpit, Suharlik nekat berselingkuh. Dia berharap mendapatkan uang dari perbuatannya itu.
Bahkan, Suharlik mengaku menjual dirinya ke tiga pria sekaligus, yakni Hasan, Dullah dan Pi’i, ketiganya warga Sukoharjo, Jember. “Saya dapat imbalan Rp 50 ribu kalau sudah tidur dengan mereka.
Sampai akhirnya saya tahu hamil. Tapi saya gak ngerti ini anak siapa,” tutur wargan Jalan Panglima Sudirman, Tanggul Kulon, Tanggul, Jember ini. Saat itu berusaha tenang, sembari menutupi kehamilannya. Dari uang pemberian pria yang berhubungan dengan dirinya, Suharlik secara rutin membesuk suaminya di LP Probolinggo.
Namun, ketika menjelang masa persalinan, Suharlik panik. Ia pun nekat melahirkan bayi perempuannya itu tanpa bantuan siapa pun. “Tapi saya gak bisa biarkan bayi itu hidup. Dia kan hasil perselingkuhan. Saya malu dan takut,” ujarnya. Bayi perempuan itu lantas dibunuhnya di semak-semak belakang SDN Tanggul .
Mayat bayi itu baru ditemukan dalam kondisi membusuk. Dia menceritakan, membunuh bayi perempuannya itu dengan cara membekapnya dengan bantal. “Saya baru melahirkannya dua hari. Tali pusar dan ari-arinya masih melekat. Saya kalut hingga membunuhnya. Saya menyesal karena sebenarnya saya mencintai anak-anak saya,” tutur Suharlik Sementara itu, Kanit Resmob AKP Agung Pribadi mengatakan bayi yang dibunuh merupakan bayi tersangka. Tetapi bukan hasil dari hubungan dengan suaminya, melainkan dengan lelaki lain. “Bayi perempuan dibunuh hari Jumat, jam 12.00 wib di Jember di semak belakang SDN 3 Tanggul Kulon Kec Tanggul Jember,” papar AKP Agung.
Ia menjelaskan ayah bayi tersebut tidak jelas. Bayi itu merupakan hasil hubungannya dengan tiga orang warga Sukoharjo yakni Hasan, Dullah dan Pi’i. Suharlik terpaksa menjual diri ke tiga orang tersebut untuk mendapatkan uang. “Uang hasil menjual diri itu juga digunakan untuk membesuk suaminya,” tambah Agung. Mengetahui perbuatannya membunuh bayinya terendus polisi, Suharlik berencana kabur. Ia bersama seorang anaknya yang masih berusia 4 tahun pergi menuju Surabaya.
Di Terminal Purabaya (Bungurasih), ia berkenalan dengan seseorang bernama Suliha. Wanita inilah yang membawa Suharlik ke lokalisasi Kremil, Tambak Asri, Surabaya. “Tersangka di Tambak Asri baru satu minggu, ikut seorang mucikari. Rencananya tersangka hendak bekerja di sebuah warung dengan bayaran Rp 200 ribu,” pungkasnyA..
Kehidupan memang sebuah misteri.