Jangan Di Klik Link Dibawah

Home » , , , , » Perbedaan Emosi antara Laki-Laki dan Perempuan (Emosi dan Gender)

Perbedaan Emosi antara Laki-Laki dan Perempuan (Emosi dan Gender)


 
Dalam kehidupan sehari-hari, emosi sering di biaskan oleh persepsi gender. “wanita seringkali terlalu emosional”, merupakan keluhan yang sering kali dinyatakan oleh pria. “Pria terlalu kaku”, merupakan jawaban yang seringkali dinyatakan oleh wanita dalam merespon emosi pria.

Apakah arti yang sebenarnya? Apakah emosi memiliki bias gender? Hanya terdapat sedikit bukti yang meyakinkan bahwa emosi memiliki bias gender, dimana salah satu jenis kelamin lebih emosional dari pada yang lain, termasuk emosi marah, khawatir, senang, malu, cemas, cemburu, sayang atau sedih.
Namun, orang akan melihat sesuai apa yang diharapkan untuk ia lihat, dan stereotip dapat mengarahkan harapan mereka. Sebagai contoh, ekspresi marah  dan ekspresi sedih pada wanita merupakan ekspresi yang sesuai dengan norma sosial. Sebaliknya, kita kesulitan mengenali kesedihan yang ditunjukkan oleh pria dan kemarahan yang ditunjukkan oleh wanita. Bahkan ekspresi marah pada wanita biasa ditunjukkan dalam bentuk ambigu, seringkali dianggap sebagai campuran dari rasa marah dan sedih.
Saat wanita secara tidak sengaja mengekspresikan kemarahan mereka, banyak orang akan mempersepsikan kemarahan tersebut dengan intensitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan saat pria  melakukan hal yang sama. Pada sebuah penelitian, para partisipan diminta menilai dua gambar yang identik, yang menunjukkan ekspresi emosi yang ditampilkan oleh wajah orang yang “bebas gender” (wajah tersebut dapat diubah menjadi wajah pria ata wanita dengan memanipulasi rambut, alis dan make-up). Saat wajah “pria” menunjukkan ekspresi marah, para partisipan menilai “pria” itu memiliki intensitas kemarahan yang lebih rendah dibandingkan dengan wajah “wanita” yang juga menunjukkan ekspresi marah (Hess dkk, 2004).
Hal ini menunjukkan bahwa penelitian mengenai perbedaan gender dan pengaruhnya terhadap emosi merupakan hal yang sulit untuk dilakukan, karena para peneliti harus menentukan apa benar perbedaan itu disebabkan oleh jenis kelamin atau oleh persepsi yang tidak akurat dari partisipan yang bersangkutan.

 
DUNIA ILMU :Jendela Informasi Dunia
Copyright © 2014. DUNIA ILMU - All Rights Reserved