Sempat pada suatu malam, saya melayani
chatting dari seorang teman baru, seorang gadis cantil, yang berdomisili
di bandung. Salah satu profesi yang sedang digelutinya adalah photo
modelling. Dan memang ketika saya menelusuri lebih lanjut foto-fotonya,
memang pas sebagai foto model (ya iya lah).
Gadis ini bercerita bagaimana
kehidupannya pada saya. Tentang dunia yang bisa dibilang “gelap” sebagai
bagian dari masa lalunya. Untunglah kini ybs sedang dalam proses menuju
kepada keadaan yang lebih baik. Saya ikut senang, manakala mendengar
kabar darinya bahwa keluarganya pun masih tetap setia mendukung.
Ketika itu,
gadis ini berkeluh kesah pada saya tentang hubungannya dengan seorang
lelaki yang sudah lama berakhir. Hubungan yang membuatnya galau maksimal
selama lebih dari satu tahun. Hubungan tidak sehat, yang ketika
berakhir pun masih tetap tidak bisa membawa ketenangan. Rupanya, sang
mantan terlalu sering menjelek-jelekkan si gadis di hadapan
teman-temannya (yang juga teman si gadis) dan pacar barunya.
Gadis ini bercerita tentang rasa sakit
hatinya yang pada akhirnya mengganggu ketenangan hati dan sulit untuk
merasakan bahagia. Well, saya jadi teringat diskusi kecil saya dengan
seorang kawan yang lain lagi. Tentang bagaimana menggali kebahagiaan
dari dalam, karena memang hakikatnya letak kebahagiaan ada di dalam
hati.
Saya hanya bisa menyarankan kepadanya
untuk cuek saja. Daripada menghabiskan energi untuk peduli pada mereka
yang tidak peduli dengan dirinya, lebih baik fokus pada hal-hal yang
bisa membahagiakan dirinya sendiri. Hingga sampailah saya pada suatu
pencarian dan menemukan gambar di bawah ini :
Sumbernya saya lupa darimana, karena langsung save saja ke komputer. Barangkali ada yang tahu, kabari saya yah.
Melihat gambar tersebut, ditambah lagi
dengan usai membaca buku “Si Cacing dan Kotorang Kesenangannya” karya
Ajahn Brahm, saya rasa memang ada benarnya. Kita terlalu fokus mencari
hal-hal yang bisa membahagiakan diri sendiri dari luar hingga
mengaburkan hal-hal dasar dari dalam diri yang justru disanalah letak
bahagia yang sebenarnya.
1. Bebaskan Hati Anda Dari Kebencian
Pekerjaan paling sia-sia dan hanya
membuat hidup jadi susah sendiri adalah ketika kita memelihara kebencian
di dalam hati. Susah, kalau melihat orang lain senang. Senang, kalau
melihat orang lain susah. Bahkan yang parahnya, berusaha bagaimana orang
lain menjadi menderita. Hati yang selalu diliputi kebencian, akan
selalu membelenggu cahaya kebahagiaan yang ada di hati. Coba saja
lepaskan kebencian pada orang lain. Saya yakin, Anda akan hidup lebih
tenang.
2. Bebaskan Pikiran Anda Dari Kekhawatiran
Well, kebanyakan dari kita bukan peramal
bukan. Dan kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari.
Jadi, untuk apa memelihara kekhawatiran yang berlebihan.
Ngomong-ngomong, kalau Anda terlalu khawatir dengan masa depan, sama
artinya Anda tidak percaya dengan Tuhan Anda. Bukankah Allah,
sebaik-baiknya penuntun kehidupan. Dia Yang Maha Tahu atas misteri
kehidupan. Cobalah berhenti mengkhawatirkan hari esok dan mulai
memaksimalkan hari ini. Nikmati hidup Anda setiap harinya.
3. Hidup Sederhana
Saya teringat celetukan salah seorang
teman yang di Jakarta. “Hidup di Jakarta itu tidak semahal yang
dibayangkan. Yang mahal itu gaya hidupnya.”
Saya pikir ada benarnya juga. Kita
terlalu sering berpikir ingin ini itu dan banyak hal lagi, yang justru
membuat hidup kita tidak tenang. Terus berlari mengejar semuanya dan
sering lupa untuk bersyukur atas apa yang sudah dimiliki. Padahal
mungkin dari segi kebutuhan primer, semua sudah terpenuhi. Hidup lah
sederhana dan temukan ketenangan. Tapi, hidup sederhana bukan berarti
menjadi alasan untuk kita bermalas-malasan. Miliki kemapanan finansial,
namun tetaplah sederhana dalam menjalani kehidupan.
4. Memberi Lebih Banyak
Kalau Anda sedang dirundung masalah atau
kesedihan, cobalah luangkan sedikit apa yang Anda miliki dan berikan
kepada orang lain. Senyuman mereka yang menerima atau bahkan doa mereka
untuk Anda biasanya cukup efektif untuk membuat Anda tersenyum dan
merasakan sedikit kebahagiaan. Berbagilah lebih banyak lagi dan nikmati keajaiban memberi.
5. Mengurangi Harapan
Seringkali hal-hal yang membuat kita
tidak bahagia adalah ketika harapan yang kita miliki tidak tercapai.
Makin tinggi kita berharap makin “ngenes” kalau lepas dan tidak
tercapai. Bukan berarti tidak boleh memiliki impian yang tinggi. Justru
kita harus punya impian sebagai goal atau arah kemana kita melangkah.
Namun, jadilah pribadi yang fleksibel dan dinamis. Manakala yang kita
inginkan tidak tercapai, mungkin Tuhan punya rencana yang lebih baik
untuk kita.
Nah, rekan-rekan. Itu penjabaran 5 kunci
sederhana untuk bahagia versi saya, dari gambar yang saya peroleh dari
internet. Setiap orang, bisa memiliki interpretasinya masing-masing,
bukan. Semoga yang sedikit ini bermanfaat.
Don’t worry, be happy… :)