Jangan Di Klik Link Dibawah

Home » , , » *Resep Ampuh Jadi Pribadi Tangguh*

*Resep Ampuh Jadi Pribadi Tangguh*

Baik buruknya kehidupan kita ternyata sangat ditentukan oleh pikiran.

Kendalikan pikiran ke arah positif, maka kita tidak menjadi sosok

emosional melainkan faktual. Hidup kita akan bahagia, percaya diri,

optimis, dan penuh gairah.



Pikiran merupakan kekuatan paling menakjubkan yang dianugerahkan Tuhan

kepada manusia. Dengan kekuatan pikiran, manusia mampu menembus dasar

bumi, menyelami kedalaman samudra, dan menjelajahi angkasa luar.

Dengan kekuatan pikiran, manusia melahirkan ilmu-ilmu pengetahuan,

membangun harapan-harapan baru, dan membuat mimpi-mimpi menjadi kenyataan.

Bahkan, dengan kekuatan pikiran, kualitas hidup seseorang bisa

ditentukan.



Para pakar kejiwaan memandang pikiran sebagai faktor terpenting bagi

kehidupan manusia. Hampir semua sistem kehidupan kita, gerak

tubuh,suasana hati, bahkan hidup kita, dikontrol oleh pikiran. Ketika kita melihat

pacar atau pasangan kita berjalan di depan kita, pikiran kita mungkin

akan memerintahkan mulut kita untuk menegurnya, menyuruh kaki kita

mempercepat langkah, atau meminta kita untuk tidak melakukan apa- apa.



Demikian pula halnya dengan perasaan kita, dengan informasi yang

terkumpul di otak, pikiran memberikan perintah-perintah khusus kepada

"hati" untuk menentukan suasana yang diinginkan. Umpamanya,

suatu hari kita ditinggal kekasih, pikiran kita akan memilih

informasi-informasi yang berhubungan dengan kehidupan cinta kita

dengannya, yang terekam oleh otak. Katakanlah pikiran kita memilih

informasi yang berhubungan dengan hal-hal indah, yang pernah kita

alami bersamanya. Pikiran kita akan mengolahnya dan menghasilkan

instruksi, umpamanya, kita menyesal dan sedih karena semua keindahan

itu harus berakhir.



Instruksi akan diteruskan ke "hati" melalui perangkat psikologis

kita, dan perasaan kita pun menjadi sedih. Sebaliknya, apabila

pikiran kita memilih informasi-informasi yang berhubungan dengan hal- hal

menyebalkan dari si dia, umpamanya hidung peseknya, kebiasaan buruknya,

atau kesukaannya berutang, pikiran kita akan mengolahnya menjadi

instruksi bahwa kita senang dan bahagia karena mimpi buruk itu telah

berakhir. Hati kita pun senang karenanya.



**Faktual dan sensitif



Bila pengaruh pikiran sangat kuat terhadap perasaan kita, berarti kita

orang faktual, orang yang selalu bertindak atau bersikap berdasarkan

fakta. Tetapi bila pengaruh pikiran sangat lemah terhadap perasaan

kita, maka kita termasuk orang sensitif.



Orang faktual biasanya lebih mampu mengendalikan perasaan. Soalnya,

pikirannya mampu mengolah fakta-fakta yang terekam di otak secara

lebih mendetil sebelum dimasukkan ke "hati". Sebaliknya, orang

sensitif akan cenderung emosional, karena biasanya pada saat merespons

realitas yang tengah dihadapi, pikirannya tidak mengolah

kembali fakta-fakta yang terekam di otak, akan tetapi langsung

memasukkannya ke dalam "hati" apa adanya. Ia mengolah informasi

dengan perasaannya.



Untuk memperjelas, ambilah contoh seseorang tanpa sengaja melihat

kekasihnya tengah duduk berdua dengan orang lain yang berlainan jenis

kelamin dan tidak ia kenal. Bila dia orang sensitif, otaknya merekam

semua kejadian yang dilihatnya. Pikirannya tidak mengolah melainkan

langsung meneruskannya ke dalam "hati" untuk diolah.

Karena "hati"- nya yang mengolah, ia mungkin segera mendatangi mereka

dan tanpa babibu langsung melayangkan bogem mentah.



Sebaliknya, bila ia seorang faktual, kejadian-kejadian tadi direkam

di otaknya, diolah terlebih dahulu oleh pikiran sebelum diteruskan

ke "hati". Pikirannya akan membuat pertimbangan-pertimbangan yang

diperlukan. Bila kekurangan data, maka ia akan menghasilkan

kemungkinan-kemungkinan lain. Misalnya, kemungkinan orang lain itu

adalah saudara atau sahabat kekasihnya. Atau mungkin pula teman

selingkuh kekasihnya. Kemungkinan-kemungkinan itu kemudian diteruskan

ke "hati" sebagai perasaan ingin tahu. Karena pertimbangan pikiran

inilah ia mungkin akan mendekatinya untuk mencari tahu hal sebenarnya,

ketimbang langsung menghakimi.



Proses itulah yang menyebabkan orang faktual cenderung tenang, penuh

perhitungan, dan mampu mengendalikan diri.

Sebaliknya, orang sensitif cenderung cepat gelisah, tergesa-gesa dalam

mengambil kesimpulan, tidak sabar, dan sukar mengendalikan diri.



**Persepsikan kenyataan secara positif



Dengan pengoptimalan pikiran, kita dapat mengendalikan perasaan dan

juga kehidupan ke arah yang kita inginkan. Dengan pikiran kita dapat

mengubah perasaan sedih menjadi perasaan senang, takut menjadi berani,

minder menjadi percaya diri, pesimis menjadi optimis, atau bosan

menjadi penuh gairah. Maka tidak salah bila seorang filsuf, Marcus

Aurelius, memiliki pandangan bahwa "Hidup kita ditentukan oleh pikiran".



Kalau berpikir tentang hal-hal menyenangkan, maka kita akan menjadi

senang. Jika memikirkan hal-hal menyedihkan, kita akan sedih. Begitu

pula bila berpikir soal hal-hal menakutkan kita akan menjadi takut.



Rasanya memang sulit dipercaya. Namun, itulah adanya. Stanley R.

Welty, Presiden Wooster Brush Company, berpendapat, "Pada saat keluar

rumah di pagi hari, kita sendirilah yang menentukan apakah hari itu

akan jadi baik atau buruk, karena tergantung bagaimana kita menjalankan

pikiran kita. Dapat tidaknya kita menikmati hari itu sangat tergantung

pada cara kita berpikir."



Kalau merasa kantung kita menipis, lalu mengeluh seakan-akan kita

orang paling sial, bisa jadi hari itu menjadi hari paling

membosankan. Tapi bila kita bangun pagi, memandang keluar jendela dan melihat

bagaimana burung-burung bersiul menyambut pagi sambil

merasakan kesejukan embun, tanpa mempedulikan kantung yang semakin

kempis, mungkin kita akan mendapati hari itu sebagai hari baik.



Bagaimana pun cuaca hari itu, bagaimana pun beratnya masalah yang

dipikul hari itu, pikiranlah yang menentukan kehidupan kita. Yang

kita pikirkan ketika itu, itulah hidup kita.



Yang bisa dilakukan adalah mengendalikan pikiran.

Jangan biarkan pikiran kita membuat perasaan menjadi tidak enak.

Senantiasa persepsikan kenyataan secara positif.



"Bila perlu berusahalah tersenyum dalam menghadapi situasi sesulit

apa pun. Ada saat-saat di mana kita harus pasrah dan tertawa. Humor

dalam hidup ini sangat penting. Jangan lupa bahwa hal-hal sederhana

ini dapat membantu Anda mempertahankan perspektif," kata Dale

Carnegie, pendiri Dale Carnegie & Associates.



Bila dalam kesedihan kita mencoba tersenyum, sebenarnya kita tengah

mencoba melepaskan diri dari perasaan sedih itu. Saat itu kita tengah

menetralkan perasaan negatif di dalam diri. Hal ini sangat baik dan

bisa membantu agar kita tidak terlalu larut dalam duka.



Demikian pula ketika tengah dihadapkan pada masalah-masalah berat,

senyum kita sedikit banyak akan membantu melepaskan ketegangan.

Selanjutnya, biarkan diri relaks, pandang kenyataan di hadapan kita

secara positif, karena dengan begitu kita bisa mengambil hikmah dari

apa yang tengah dihadapi. Lalu pikirkan hal-hal yang dapat

mengembalikan kegembiraan kita.



"Kalau ada masalah, relakslah. Santai saja. Pikirkan saja apa yang

akan Anda lakukan selanjutnya, dan apa tindakan Anda untuk itu," kata

Welty.



Memang, ada banyak hal yang menyakitkan, yang membuat kita cemas atau

kesal. Namun jangan larutkan diri di dalamnya.

Jangan biarkan masalah apa pun membuat kita patah semangat.

Berpikirlah pada hal-hal positif yang bisa dilakukan. Biarkan semua masalah

berlalu tanpa meninggalkan luka fatal.



Dengan begitu kita akan menjadi orang tangguh yang tak mudah jatuh.

Pikiran kita menjadi terbiasa untuk selalu positif, dan kita akan

lebih mudah mencapai cita-cita. Bukan cuma itu, pikiran positif serta

kepercayaan diri kita akan menarik orang lain bergabung dengan kita.

Mereka tidak akan membiarkan kita berjalan sendiri menghadapi semua

masalah. Malah dengan senang hati akan menemani dan membantu kita

melewati semua kesulitan. Dan yang lebih penting, hidup kita akan

menjadi lebih menyenangkan. (Ary Santosa Yudha)



Sumber: Disadur dari Majalah Intisari Edisi Maret 2001 

 
DUNIA ILMU :Jendela Informasi Dunia
Copyright © 2014. DUNIA ILMU - All Rights Reserved