Jangan Di Klik Link Dibawah

Home » » MAKALAH PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA

MAKALAH PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA

I.         PENDAHULUAN
Pembangunan Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera diarahkan untuk mewujudkan kehidupan keluarga sebagai wahana nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa guna meningkatkan kesejahteraan keluarga dan membangun ketahanan keluarga sehingga mampu mendukung kegiatan pembangunan. Sebagai wahana pembangunan bangsa, maka penduduk sebagai subyek utama mempunyai peranan yang sangat penting. Keluarga harus mampu berfungsi sebagai wahana pengembangan insan pembangunan yang handal. Oleh karena itu perlu ditumbuhkembangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya keluarga kecil, bahagia dan sejahtera, yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab, nilai-nilai agama dan nilai-nilai hukum budaya bangsa.
Sejak awal pembangunan Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga sejahtera dirintis, telah mengalami berbagai dimensi permasalahan yang sangat komplek, yaitu jumlah penduduk yang sangat besar, tingkat pertumbuhan yang tinggi sebagai akibat tingkat kelahiran dan kematian bayi yang tinggi, serta masalah-masalah social lainnya yang timbul sebagai akibat pertambahan penduduk yang besar.
Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, peran institusi Badan Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana sebagai akibat perangkat daerah diharapkan mampu untuk meningkatkan kredibilitas, kapabilitas, mentabilitas  dan aksebilitas penyelenggaraan pembangunan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan. Peningkatan taraf hidup, kecerdasan, keterampilan, derajat dan kesejahteraan dengan kualitas fisik dan non fisik serta pelayanan dengan memperhatikan keserasian dan keseimbangan potensi yang ada, maka pembangunan bangsa yang efektif akan dapat terwujud.
Dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan, nampaknya pengelolaan program di lapangan belum dapat berjalan sesuai dengan harapan. Dan permasalahan ini perlu untuk diucarikan solusi karena saat ini sedang terjadi, secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak dan mempunyai nilai problematik artinya permasalahan ini mendesak, perlu untuk dicarikan solusi pemecahannya.
Permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan program KB ini tidak terlepas dari beberapa hal sebagai berikut:
1.    Perubahan lingkungan strategis yang terjadi di dalam negeri, seperti perubahan pemerintahan, sistem politik, otonomi daerah dan perubahan perilaku maysrakat.
2.    Adanya kemajuan teknologi informasi dan Hak Asasi Manusia
3.    Perubahan Komitmen
Berdasarkan latar belakang itulah maka kami tertarik mengkaji tentang “Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Badan Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana Kabupaten Bojonegoro” (Suatu Analisis Manajemen Strategi).

II.      VISI DAN MISI
Dalam melaksanakan tugas di bidang Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan di Kabupaten Bojonegoro, maka visi lembaga adalah: “PENDUDUK TUMBUH SEIMBANG 2015”.
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Badan Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana Kabupaten Bojonegoro telah menetapkan misinya sebagai berikut:
“PEMBANGUNAN YANG BERWAWASAN KEPENDUDUKAN DAN MEWUJUDKAN KELUARGA BAHAGIA SEJAHTERA”.

III.   TUJUAN DAN SASARAN
A.    TUJUAN
Tujuan dalam tugas ini adalah:
1.      Menentukan pemecahan permasalahan pelaksanaan Program Keluarga Berencana melalui Manajemen Strategi
2.      Sebagai Autokritik pada institusi yang ada
3.      Sebagai Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategi

B.     SASARAN
Sasaran dalam pembuatan tugas ini adalah semua faktor-faktor yang terlibat dalam kegiatan pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, meliputi:
1.      Tenaga Struktural
2.      Tenaga Fungsional
3.      Kader di Desa


IV.   ANALISIS LINGKUNGAN
A.    IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL
KEKUATAN (STRENGHT)
KELEMAHAN (WEAKNESS)
1.    Adanya jumlah pegawai yang memadai

2.    Keterampilan petugas KB dalam memberikan penyuluhan
3.    Adanya kesamaan visi dan misi
“Penduduk Tumbuh Seimbang 2015”
4.    Jaringan pelayanan program KB sampai tingkat desa
5.    Anggaran/Biaya Operasional yang cukup
1.    Posisi struktur kelembagaan yang sering berubah sesuai dengan peraturan pemerintah
2.    Fasilitas sarana dan prasarana yang sudah tidak memadai
3.    Semangat kerja karyawan di lapangan semakin menurun

4.    Distribusi karyawan di lapangan yang tidak merata
5.    Kurannya hubungan antara pimpinan dan bawahan, karena dengan otonomi daerah, pimpinan berasal dari pegawai Pemkab, sehingga kurang menguasai program.


-   KEKUATAN (STRENGHT)
1. Adanya jumlah pegawai yang kurang memadai
Jumlah pegawai badan PP dan KB Kabupaten Bojonegoro saat sekarang ini ada 190 orang yang merupakan tenaga struktural dan tenaga fungsional yang tersebar di semua Kecamatan di Kabupaten Bojonegoro. Dengan jumlah pegawai ini diharapkan program KB dapat dilaksanakan sesuai visi dan misinya.
2. Keterampilan petugas KB dalam memberikan penyuluhan
Program utama petugas adalah penyuluhan, dimana penyuluhan ini diupayakan untuk mendukung pelaksanaan program yang ada. Keterampilan petugas fungsional ini didukung dengan pelatihan-pelatihan yang telah diikuti. Hubungan dengan masyarakat, institusi masyarakat, Dinas Instansi, yang dilakukan.
3. Adanya kesamaan visi dan misi
Visi program KB saat sekarang ini “PENDUDUK TUMBUH SEIMBANG 2015”  dan visi ini ditanamkan untuk menciptakan kesejahtaraan keluarga Indonesia lewat program KB. Adapun misi yang harus dilaksanakan adalah “Mewujudkan Pembangunan Yang Berwawasan Kependudukan dan Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera”. Visi dan Misi ini haruslah dijadikan pedoman dalam mencapai tujuan program.
4. Jaringan pelayanan Program KB sampai ke tingkat desa
Dalam pelaksanaan pelayanan program KB, dilaksanakan dari tingkat tertinggi pada pemerintahan sampai tingkat desa, dimana Bidan Desa dapat memberikan pelayanan. Bahkan saat-saat tertentu, seperti program safari, pelayanan bisa dilakukan di tempat tertentu.
5. Anggaran/Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan sarana penting  terhadap pelaksanaan program KB sehingga perlu dicukupi sampai tingkat terbawah.

-   KELEMAHAN (WEAKNESS)
1. Posisi struktur kelembagaan yang sering berubah sesuai dengan peraturan pemerintah.
Perubahan sistem pemerintah juga berpengaruh terhadap struktur kelembagaan KB. Adanya sistem merger pada lembaga juga berpengaruh.
2. Fasilitas Sarana dan Prasarana yang sudah tidak memadai
Prasarana kendaraan roda dua yang sudah mulai tua bagi petugas lapangan dan keadaan medan di lapangan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program ini, dimana para pegawai merasa terkendala dengan prasarana yang kurang memadai tersebut. Selain itu dengan kemajuan Teknologi Informatika sarana komputer belum sampai tingkat lapangan.
3. Rendahnya semangat kerja tenaga KB Lapangan
Semangat kerja sebagai motivasi untuk meningkatkan kinerja pegawai saat sekarang ini sudah mulai menurun, untuk kader yang ada pembiayaannya masih minim.
4. Pendistribusian / Penyebaran pegawai di lapangan yang kurang merata
Dengan jumlah pegawai kurang dari 200 orang dan dibagi jumlah kecamatan dan desa menunjukkan data penyebaran pegawai yang tidak merata, dimana ada satu pegawai yang memiliki wilayah binaan sampai dari 6 desa.
5. Kurangnya hubungan antara pimpinan dan bawahan
Dengan adanya otonomi daerah pimpinan dari kelembagan diisi oleh orang luar dari KB, seperti Pemda. Sehingga hubungan manajerial disini kurang terlihat akrab, karena perhatian dan pemahaman kurang terhadap pegawai, khususnya pegawai lapangan.


B.     IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL
PELUANG (OPPORTUNITY)
ANCAMAN (THREAT)
1.    Adanya persepsi masyarakat bahwa ikut KB dapat mensejahterakan keluarga

2.    Adanya kelompok KB di masyarakat
3.    Adanya Kebijakan Pemerintah yang mendukung program KB


4.    Tersediannya tempat pelayanan KB sampai tingkat desa

5.    Tersediannya pilihan alat kontrasepsi di masyarakat
1.    Adanya ancaman program KB dengan program yang dimiliki dinas lain, seperti Dinas Kesehatan
2.    Banyak beredarnya obat palsu di masyarakat
3.    Adanya kasus yang timbul setelah seseorang ber KB, walaupun kasus itu bukan murni karena efek KB
4.    Pengaruh budaya di masyarakat tentang MOP(Vasektomi) dan MOW(Tubektomi)
5.    Pendapat masyarakat tentang keharusan ber KB menjadi berubah

-   PELUANG (OOPORTUNITY)
1.    Adanya persepsi masyarakat bahwa ikut KB dapat mensejahterakan keluarga.
Dengan adanya program KB, maka perngaturan kelahiran dapat disesuaikan dengan keinginan suatu keluarga, sehingga pengaturan ini bisa berpengaruh untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga itu sendiri.
2.    Adanya kelompok KB di masyarakat
Kelompok-kelompok KB yang ada di masyarakat juga menjadi sarana untuk mendukung keberhasilan program KB, misalkan BKB (Bina Keluarga Balita), BKL(Bina Keluarga Lansia), BKR(Bina Keluarga Remaja), BLK(Bina Lingkungan Keluarga) dan kelompok lainnya.
3.     Adanya kebijakan pemerintah yang mendukung program KB
Dukungan pemerintah sangat berperan dalam pelaksanaan program KB, karena apabila tidak, akan terjadi “Baby Boom” yang berpengaruh terhadap melinjaknya jumlah penduduk Indonesia
4.    Adanya tempat pelayanan KB
Tempat pelayanan KB saat sekarang ini sudah tersebar banyak, di Dokter Swasta, RS, Puskesmas, KKB, Bidan Desa bakan apabila ada kegiatan Momentum/Safari dapat dilaksanakan di tempat tersebut selama memenuhi standart kelayakan pelayanan medis.
5.    Adanya berbagai alat kontrasepsi pilihan
Alat kontrasepsi yang ada saat sekarang ini sudah bermacam-macam. Dan masyarakat memiliki hak untuk menentukan alat kontrasepsi yang menjadi pilihannya sesuai dengan rekam mediknya.

-   ANCAMAN (THREAT)
1.    Adanya kerancuan antara program yang dimiliki KB dengan program dari Dinas Instansi lainnya, seperti Dinas Kesehatan, padahal mereka memiliki porsi yang berbeda.
2.    Saat sekarang ini banyak beredar obat palsu di pasaran, dan ini juga terjadi  pada obat KB yang ada, sehingga memberikan pengaruh seperti kegagalan KB
3.    Adanya beberapa kasus yang terjadi setelah pelaksanaan program KB
Kasus ini biasannya terjadi karena klien sering tidak mengikuti anjuran/ prosedur medis yang harus dipatuhi setelah mengikuti program KB seperti MOW dan MOP.
4.    Adanya pendapat dan pemahaman masyarakat yang keliru tentang program KB misalnya MOP(Vasektomi) dan MOW(Tubektomi). Keyakinan ini terjadi karena mereka menganggap bahwa program ini merupakan upaya pengebirian (Vasektomi) dan pembunuhan calon bayi/ anak (Tubektomi).
5.    Adanya angapan masyarakat saat ini bahwa ikut KB merupakan hak setiap keluarga, sehingga mereka bebas untuk menentukan ikut atau tidak dalam program ini.
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL
(FORMAT IFAS/ Internal Factor Analysis Summary)
No
Faktor-faktor Internal
Bobot
Rating
Skor
Prioritas
1
2
3
4
5= (3x4)
6

Kekuatan
1.    Jumlah Pegawai
2.    Keterampilan Petugas
3.    Adanya Visi dan Misi
4.    Jaringan Pelayanan
5.    Biaya Operasional

0,11
0,17

0,05

0,07
0,10

1
5

2

3
4

0,11
0,85

0,10

0,21
0,40

4
1

5

3
2

JUMLAH
0,50

1,67


Kelemahan
1.    Struktur Kelembagaan
2.    Fasilitas Kendaraan
3.    Semangat Kerja
4.    Distribusi Karyawan
5.    Hubungan Kerja Pimpinan dan Bawahan

0,06

0,12

0,20
0,04

0,08

3

4

5
1

2

0,18

0,24

1,00
0,04

0,16

3

2

1
5

4

JUMLAH
0,50

1,62


JUMLAH TOTAL
1,00

3,29



ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
(FORMAT IFAS/ Internal Factor Analysis Summary)
No
Faktor-faktor Eksternal
Bobot
Rating
Skor
Prioritas
1
2
3
4
5= (3x4)
6

Peluang
1.     Adanya persepsi masyarakat tentang KB
2.     Adanya kelompok KB
3.     Kebijakan pemerintah tentang KB
4.     Tempat pelayanan KB
5.     Alat Kontrasepsi

0,20


0,04

0,08


0,06

0,12

5


1

4


2

3


1,00


0,04

0,32


0,12

0,36


1


5

3


4

2

JUMLAH
0,50

1,84


Ancaman
1.    Kerancuan Program
2.    Beredarnya obat palsu
3.    Efek KB
4.    Larangan ikut MOP/MOW
5.    Keharusan/ kesadaran ber KB memudar

0,04
0,08

0,12
0,06

0,20

1
3

4
2

5

0,04

0,32
0,48
0,12

1,00

5
3

2
4

1

JUMLAH
0,50

1,96


JUMLAH TOTAL
1,00

3,80


ANALISA HASIL ANALISIS LINGKUNGAN INTERNA DAN EKSTERNAL
Sebelum menentukan Grand Strategi analisis Lingkungan Internal (Format IFAS/Internal Factor Analysis Summary) dihitung dengan melihat Bobot, Rating dan Skor. Dan dalam Mapping ditentukan kategori sebagai berikut:
-       Kategori Rendah    : 1,00 – 2,33
-       Kategori Sedang     : 2,34 – 3,66
-       Kategori Tinggi       : 3,67 – 5,00
Dari Mapping yang ada tersebut apabila dihubungkan dengan perhitungan skor yang ada maka faktor  Internal berada pada posisi 3,29 (Kategori Sedang). Sedangkan dari perhitungan Analisis Lingkungan Eksternal (Format EFAS / Eksternal Factor Analysis Summary) jumlah skornya 3,80 (kategori Tinggi).
STRATEGI ANALYSIS AND CHOICE (SAC)
 

Internal



Eksternal
Kekuatan (Strenght)
Susunan Daftar (Ranking)
1.Keterampilan Petugas
2.Biaya Operasional
3.Jaringan Pelayanan
4.Adanya Visi dan Misi
5.Jumlah Pegawai
Kelemahan (Weakness)
1.Semangat Kerja
2.Fasilitas Kendaraan
3.Struktur Kelembagaan
4.Hubungan Kerja
5.Distribusi Karyawan

Peluang (Opportunies)
Susunan Daftar (Ranking)
1.Persepsi masyarakat
2.Alat Kontrasepsi
3.Kebijakan Pemerintah
4.Tempat Pelayanan
5.Kelompok KB
Strategi ISO
1.Keterampilan petugas lebih ditingkatkan dengan dukungan biaya operasional untuk mendukung peluang yang sudah ada dimasyarakat
2.Memperkuat jaringan pelayanan dengan meningkatkan kerjasama dengan instansi lain dan kelompok KB yang ada
STRATEGI WO
1.Dengan adanya peluang yang mendukung kegiatan program KB semangat kerja petugas diperbaiki dengan memberikan fasilitas kendaraan yang lebih baik
2.Hubungan kerja yang lebih baik antara pimpinan dan bawahan agaknya lebih ditingkatkan agar petugas dibawahnya merasa terayomi hal ini didukung dengan kebijakan pemerintah yang ada
3.Agar peluang yang ada dapat diptimalkan distribusi pegawai hendaknya perlu untuk dibenahi
Ancaman (Threat)
Susunan Daftar (Ranking)
1.Keharusan untuk berKB mulai memudar
2.Efek samping KB
3.Beredarnya obat palsu
4.Larangan ikut MOW/MOP
5.Kerancuan program
Strategi ST
1.    Dengan keterampilan pegawai dalam memberikan penyuluhan dapat meningkatkan kesadaran mesyarakat berKB dan meminimalkan kekeliruan masyarakat tentang KB
2.    Jaringan pelayanan yang luas dapat memperkecil peredaran obat palsu
Strategi WT
1.Semangat meningkatkan semangat kerja akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang KB
2.Peningkatan fasilitas kendaraan akan mempermudah konseling di lapangan
3.Struktur lembaga yang diperkuat akan memperkecil kerancuan program


V.      ALTERNATIF STRATEGI
Dari analisis SWOT di atas dalam langkah selanjutnya alternative strategi sebagai berikut:
EKSTERNAL
Tinggi
Ekspansi
Ekspansi
Penciutan
Sedang
Stabilitas
Stabilitas Ekspansi
Penciutan
Rendah
Ekspansi
Ekspansi
Likuiditas

Tinggi
Sedang
Rendah

Dari hasil Analisis Strategi di atas bahwa di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bojonegoro Grand Strategy adalah Ekspansi (Expantion). Adapun cara-cara yang bisa diambil sesuai dengan konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia dalah:
1.    Menata kembali pengelolaan Program KB sesuai dengan perubahan Sistem Pemerintahan dan Perubahan lainnya.
2.    Memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengoperasian program KB.
3.    Menggerakkan dan memberdayakan seluruh komponen yang ada dalam pelaksanaan program KB.
4.    Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB.
5.    Meningkatkan pembiayaan program KB
6.    Meningkatkan hubungan antara pimpinan dan bawahan yang selama ini terasa ada jara


VI.   KESIMPULAN
Dari hasil analisa di atas tentang pelaksanaan program KB di Badan Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana Kabupaten Bojonegoro dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.    Pelaksanaan program KB di Badan Pemberdayaan Perempuan Keluarga Berencana Kabupaten Bojonegoro masih belum optimal
2.    Perlu adanya perubahan strategi dalam pelaksanaan program KB mendatang
3.    Sumber Daya Manusia yang ada perlu untuk ditingkatkan dalam Teknologi Informatika, pelatihan dan pembinaan program
4.    Perbaikan sarana dan prasarana
5.    Peningkatan pembiayaan program KB

 
DUNIA ILMU :Jendela Informasi Dunia
Copyright © 2014. DUNIA ILMU - All Rights Reserved